IMBC, Jakarta – “Maaf harga cabai lagi mahal, sampai Rp100 .000 per kg, jadi sambalnya sedikit saja ya pak, “ tutur ibu pemilik kedai nasi di bilangan Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan saat penulis minta sambal saat membeli sayuran dan ikan goreng untuk dibawa pulang.
Yang namanya orang Indonesia, dari suku apa pun, pasti merasa kehilangan, jika makan nasi dan lauk tidak ditemani sambal, walau bedanya ada suku tertentu yang suka sambal pedas, ada juga yang suka tidak terlalu pedas, baik disebabkan soal selera mau pun daya tahan atau kesehatan lambung masing-masing.
BPS mencatat harga cabai rawit merah mengalami kenaikan pekan terakhir tahun 2024 ini, naik 3,58 persen menjadi Rp 45.281 per kilogram dibandingkan pekan sebelumnya disebabkan kekeringan pada musim panen lalu di 181 daerah.
Namun demikian, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pasokan cabai rawit merah bulan ini dalam keadaan cukup, dan kenaikan harga saat ini terjadi karena permintaan yang tinggi menjelang tahun baru.
“Neraca Desember, 90.000 ton produksi bulanan, kebutuhan 83.000 ton, artinya ada kelebihan pasokan 6.000an ton. Kalau ini naik betul-betul, (sebelumnya) 7 kali cabai rawit deflasi,” kata Staf Ahli Menteri Bidang Investasi Pertanian Suwandi dalam rapat koordinasi Inflasi dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin (30/12).
Meski pasokan diklaim aman, kondisi pertanian cabai rawit merah di beberapa daerah mengalami masalah. Suwandi menyebut seperti di Sulawesi Selatan terjadi banjir serta beberapa daerah lainnya mengalami serangan hama penyakit
“Serangan hama penyakit, Banjarnegara, Bandung, Magelang, Lombok Timur. Ini kita jaga agar panen Januari tidak merosot, kita amankan produksi,” ujarnya.
Sementara untuk cabai merah besar juga disebut mengalami kenaikan harga sebesar 14%. Namun, menurutnya pasokan bulanan mencukupi yakni 94.000 ton dengan konsumsi 82.000 ton.
“Tetapi kisarannya (kenaikan harga) masih di HAP (harga acuan pembelian),” ujarnya.
Dikutip dari Panel Harga Pangan Nasional, harga cabai rawit merah rata-rata nasional hari ini Rp 58.600/kg, kemudian harga cabai merah keriting Rp 49.820/kg.
Adapun harga acuan pembelian (HAP) cabai rawit merah di tingkat konsumen Rp 40.000-Rp 57.000/kg. HAP cabai merah keriting Rp 37.000-Rp 55.000/kg.
Selain kekeringan di saat musim kemarau, hujan juga membuat produksi cabai turun karena cabe yang hendak dipetik busuk, selaina aitu kenaikan cabai saat ini juga disebabkan naiknya permintaan menjelang Natal dan Tahun baru 2025.
Relatif lamanya durasi tanaman cabai dibandingkan dengan tanaman horikultura lainya juga menjadi salah satu faktor terjadi lonjakan harga pada saat di luar masa panen.
Namun demikian, melambungnya harga cabai sampai jauh di atas daya beli masyrakat bisa dibilang juga akibat kegagalan kebijaksanan pertanian, termasuk program penelitian untuk mendapatkan varietas cabai unggul, juga program intensifikasi dan ektensifikasi areal panen serta penanganan pasca panen.
Logikanya, di lahan-lahan sempit kawasan pemukiman pun, jika hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, untuk memenuhi kebutuhan cabai rasanya tidak sult sulit amat.
Tinggal niat dan political will saja yang harus dipacu! imcb/theo – sumber diolah