IMBCNews, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menegaskan komitmennya dalam mendukung pelestarian lingkungan hidup dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Internasional yang jatuh pada 5 Juni 2025.
Tahun ini, peringatan tersebut mengusung tema global “Ending Plastic Pollution” sebagai pengingat bahwa krisis sampah plastik bukan hanya isu global, tetapi juga tanggung jawab bersama—termasuk bagi BNI. Tema ini menjadi momentum penting untuk memperkuat upaya kolektif dalam melawan polusi plastik yang kian mengkhawatirkan.
Dalam Global Risks Report 2025 yang dirilis oleh World Economic Forum, risiko lingkungan menempati posisi teratas sebagai ancaman global dalam sepuluh tahun ke depan. Polusi, peristiwa cuaca ekstrem, dan kerusakan ekosistem disebut sebagai risiko utama, yang menandakan perlunya peran aktif dari berbagai sektor, termasuk industri keuangan, dalam mendorong solusi berkelanjutan. BNI memandang pentingnya kontribusi sektor perbankan dalam menjembatani pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menyampaikan bahwa BNI secara konsisten menjalankan strategi bisnis berkelanjutan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Salah satu inisiatif unggulan adalah BNI GoGreen, bagian dari program BNI Berbagi, yang berfokus pada enam pilar utama, yaitu:
1. Green Carbon Ecosystem (reforestasi hutan)
2. Blue Carbon Ecosystem (reforestasi laut di kawasan pesisir)
3. Endangered Species Conservation
4. Waste Management
5. Renewable Energy
6. Water Stewardship
Selama tiga tahun terakhir, BNI juga aktif dalam berbagai proyek pelestarian lingkungan, seperti reforestasi lahan kritis di Megamendung dan Cijeruk, Kabupaten Bogor, serta rehabilitasi ekosistem mangrove di Teluk Pangpang, Banyuwangi, dan Lembung, Pamekasan.
Proyek-proyek ini tidak hanya memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan keanekaragaman hayati, tetapi juga mendukung kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.
Selain itu, BNI melaksanakan program pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui Pos Pandai di Kota Bogor. Program ini menggabungkan pendekatan teknologi, literasi keuangan, dan pemberdayaan warga untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Sampah anorganik dipilah berdasarkan jenisnya—seperti plastik, logam, kertas, dan beling—untuk kemudian dikelola sebagai aset bernilai ekonomi.
Di lingkungan internal perusahaan, BNI juga telah mengadopsi langkah-langkah pengelolaan limbah secara berkelanjutan melalui penerapan prinsip Zero Waste to Landfill.
Program ini dijalankan dengan pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), antara lain dengan mendorong pegawai memilah sampah sesuai kategori dan menghentikan penggunaan air minum dalam kemasan (AMDK) plastik sekali pakai di lingkungan kerja. Langkah ini menjadi bukti bahwa perubahan nyata dapat dimulai dari dalam organisasi.
Lebih lanjut, Okki menyampaikan bahwa peringatan Hari Lingkungan Hidup Internasional merupakan pengingat bahwa perlindungan lingkungan bukan sekadar kewajiban moral, tetapi juga strategi bisnis jangka panjang yang berorientasi masa depan.
“Kami percaya bahwa perlindungan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi dapat berjalan beriringan. Inilah saatnya semua pihak bergerak bersama demi bumi yang lebih sehat dan berkelanjutan,” tutup Okki.