Poto: ketua PBSI Bukittinggi, Andi Putra
BUKITTINGGI – Minggu, 8 Juni 2025 Dunia olahraga Bukittinggi terguncang oleh keputusan mengejutkan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bukittinggi yang resmi mencabut keanggotaan Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Bukittinggi.
Kebijakan ini dituangkan dalam Surat Keputusan Nomor 007 Tahun 2025, tertanggal 31 Mei, dan dinilai berpotensi mengancam masa depan para atlet muda di kota yang dikenal sebagai lumbung prestasi bulutangkis ini.
Ironisnya, pencabutan tidak didasari oleh pelanggaran etika, doping, atau tindakan indisipliner atlet, melainkan persoalan administratif terkait rekomendasi dari pengurus provinsi yang belum tuntas.
Banyak pihak menilai keputusan ini terlalu terburu-buru dan justru menjatuhkan sanksi kepada pihak yang tidak bersalah, yakni para atlet dan pelatih.
“Masalah ini bukan pada atlet, melainkan internal pengurus. Tapi yang dihukum justru anak-anak didik kami,” ujar salah satu pelatih PBSI Bukittinggi dengan nada kecewa. “Ini seperti membakar lumbung hanya karena seekor tikus.”
Upaya Damai Tak Direspons
Dari penelusuran redaksi, PBSI Bukittinggi sempat berinisiatif menyelesaikan polemik ini melalui dialog dan klarifikasi administrasi.
Surat tanggapan atas persoalan SK kepengurusan pun telah dikirimkan kepada KONI. Namun, langkah tersebut tampaknya tidak digubris. KONI tetap bersikukuh mencabut keanggotaan, tanpa memberikan tenggang waktu untuk pembinaan organisasi.
Sejumlah pengamat menyebut keputusan ini sarat kepentingan dan melenceng dari semangat pembinaan olahraga.
“Alih-alih menjadi pembina, KONI justru tampil sebagai algojo,” kata seorang pengamat olahraga Sumatera Barat yang enggan disebut namanya.
Masa Depan Atlet di Ujung Tanduk
Dengan keluarnya PBSI dari KONI, atlet bulutangkis Bukittinggi kehilangan hak untuk bertanding di bawah bendera resmi kota. Ini berarti pintu untuk tampil di ajang regional hingga nasional tertutup bagi puluhan atlet muda berbakat.
“Anak saya lolos seleksi provinsi. Sekarang dia terancam batal tampil hanya karena konflik pengurus. Ini sangat tidak adil,” ujar seorang wali atlet yang enggan disebutkan namanya.
Tak hanya atlet, reputasi Bukittinggi sebagai kota penghasil atlet bulutangkis nasional pun dipertaruhkan. Dalam lima tahun terakhir, PBSI Bukittinggi menyumbangkan banyak medali dan bahkan mengirim wakilnya ke Pelatnas.
Desakan Musyawarah Ulang Menguat
Gelombang protes datang dari berbagai pihak. Tokoh olahraga, aktivis pemuda, hingga anggota DPRD mulai menyerukan perlunya Musyawarah Olahraga Luar Biasa (Musorlub) atau pendekatan alternatif demi menyelamatkan masa depan olahraga bulutangkis di Bukittinggi.
Banyak yang khawatir jika sengketa ini dibiarkan berlarut, bukan hanya atlet yang dirugikan, tetapi juga kepercayaan publik terhadap lembaga pembina olahraga seperti KONI akan tergerus.
KONI dan PBSI Angkat Bicara
Dikonfirmasi Rabu (4/6), Ketua KONI Bukittinggi Hendra Hendarmin didampingi sekretaris dan bendahara menyatakan bahwa pencabutan sudah melalui proses sesuai aturan.
“Kami sudah melayangkan surat dan mengajak berdiskusi. Semua prosedur sudah kami jalankan,” kata Hendra.
Ketua Koordinator Humas KONI, Fadli Reza, saat dihubungi Minggu (8/6) menambahkan bahwa aturan organisasi harus dihormati seperti struktur etalase: berlapis, berjenjang, dan tidak bisa dilompati.
Artinya, Fadli menegaskan, yang bermasalah itu bukan KONI, tapi internal PBSI. Para pihak dalam internal cabor PBSI telah hadir di KONI. KONI hanya bersifat mediasi. Para pihak ada berita acaranya di KONI. Baik pihak andi dan pihak club lainnya.
Sementara itu, Ketua PBSI Bukittinggi Andi Putra menyesalkan pencabutan yang dianggapnya sebagai buah dari miskomunikasi.
“Saya sudah tugaskan sekretaris untuk menyampaikan klarifikasi, tapi tidak ada respons, dan ternyata sekretaris tidak memberi tahu saya,” ujarnya, Sabtu (7/6).
“Daripada atlet yang jadi korban, lebih baik saya yang mundur,” tambah Andi, menyiratkan keprihatinan mendalam.
Catatan Redaksi:
KONI Kota Bukittinggi berhak untuk memberikan klarifikasi atau hak jawab tambahan atas pemberitaan ini. Redaksi membuka ruang selebar-lebarnya demi menjaga keberimbangan dan transparansi informasi.
Penulis: Alex.jr
(Wartawan Muda Bukittinggi)