IMBCNEWS Taiwan | “Pendidikan bukanlah mempelajari fakta, melainkan melatih pikiran berpikir.” Bukan oleh seorang filsuf, kalimat ini dilontarkan fisikawan Albert Einstein. Tak mudah dicerna mengingat fisika adalah ilmu murni, yang intinya adalah pembelajaran saklek tentang bagaimana semesta bekerja.
Lantas, bagaimana menyangkutkan kata-kata bapak relativitas itu ke bidang yang ia dalami? Untuk itu, IMBCNews menilik jawabannya di Jurusan Fisika National Taiwan University (NTU).
Didirikan tahun 1946, Jurusan Fisika NTU menjadi institut tertua di Taiwan yang mengadakan pendidikan dan penelitian fisika. Selain program sarjana empat tahun, Institut Fisika, Institut Astrofisika, dan Institut Fisika Terapan didirikan untuk program magister dan doktoral mereka.
Menurut situs webnya, program penelitian jurusan tersebut menekankan pada upaya eksperimental dan teoretis, mencakup fisika materi terkondensasi, fisika energi tinggi, astrofisika, kosmologi, hingga fisika biomedis.
Namun, Jurusan Fisika NTU tidak selalu terpaku pada namanya. Faktanya, untuk dapat lulus, mahasiswa di sana harus memilih kelas di luar jurusan itu – membuat mereka mesti mempelajari hal-hal lain sesuai keinginan dari 58 jurusan sarjana dan 146 institut pascasarjana yang tersedia.
Dalam pameran universitas, Festival Azalea 2025, IMBCNews berkesempatan mewawancarai salah satu mahasiswa Jurusan Fisika NTU yang tengah mempromosikan jurusannya.
Ketika ditanya apa kelebihan yang telah ia rasakan dari jurusannya, yang ia katakan, bukannya dari segi keilmuan fisika, adalah bagaimana ia berkesempatan untuk mempelajari banyak hal lain di luar bidang itu sendiri.
“Perbedaannya dengan jurusan lain, di jurusan fisika kita bisa mempelajari hal-hal yang lebih fundamental … namun jurusan kami juga memiliki banyak ruang kebebasan untuk mempelajari hal-hal yang ingin dipelajari diri sendiri,” ujarnya.
Hal ini senada dengan yang dikatakan seorang profesor di jurusan tersebut, Proty Wu, yang juga memegang jabatan di pemerintahan. Kalimat Einstein tadi menjadi kalimat pamungkasnya dalam pidatonya di acara kelulusan Jurusan Fisika pada Mei.
“Ilmu yang kalian pelajari selama kuliah tidak penting,” kata Wu menginterpretasikan kata-kata Einstein. “Yang penting adalah kalian sudah bertahan hidup,” ujarnya, menambahkan bahwa yang harus dilakukan adalah membangun jalan sendiri, ketimbang terlalu banyak khawatir.
Ia juga mengingatkan orang tua wisudawan yang hadir untuk tidak terlalu mengatur anak-anak mereka, dan membiarkan mereka berjalan dengan arah yang mereka tentukan.
“Jangan ikuti apa yang ramai di pasaran atau ‘aturan’ yang ada, pilihlah apa yang ‘menyentuh’ diri masing-masing,” pungkasnya.
Setelah acara, IMBCNews mengadakan wawancara dengan Wu. Ia mengatakan bahwa NTU dapat menjadi pilihan bagi mahasiswa asing seiring “NTU adalah universitas yang komprehensif.”
“Kami berusaha mendorong perkembangan yang beragam bagi para pemikir muda sehingga sebelum lulus mereka dapat melatih diri mereka tidak hanya sebagai calon saintis, tetapi juga sebagai manusia yang utuh,” kata Wu kepada IMBCNews.
“Lebih penting untuk menjadi orang baik ketimbang menjadi saintis baik … saya berharap orang-orang dengan pikiran yang baik dan cantik untuk datang ke sini,” seperti kata-kata Einstein tadi, ujarnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Jurusan Fisika NTU Shih Ming-feng dalam pidatonya mengingatkan para wisudawan untuk tidak mengejar apa yang ramai di pasaran, melainkan minat diri sendiri.
Hal ini masih sekoridor dengan yang dikatakan Wu, mengingat apa yang dikatakan Shih mengindikasikan bahwa setelah menempuh studi fisika, seseorang tidak harus terpaku di ilmu itu, melainkan dapat beranjak ke mana saja.
“Hidup itu yang penting tidak melakukan hal buruk … hidup kalian bahagia saja sudah cukup,” kata Shih, mengingatkan agar para lulusan Jurusan Fisika memanfaatkan hidup untuk mencoba berbagai pengalaman yang beragam.
Kepala Jurusan Fisika Chang Pao-ti, di sisi lain, menjabarkan bagaimana ada banyak hal yang masih dapat dieksplorasi di bidang fisika dan mengingatkan wisudawan bahwa mereka memiliki ruang untuk membuat berbagai terobosan baru.
“Kalian yang tidak ingin tetap di ‘jalan’ sains juga sangat tidak masalah,” tambahnya. “Karena sebenarnya kebanyakan orang tidak akan berjalan [di bidang sains].”
Melihat langkah pemerintah Taiwan, Dewan Sains dan Teknologi Nasional (NSTC) dalam rencana tahun 2025 mereka menyebutkan bahwa mereka akan menggandeng Academia Sinica dan Kementerian Ekonomi untuk melakukan perencanaan untuk mempercepat pengembangan teknologi kuantum.
Hal ini diarahkan untuk mempersiapkan tata kelola yang diperlukan oleh generasi kuantum masa depan, menjaga posisi terdepan Taiwan dalam industri, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang terbatas dengan menggabungkan talenta untuk merancang jalur pengembangan yang paling sesuai bagi Taiwan, ungkap mereka.
Jurusan Fisika NTU mengatakan bahwa dana penelitian mereka berasal dari partisipasi dalam program penelitian NSTC, proyek Kementerian Pendidikan (MOE), dan proyek nasional lainnya.
Untuk meningkatkan keberagaman dan kedalaman program penelitian mereka, jurusan tersebut mengungkapkan mereka secara aktif merekrut anggota fakultas baru.
Menghadapi tantangan tingkat kelahiran yang rendah di Taiwan dan kebutuhan untuk menjadi lebih internasional, jurusan tersebut juga berupaya merekrut peneliti asing yang unggul dan menarik mahasiswa internasional untuk mendaftar.
Jurusan tersebut juga menyatakan komitmennya untuk menyediakan lebih banyak mata kuliah dalam bahasa Inggris serta membangun program unggulan di komunitas fisika lokal dan internasional, dengan tujuan menjadi institut fisika kelas satu.
Untuk beasiswa bagi mahasiswa asing, selain pihak NTU sendiri, pemerintah Taiwan juga membuka beasiswa baik untuk jenjang S1, S2, maupun S3, yang disediakan melalui MOE.
Penulis: Med-Taiwan