IMBCNews – JAKARTA – LEE Jae-myung resmi terpilih sebagai presiden baru Korea Selatan dalam pilpres dadakan yang digelar, Selasa 3 Juni akibat pemakzulan mantan Presiden Yoon Suk Yeol atas upaya darurat militer yang gagal diberlakukannya.
“Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nasional dengan ini mendeklarasikan Lee Jae-myung dari Partai Demokrat sebagai presiden terpilih,” kata Ketua KPU Korsel Roh Tae-ak, Kamis dini hari pagi (5/6) seperti dilaporkan AFP.
Lee mengalahkan saingannya dari People Power Party (PPP) Kim Moon-soo dan berdasarkan angka resmi KPU Nasional dari 96,74 persen dari total surat suara yang masuk, secara matematis mustahil bagi Kim untuk mengejarnya.
Hingga Kamis dini hari pukul 02.30 waktu setempat, Lee telah meraup 48,8 persen suara yang telah dihitung, tinggal 2,18 juta suara lagi masih tersisa.
Kemenangan ini menjadi puncak perjalanan panjang Lee yang memulai kariernya dari bawah sebagai buruh pabrik, hingga menduduki jabatan tertinggi di negeri ginseng itu.
Kemenangan Lee menandai titik balik karier politiknya yang sempat goyah oleh berbagai kasus hukum, termasuk tuduhan korup dan penyalahgunaan kekuasaan, namun krisis konstitusional pada Desember 2024 mengubah arah politik Korsel dan membawa keberuntungannya.
Licinkan jalan Lee
Kegagalan Presiden Yoon Suk Yeol dalam menerapkan darurat militer memicu gejolak politik yang akhirnya membuka jalan bagi Lee untuk meraih simpati publik.
Dalam kurun waktu enam bulan, dukungan terhadap Lee meningkat pesat. Ia pun menjadi kandidat unggulan dari Partai Demokrat liberal, menggantikan statusnya yang semula diragukan menjadi sosok yang diunggulkan.
Lee dikenal sebagai sosok pekerja keras dengan latar belakang sebagai buruh pabrik, merepresentasikan kelas pekerja yang sering kali merasa terpinggirkan dari panggung politik.
Di tengah masa kampanye, Lee mengubah pendekatannya dan mulai menekankan pentingnya relasi kokoh dengan AS dan menunjukkan dukungan bagi pelaku bisnis besar, terutama menjelang negosiasi dengan Presiden AS Donald Trump.
Lee Jae-myung yang lahir pada 8 Desember 1963 di sebuah desa pegunungan di Andong, Provinsi Gyeongsang Utara adalah anak kelima dari tujuh bersaudara dan tumbuh dalam kondisi ekonomi yang sulit.
Di usia 13 tahun, ia mengalami kecelakaan kerja saat menjadi buruh pabrik, yang menyebabkan cedera permanen pada lengannya akibat mesin press. Meski sempat membolos sekolah untuk membantu keluarganya,
Lee berhasil menyelesaikan pendidikan dan meraih
beasiswa penuh untuk belajar hukum dan lulus ujian pengacara pada 1986.
Menikah 1992
Lee menikah dengan Kim Hye-kyung pada 1992 dan dikaruniai dua orang anak dan sebelum terjun ke dunia politik, Lee bekerja sebagai pengacara HAM selama hampir dua dekade.
Ia kemudian bergabung dengan Partai Uri, cikal bakal Partai Demokrat Korea pada 2005. Pada 2010, Lee terpilih sebagai Wali Kota Seongnam dan dikenal publik berkat kebijakan kesejahteraan gratis yang ia terapkan.
Delapan tahun kemudian, ia menjabat sebagai Gubernur Provinsi Gyeonggi, wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak di Korea Selatan.
Kepemimpinannya selama pandemi Covid-19 mendapat pujian, terutama desakannya kepada pemerintah pusat untuk memberikan bantuan kepada seluruh warga.
Pada Pemilu Presiden 2022, Lee sempat maju sebagai capres, namun kalah tipis dengan selisih 0,76 poin dan setahun kemudian, terpilih jadi ketua Partai Demokrat.
Lee Jae-myung siap memulai babak baru dalam sejarah kepemimpinan Korsel, membawa harapan bagi kelas pekerja dan kelompok marjinal yang selama ini merasa tidak terwakili di kancah politik nasional. (imbcnews/Theo/sumber diolah: AFP/ns)