BUKITTINGGI – Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 menjadi momentum yang sarat makna di Kota Bukittinggi. Lebih dari sekadar memperingati kelahiran semangat nasionalisme lewat Budi Utomo pada 1908, warga kota ini menunjukkan bahwa nilai-nilai perjuangan harus terus hidup dalam bentuk aksi nyata dan kepedulian sosial.
Salah satu wujudnya terlihat jelas pada Selasa, 20 Mei 2025. Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bukittinggi menggelar kegiatan donor darah di UPTD Puskesmas Mandiangin, yang secara khusus mendukung upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Kegiatan ini bukan hanya tentang kebutuhan medis, melainkan juga ajakan untuk membangun budaya peduli di tengah masyarakat.
Dengan tagline unik dan menggelitik: “Jaring Warga untuk Menjadi Calon Pendonor Darah Ibu Hamil Risiko Tinggi “Jangan Marah Besti,” PMI Bukittinggi membawa pesan serius dengan pendekatan yang akrab.
Kegiatan ini sejalan dengan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai bentuk konkret gotong royong dan aksi kemanusiaan.
“Dulu orang berjuang untuk memerdekakan bangsa, sekarang kita berjuang untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan itu. Salah satunya adalah dengan memberikan layanan terbaik untuk masyarakat,” ujar Ketua PMI Bukittinggi, H. Chairunnas, Rabu (21/5/2025).
Chairunnas menekankan bahwa semangat Harkitnas bukan hanya seremoni tahunan. Menurutnya, semangat pengorbanan dan tolong-menolong harus dihidupkan kembali melalui tindakan nyata. Donor darah menjadi simbol modern dari semangat rela berkorban, satu kantong darah bisa menjadi penyelamat satu nyawa.
PMI Bukittinggi sendiri terus memperluas pelayanannya, dari penyediaan ambulans medis dan jenazah, hingga edukasi kemanusiaan. Seluruh program ini dirancang untuk merespons kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks, sekaligus membangun solidaritas sosial lintas generasi.
Ahmad Jais, Kepala Markas PMI Bukittinggi, mengatakan bahwa Harkitnas memberi energi baru bagi seluruh tim PMI untuk bekerja lebih sigap dan manusiawi.
“Kami ingin masyarakat merasa kehadiran PMI itu nyata, bukan sekadar nama,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Bukittinggi, dr. Herijon, M.Kes, menekankan pentingnya menjadikan donor darah sebagai gaya hidup yang sehat sekaligus bentuk kebanggaan nasional.
“Dulu pahlawan mengorbankan darah demi kemerdekaan. Sekarang, kita sumbangkan darah untuk kehidupan. Itu bentuk pengabdian kita,” tegasnya.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Kepala Puskesmas Mandiangin, Masindra Revi Akra Belya.
Ia menegaskan bahwa menyelamatkan nyawa dan membangun budaya peduli adalah esensi dari semangat kebangkitan nasional.
“Ini bukan hanya tentang medis, tapi juga tentang memperkuat gotong royong dan memperluas jangkauan kemanusiaan,” ucapnya.
Momentum Harkitnas ke-117 di Bukittinggi menjadi pengingat bahwa kebangkitan sejati adalah saat kita bergerak bersama, memberi tanpa pamrih, dan menjadikan kemanusiaan sebagai fondasi bangsa yang terus tumbuh dan peduli.
Penulis: Alex.jr
(IMBCNews.com/Bukittinggi)