Poto: Kepala dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Kota Bukittinggi, Mihandrik, S,.STP beserta istri
IMBCNews.com – Tanggal 9 Dzulhijjah (Hari Arafah) akan jatuh pada tanggal 5 Juni 2025 dan tanggal 10 Dzulhijjah (Idul Adha) akan jatuh pada tanggal 6 Juni 2025. Setiap tahun jutaan umat Muslim dari berbagai penjuru dunia akan berkumpul di satu titik suci di muka bumi, Padang Arafah.
Di sinilah puncak ibadah haji berlangsung, dalam prosesi sakral yang disebut wukuf di Arafah. Dengan pakaian ihram yang sederhana melekat larangannya, para jamaah berdiri sejajar tanpa memandang status, suku, atau bangsa, semua tunduk dan larut dalam kekhusyukan lantunan doa.
Wukuf bukan sekadar berdiam diri. Ini adalah momen kontemplasi terdalam, saat langit Arafah menjadi saksi bisu rintihan, harapan, dan permohonan umat yang datang dengan hati terbuka.
Sejak tergelincirnya matahari hingga terbenam, para jamaah memperbanyak dzikir, membaca Al-Quran, dan menengadahkan tangan dalam doa yang mungkin belum pernah seintens ini dipanjatkan sebelumnya.
Dihubungi oleh IMBCNews.com langsung dari Arafah, Kepala Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Kota Bukittinggi, