IMBCNews – Jakarta – Delegasi kelompok Hamas, Palestina dilaporkan tiba di Kairo, Jumat lalu (7/3) untuk melakukan negosiasi gencatan senjata tahap ke 2 dengan Israel untuk mengakhiri perang di Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023.
Seorang pejabat Hamas yang tidak bersedi isebutkan identitasnya dikutip AFP (8/3) mengatakan, perundingan kali ini bertujuan untuk memperkuat kesepakatan gencatan senjata yang sebelumnya masih rapuh.
Delegasi Hamas itu bertemu dengan pejabat Mesir, Sabtu (8/3) untuk membahas perkembangan terbaru untuk mengevaluasi kemajuan penerapan perjanjian gencatan senjata tahap pertama serta mendiskusikan tahapan selanjutnya.
Dengan mediator Mesir, delegasi Hamas menegaskan bahwa Israel harus melaksanakan kesepakatan yang sudah ada dan mereka juga menuntut agar negosiasi tahap kedua segera dimulai serta membuka perbatasan Rafah untuk memperlancar distribusi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
“Kelompok Hamas Palestina mengupayakan perjanjian komprehensif yang memastikan gencatan senjata permanen dan menyeluruh,” kata pejabat lainnya.
Ia menjelaskan, dalam tahap kedua, Hamas mengajukan tuntutan berupa penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, penghapusan blokade, serta rekonstruksi wilayah yang terdampak. Selain itu, mereka juga menginginkan dukungan keuangan yang telah disepakati dalam pertemuan puncak Arab di Kairo pekan ini.
Hamas juga menyatakan kesiapannya untuk menegosiasikan pertukaran tahanan guna membebaskan seluruh sandera Israel, termasuk warga negara Amerika Serikat.
Peringatan Presiden Trump
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump memperingatkan warga Gaza, Rabu lalu (5/3), bahwa mereka akan “mati” jika semua sandera yang tersisa tidak segera dibebaskan.
Peringatan Trump muncul setelah pemerintahannya mengonfirmasi bahwa pejabat AS telah melakukan pembicaraan langsung dengan Hamas, dengan fokus pada sandera warga negaranya yang masih ditahan di Gaza.
Sejauh ini, lima warga AS diyakini masih menjadi sandera, empat di antaranya telah dikonfirmasi tewas, sementara satu lainnya, Edan Alexander, diperkirakan masih hidup.
Fase pertama gencatan senjata sejak 19 Januari lalu berakhir pekan lalu, diwarnai pertukaran sandera Israel yang disekap Hamas dengan tahanan Palestina yang berada di sejumlah penjara di Israel.
Israel mengusulkan perpanjangan fase pertama hingga pertengahan April, namun, Hamas bersikeras agar proses segera berlanjut ke tahap kedua, yang seharusnya mengarah pada penghentian perang secara permanen.
Dari 251 sandera yang ditahan Hamas pada serangan 7 Oktober 2023, sebanyak 58 orang masih berada di Gaza, sementara militer Israel menyebut, 34 di antaranya telah tewas, sebaliknya Israel telah membebaskan 600-an warga Palestina yang ditahan di sejumlah penjara Israel.
Bombardemen udara dan serangan darat Israel ke wilayah Gaza pada 8 Okt. 2023, selang sehari setelah serangan Hamas membuat wilayah itu porak poranda, menewaskan lebih 47.000 warga Palestina dan melukai lebih 100-ribu korban.
Sudah terlalu banyak warga sipil terutama perempuan dan anak -anak yang menjadi tumbal selama Perang Gaza, yang jadi peyintas mendambakan perdamaian dan kembali ke kehidupan normal. (imncnews/Theo/sumber diolah:AFP)