SEMANGAT berkuda memanah kian membara di jantung Sumatera Barat. Sabtu sore (3/5), Plt. Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Nasional Pordasi Berkuda Memanah (PBM), Mayor Jenderal TNI Agape Zacharia Dondokambey, meninjau langsung kesiapan Galanggang Lapangan Pacu Kuda Bukik Ambacang, Bukittinggi, lokasi yang ditetapkan sebagai tuan rumah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Horseback Archery Seri III Tahun 2025.
Didampingi oleh Sekretaris Umum PBM Luthfi dan jajaran pengurus lainnya, kehadiran Jenderal Agape bukan sekadar seremonial. Peninjauan yang dilakukan menyasar teknis pengukuran lintasan pacu, kesiapan infrastruktur, dan dukungan lintas sektor, termasuk aspek pendanaan dan kolaborasi dua wilayah administratif.
Nagari Kurai Bukittinggi dan Nagari Gaduik Kabupaten Agam, yang berbagi kepemilikan atas lapangan pacu tertua di Indonesia, berdiri sejak tahun 1849.
“Terpilihnya Sumbar sebagai tuan rumah Kejurnas Horseback Archery 2025 ini berdasarkan Rakernas PBM Januari lalu. Kegiatan ini akan berlangsung pada 29–31 Mei mendatang dengan melibatkan 19 provinsi dan mempertandingkan tiga kategori: Lurus, Circle (40 derajat), dan Oval,” ujar Agape.
Lapangan pacu yang sarat sejarah itu akan menjadi saksi pertarungan keterampilan menunggang kuda sambil membidik sasaran, seni olahraga yang tak hanya menuntut ketangkasan, tetapi juga ketenangan jiwa dan presisi.
Tak heran, olahraga ini pun dikenal sebagai sunnah yang diwariskan sejak masa Rasulullah, menjadikannya tak sekadar kompetisi, melainkan juga laku spiritual.
Menariknya, pada ajang eksibisi PON XXI Aceh-Sumut 2024, Sumatera Barat membuktikan taringnya di kancah nasional dengan torehan 1 medali emas, 1 perak, dan 3 perunggu. Bukti nyata bahwa Ranah Minang bukan pendatang baru dalam kancah berkuda memanah.
Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, menyambut gembira pemilihan kota Jam Gadang sebagai tuan rumah Kejurnas.
“Ini kehormatan besar dan bukti bahwa Bukittinggi siap menjadi destinasi sport tourism unggulan. Pacu kuda bukan sekadar olahraga, tapi juga mesin penggerak ekonomi dan pariwisata lokal,” ujarnya.
Dukungan penuh juga datang dari berbagai unsur, mulai dari KONI Bukittinggi, Dispora, hingga Pengprov dan Pengcab PBM. Jenderal Agape pun menegaskan bahwa Bukittinggi telah 100% siap menyambut kehadiran atlet-atlet terbaik nasional.
“Saya kagum, tak hanya karena kesiapan lapangan dan fasilitas, tapi juga semangat masyarakatnya. Ini bukan hanya Kejurnas, tapi panggung kebangkitan olahraga warisan leluhur,” tutur Agape.
Dengan panjang lintasan 200 meter yang telah terukur secara profesional, Galanggang Bukik Ambacang siap menjadi magnet bagi atlet, wisatawan, dan pecinta budaya.
Sebuah kolaborasi apik antara warisan tradisi, semangat kompetisi, dan visi pembangunan daerah menuju The Dreamland of Sumatera. **