MBCNews Taiwan|Taiwan menghasilkan sekitar 1,35 juta ton sampah dapur per tahun, dengan rata-rata setiap orang menghasilkan 96 kilogram. Sampah dapur ini setara dengan lima puluh ribu gedung Taipei 101, menjadikan pemborosan makanan dan penanganan sampah dapur sebagai masalah besar. Kementerian Lingkungan berencana mendirikan pabrik energi biomassa dari sampah dapur serta fasilitas untuk mengolah sampah dapur dan kotoran ternak guna menghasilkan biogas dan meningkatkan energi hijau.
Namun, pendirian fasilitas ini menghadapi tantangan besar, terutama penolakan dari masyarakat. Misalnya, saat pemilihan lokasi di New Taipei, terjadi penolakan yang kuat, sehingga hanya Taichung dan Taoyuan yang telah mendirikan pabrik tersebut. Dalam jangka pendek, sulit menjadikan fasilitas ini sebagai sumber energi hijau utama.
Laporan global tahun 2021 dari Program Lingkungan PBB menunjukkan bahwa Taiwan membuang sampah dapur sebesar 96 kilogram per orang per tahun, lebih tinggi 20% dibandingkan Jepang dan Korea Selatan. Ini menunjukkan bahwa pemborosan makanan di Taiwan masih menjadi masalah serius dibandingkan negara-negara Asia lainnya.
Namun, Biro Lingkungan mencatat bahwa pada tahun 2020, persentase sampah dapur rumah tangga telah turun menjadi 15,8%, yang merupakan tingkat terendah sepanjang sejarah. Ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang pemborosan makanan meningkat, serta adanya tren penurunan jumlah sampah dapur yang didaur ulang.
Mantan Direktur Biro Lingkungan Kota Taipei, Liu Ming-long, menyarankan bahwa daripada mendirikan pabrik energi biomassa, lebih baik memperbaiki pabrik pembakaran sampah yang sudah tua dan menggabungkannya dengan pembangkit energi biomassa. Dengan cara ini, Taiwan bisa menciptakan kawasan sirkulasi energi hijau tanpa menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitar.
Penulis: Med-Taiwan MBCNews Taiwan|Taiwan menghasilkan sekitar 1,35 juta ton sampah dapur per tahun, dengan rata-rata setiap orang menghasilkan 96 kilogram. Sampah dapur ini setara dengan lima puluh ribu gedung Taipei 101, menjadikan pemborosan makanan dan penanganan sampah dapur sebagai masalah besar. Kementerian Lingkungan berencana mendirikan pabrik energi biomassa dari sampah dapur serta fasilitas untuk mengolah sampah dapur dan kotoran ternak guna menghasilkan biogas dan meningkatkan energi hijau.
Namun, pendirian fasilitas ini menghadapi tantangan besar, terutama penolakan dari masyarakat. Misalnya, saat pemilihan lokasi di New Taipei, terjadi penolakan yang kuat, sehingga hanya Taichung dan Taoyuan yang telah mendirikan pabrik tersebut. Dalam jangka pendek, sulit menjadikan fasilitas ini sebagai sumber energi hijau utama.
Laporan global tahun 2021 dari Program Lingkungan PBB menunjukkan bahwa Taiwan membuang sampah dapur sebesar 96 kilogram per orang per tahun, lebih tinggi 20% dibandingkan Jepang dan Korea Selatan. Ini menunjukkan bahwa pemborosan makanan di Taiwan masih menjadi masalah serius dibandingkan negara-negara Asia lainnya.
Namun, Biro Lingkungan mencatat bahwa pada tahun 2020, persentase sampah dapur rumah tangga telah turun menjadi 15,8%, yang merupakan tingkat terendah sepanjang sejarah. Ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang pemborosan makanan meningkat, serta adanya tren penurunan jumlah sampah dapur yang didaur ulang.
