
IMBCNews – JAKARTA – MUSIK ternyata bukan hanya milik manusia, karena dari hasil beberapa dekade penelitian oleh para peneliti dan pengamat hewan, terungkap, sejumlah spesies menunjukkan respons emosional pada musik.
Kompas.com mengutip earth.com (25/5) mengungkapkan, alunan musik yang lembut menjadi terapi yang ampuh bagi sejumlah hewan peliharaan seperti anjing dan kucing, hingga gajah dan burung.
Dr. Katrina Meinkoth dari Oklahoma State University berbagi pengalamannya saat mencoba memutarkan musik lembut untuk anjing peliharaannya yang cemas.
Hasilnya mengejutkan. Anjing terlihat lebih tenang, tampak tidak gelisah lagi, tidak lagi mondar-mandir.
Temuannya didukung studi University of Glasgow (2017), yang menunjukkan bahwa musik tertentu dapat menurunkan kadar hormon stres (kortisol) dan menstabilkan variabilitas detak jantung pada anjing.
Sementara itu, studi terdahulu dari Queen’s University (QU) di Belfast menunjukkan bahwa musik klasik lembut menurunkan intensitas gonggongan dan meningkatkan ketenangan anjing yang dikandangkan.
Ternyata tidak hanya anjing. Hewan lain seperti burung, kucing, bahkan sapi dan babi juga merespons musik dengan cara yang tak kalah menarik.
Burung beo dan parkit, misalnya, kerap menganggukkan kepala atau menjadi lebih waspada saat mendengar nada-nada tertentu.
Sementara itu, sapi perah yang mendengar melodi menenangkan dikabarkan menghasilkan lebih banyak susu.
Suara latar yang konsisten dan lembut juga membantu menenangkan hewan penampungan dan memudahkan rutinitas staf.
Untuk babi, musik dengan volume sedang bisa menarik perhatian mereka, meski irama yang terlalu cepat justru membuat mereka gelisah.
Merespons positif
Sedangkan studi University of Sydney menyoroti bahwa hewan tampaknya lebih merespons positif terhadap nada rendah dan tempo lambat. Karakteristik ini serupa dengan panggilan alami antar sesama hewan dan dapat menstabilkan emosi mereka.
Dalam studi pada gajah di kebun binatang, musik klasik lembut terbukti mengurangi gerakan berulang yang menandakan stres.
Musik juga dapat membantu mengalihkan perhatian hewan dari suara pengunjung yang keras, asalkan volumenya tidak berlebihan. “Musik dengan volume tinggi justru bisa membuat hewan panik,” ungkap para ahli. Nada keras dapat menutupi suara-suara penting seperti panggilan hewan lain atau instruksi dari penjaga. Oleh karena itu, menjaga tingkat suara yang seimbang sangat penting untuk menciptakan suasana yang kondusif.
Di medsos, tak sedikit video memperlihatkan hewan seperti kucing, kuda, rusa liar, hingga gajah yang terlihat tenang atau penasaran ketika seseorang memainkan alat musik secara langsung, entah itu gitar, biola, atau seruling.
Meski bersifat anekdotal, fenomena ini memperlihatkan daya tarik hewan terhadap musik yang mungkin jauh lebih kompleks daripada yang kita duga.
Respons seperti mendekat perlahan atau menunjukkan bahasa tubuh santai menandakan bahwa musik live mungkin memberi pengaruh positif yang nyata.
Namun ternyata tidak semua hewan merespons musik buatan manusia. Untuk itu, ilmuwan menciptakan “musik spesifik spesies” yang menyesuaikan frekuensi suara khas hewan tersebut.
Selera musik hewan
Sementara itu, Peneliti dari University of Wisconsin-Madison, menemukan, kucing jauh lebih tertarik pada musik yang disesuaikan dengan suara mereka sendiri dibandingkan musik klasik biasa.
Paparan bertahap juga disarankan. Musik diputar dalam durasi pendek dan volume sedang, sambil diperhatikan, apakah hewan menjadi lebih tenang atau justru stres.
Tanda-tanda seperti terengah, kaku, atau menjauh bisa menunjukkan bahwa musik tersebut tidak cocok.
Melodi sebagai terapi emosional bukan solusi segalanya, namun bisa menjadi alat bantu penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih nyaman bagi hewan, terutama di situasi yang penuh tekanan seperti badai, kunjungan dokter hewan, atau saat ditinggal pemiliknya.
“Pemilik bisa mencoba musik klasik, reggae, atau musik yang memang dirancang khusus untuk hewan,” saran para ahli perilaku hewan.
Beberapa peternak bahkan memutar playlist berbeda setiap minggu agar hewan tidak bosan dan bagi hewan liar yang berada di suaka atau penangkaran, musik pendek akan menekan kejenuhan dan membantu proses pemberian makan atau pemeriksaan medis.
Kesimpulannya, musik memang tidak menyelesaikan semua masalah, tapi bisa membawa perubahan nyata bagi keseharian makhluk hidup. Baik hewan peliharaan, ternak, maupun hewan eksotis menunjukkan respons yang berbeda-beda, namun benang merahnya adalah peningkatan kenyamanan saat nada yang tepat diperdengarkan.
Kuncinya adalah mendengarkan sinyal dari hewan itu sendiri. Melalui eksperimen dan pengamatan, siapa sangka, musik bisa menjadi bahasa universal dalam relasi antara manusia dan mereka.
Ke depannya, alunan musik yang lembut mungkin bisa diperdengarkan pada hewan-hewan qurban yang akan disembelih sehingga mengurangi stres menjelang kematian? (imbcnews/Theo/sumber diolah: kompas.com/earth.com)



