BUKITTINGGI – Tanah kelahiran Proklamator Bung Hatta kembali menunjukkan kiprah inspiratifnya dalam penguatan nilai-nilai keislaman dan kepedulian sosial.
Sebuah program inovatif bernama Lumbung Tabungan Amal Saleh Kampung Akhirat (Taska) resmi diluncurkan di Mushalla Nurul Iman Jangkak, Kelurahan Campago Ipuh, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan (MKS), pada Minggu pagi, 11 Mei 2025, sesaat setelah salat subuh berjamaah.
Peresmian dilakukan oleh Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, yang menegaskan bahwa program ini sejalan dengan visi “Bukittinggi Gemilang”, khususnya bagian dari gerakan Surau Gemilang yang mendorong peran rumah ibadah sebagai pusat kemajuan spiritual dan sosial masyarakat.
“Taska bukan hanya tempat menabung amal, tetapi juga menjadi wujud kepedulian sosial yang nyata. Program ini menyediakan pinjaman tanpa bunga bagi warga sekitar yang membutuhkan. Ini bentuk solidaritas dan gotong royong yang perlu kita hidupkan kembali,” ungkap Ibnu Asis.
Sebagai upaya membentuk karakter generasi muda, Mushalla Nurul Iman juga menggelar program salat subuh berjamaah selama 40 hari berturut-turut untuk anak-anak. Sebanyak 30 peserta, terdiri dari 22 anak laki-laki dan 8 anak perempuan, mengikuti program ini sejak awal Ramadan lalu.
“Bagi anak-anak yang mampu konsisten hingga hari ke-40, kami siapkan hadiah seperti sepeda dan bingkisan. Ini bagian dari pendidikan karakter dan membangun kecintaan mereka terhadap masjid sejak dini,” tambahnya.
Tokoh masyarakat setempat, Elfianis, menyampaikan apresiasinya atas program Taska. Menurutnya, inisiatif seperti ini patut dicontoh oleh daerah lain.
“Kami berharap program Taska tidak berhenti di sini. Semoga berkembang ke masjid-masjid lain di Bukittinggi dan menjadi gerakan kolektif dalam membangun masyarakat yang lebih peduli, beriman, dan mandiri,” kata Elfianis yang juga merupakan anggota DPRD Bukittinggi.
Ia menambahkan, Ini bukan sekadar tabungan akhirat, tapi juga investasi sosial yang nyata untuk hari ini.
Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, Taska menjadi tonggak baru bagi Bukittinggi dalam membangun peradaban yang berakar pada nilai agama dan sosial, dimulai dari surau-surau kecil yang hidup di tengah masyarakat. (Alex.jr)