Mantan Direktur Biro Lingkungan Kota Taipei, Liu Ming-long, menyarankan bahwa daripada mendirikan pabrik energi biomassa, lebih baik memperbaiki pabrik pembakaran sampah yang sudah tua dan menggabungkannya dengan pembangkit energi biomassa. Dengan cara ini, Taiwan bisa menciptakan kawasan sirkulasi energi hijau tanpa menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitar.
Penulis: Med-Taiwan
Namun, pendirian fasilitas ini menghadapi tantangan besar, terutama penolakan dari masyarakat. Misalnya, saat pemilihan lokasi di New Taipei, terjadi penolakan yang kuat, sehingga hanya Taichung dan Taoyuan yang telah mendirikan pabrik tersebut. Dalam jangka pendek, sulit menjadikan fasilitas ini sebagai sumber energi hijau utama.
Laporan global tahun 2021 dari Program Lingkungan PBB menunjukkan bahwa Taiwan membuang sampah dapur sebesar 96 kilogram per orang per tahun, lebih tinggi 20% dibandingkan Jepang dan Korea Selatan. Ini menunjukkan bahwa pemborosan makanan di Taiwan masih menjadi masalah serius dibandingkan negara-negara Asia lainnya.
Namun, Biro Lingkungan mencatat bahwa pada tahun 2020, persentase sampah dapur rumah tangga telah turun menjadi 15,8%, yang merupakan tingkat terendah sepanjang sejarah. Ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang pemborosan makanan meningkat, serta adanya tren penurunan jumlah sampah dapur yang didaur ulang.
Mantan Direktur Biro Lingkungan Kota Taipei, Liu Ming-long, menyarankan bahwa daripada mendirikan pabrik energi biomassa, lebih baik memperbaiki pabrik pembakaran sampah yang sudah tua dan menggabungkannya dengan pembangkit energi biomassa. Dengan cara ini, Taiwan bisa menciptakan kawasan sirkulasi energi hijau tanpa menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitar.
Penulis: Med-Taiwan MBCNews Taiwan|Taiwan menghasilkan sekitar 1,35 juta ton sampah dapur per tahun, dengan rata-rata setiap orang menghasilkan 96 kilogram. Sampah dapur ini setara dengan lima puluh ribu gedung Taipei 101, menjadikan pemborosan makanan dan penanganan sampah dapur sebagai masalah besar. Kementerian Lingkungan berencana mendirikan pabrik energi biomassa dari sampah dapur serta fasilitas untuk mengolah sampah dapur dan kotoran ternak guna menghasilkan biogas dan meningkatkan energi hijau.
Namun, pendirian fasilitas ini menghadapi tantangan besar, terutama penolakan dari masyarakat. Misalnya, saat pemilihan lokasi di New Taipei, terjadi penolakan yang kuat, sehingga hanya Taichung dan Taoyuan yang telah mendirikan pabrik tersebut. Dalam jangka pendek, sulit menjadikan fasilitas ini sebagai sumber energi hijau utama.
Laporan global tahun 2021 dari Program Lingkungan PBB menunjukkan bahwa Taiwan membuang sampah dapur sebesar 96 kilogram per orang per tahun, lebih tinggi 20% dibandingkan Jepang dan Korea Selatan. Ini menunjukkan bahwa pemborosan makanan di Taiwan masih menjadi masalah serius dibandingkan negara-negara Asia lainnya.
Namun, Biro Lingkungan mencatat bahwa pada tahun 2020, persentase sampah dapur rumah tangga telah turun menjadi 15,8%, yang merupakan tingkat terendah sepanjang sejarah. Ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang pemborosan makanan meningkat, serta adanya tren penurunan jumlah sampah dapur yang didaur ulang.
Mantan Direktur Biro Lingkungan Kota Taipei, Liu Ming-long, menyarankan bahwa daripada mendirikan pabrik energi biomassa, lebih baik memperbaiki pabrik pembakaran sampah yang sudah tua dan menggabungkannya dengan pembangkit energi biomassa. Dengan cara ini, Taiwan bisa menciptakan kawasan sirkulasi energi hijau tanpa menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitar.
Penulis: Med-Taiwan