IMBCNews, Karawang | Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungnya sejak awal Mei, trennya cenderung naik dan menjadi ancaman kesehatan warga, khususnya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Sekurangnya, dalam dua pekan ini sudah tercatat, ada sekitar 500 orang penderita yang terserang wabah tersebut; Di antaranya, terdapati juga penderita yang meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan dr Endang Suryadi mengungkapkan hal itu di hadapan awak media, seusai ia mengikuti olah raga di Plaza Pemkab Karawang, Jumat (16/5). Ia menjelaskan, kasus wabah DBD dan Chikungunya telah menyebabkan korban meninggal dunia.
“Tren sekarang lagi naik. Salah satu penyebab DBD adalah cuaca. Seharusnya, bulan Mei sudah masuk musim kemarau. Namun, kenyataannya, intensitas hujan masih tinggi; BMKG sampai bilang saat sekarang ini kemarau yang basah,” sebut Endang Suryadi.
Ia menjelaskan, situasi cuaca yang hujan telah menyebabkan air menggenang di banyak tempat. Genangan air, berpotensi menjadi sarang ideal bagi nyamuk Aedes Aegypti untuk berkembang biak.
“Nyamuk tersebut dapat menjadi menyebab DBD dan Chikungunya. Ini yang menjadi salah satu penyebab naiknya tren BDB dan Chikungunya di masyarakat,” jelasnya, seraya menambahkan bahwa Chikungnya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes.
Endang Suryadi menambahkan, hendaknya semua pihak menyadari makna penting menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing. Hal ini sebagai langkah awal untuk penencegahan,” tutur dia.
Lebih lanjut Endang Suryadi menyerankan, agar masyarakat bersikap aktif menjaga kebersihan lingkungan.
“Mulai dari rumah sendiri dan sekitarnya. Terutama, menghilangkan genangan air dan barang-barang yang dapat menampung air hujan; Sebab, bisa saja jadi tempat persembunyian nyamuk hingga berkembang biak,” saran dan tutupnya. (SDM/HMD-asy1605: lpt/lpg)