IMBCNEWS Jakarta | Indonesia mengutuk pembantaian ratusan orang di rumah sakit Kamal Adwan oleh Rezim Zionis Israel. Mayat para korban tergeletak di halaman rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahya di Jalur Gaza utara, menyusul serangan Israel yang dilaporkan menghantam kompleks medis tersebut, 6 Desember 2024.
Indonesia mengecam keras pengeboman dan penyerangan militer Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara yang mengharuskan evakuasi tim MER-C.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI), di dalam platform medsos X, Sabtu, menyebutkan bahwa serangan Israel tersebut memaksa tim medis Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) Indonesia untuk meninggalkan fasilitas kesehatan tersebut.
Serangan itu merupakan bagian dari agresi Israel yang menyasar fasilitas sipil yang merupakan pelanggaran serius terhadap Hukum Humaniter Internasional dan Hukum HAM Internasional.
Terkait hal itu, Indonesia mendesak komunitas internasional agar meningkatkan tekanan kepada Israel untuk segera menghentikan semua kekerasan dan mematuhi semua kewajiban internasionalnya, termasuk memastikan perlindungan bagi warga sipil dan pekerja kemanusiaan.
Sebagaimana diwartakan, Kemlu RI terus berkoordinasi dengan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) terkait keberadaan dan keselamatan tim medis mereka di Gaza, yang saat ini telah tiba dengan selamat di Public Aid Hospital Gaza.
“Enam tenaga medis MER-C saat ini telah tiba dengan selamat di Public Aid Hospital di Gaza dan melanjutkan tugas kemanusiaan di fasilitas kesehatan tersebut,” kata Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Judha mengatakan melalui koordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tim medis MER-C ditempatkan di Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia di Gaza Utara sejak 1 Desember. Selanjutnya, kata Judha, tim medis MER-C diminta meninggalkan RS Kamal Adwan pada Jumat (6/12).
Serangan militer terhadap Kamal Adwan terjadi beberapa hari setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tim medis darurat telah tiba di sana untuk pertama kalinya dalam 60 hari.
Beit Lahia —
Direktur rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara dan badan pertahanan sipil wilayah tersebut mengatakan Israel melakukan beberapa serangan pada Jumat (6/12). Serangan itu menghantam fasilitas rumah sakit, salah satu pusat kesehatan terakhir yang masih berfungsi di daerah tersebut.
“Terjadi serangkaian serangan udara di sisi utara dan barat rumah sakit, disertai tembakan langsung dan intens,” kata Hossam Abu Safieh. Empat anggota staf tewas dan tidak ada dokter bedah lagi yang bekerja di lokasi tersebut, imbuhnya.
Militer Israel belum menanggapi permintaan AFP untuk mengomentari serangan tersebut.
Mahmud Bassal, juru bicara pertahanan sipil Gaza, mengatakan kepada AFP pada Jumat (6/12) pagi, bahwa militer Israel memasuki rumah sakit Kamal Adwan, mengevakuasi pasien, dan menangkap beberapa warga Palestina.
Kota Beit Lahia telah menjadi lokasi operasi militer Israel yang intens selama dua bulan terakhir. Serangan ini meningkat dalam beberapa hari terakhir, memaksa ribuan orang mengungsi di tengah pemboman, kata badan pertahanan sipil.
Tentara Israel telah menyerbu Kamal Adwan beberapa kali sejak dimulainya perang hampir 14 bulan lalu. Direktur unit perawatan intensif rumah sakit tersebut, Ahmad al-Kahlut, dilaporkan tewas dalam serangan udara akhir bulan lalu.
Dengan sedikit atau tidak ada bantuan yang mencapai Kamal Adwan sejak dimulainya operasi Israel di ujung utara Gaza pada awal Oktober, rumah sakit telah kehabisan sebagian besar persediaan, termasuk bahan bakar.
Tentara Israel mengatakan operasinya di utara bertujuan untuk mencegah militan Hamas berkumpul kembali di sana.
Kelompok hak asasi manusia menuduhnya mengejar rencana untuk mengevakuasi atau membuat kelaparan semua orang yang tersisa di sana, yang dibantahnya.
Juru bicara pemerintah Israel David Mencer mengatakan pada Kamis (5/12) bahwa penduduk di wilayah utara tidak akan diizinkan untuk kembali ke sana, selama operasi militer masih berlangsung.
Perang di Gaza dipicu oleh serangan mendadak Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 yang mengakibatkan kematian 1.208 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan data resmi.
Hamas dan Hizbullah telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, dan negara-negara lain.
Kampanye militer balasan Israel di Gaza telah mengakibatkan sedikitnya 44.580 kematian, sebagian besar warga sipil, menurut data dari kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut, yang dianggap dapat diandalkan oleh PBB.
imbcnew/voa ind/Ant/diolah/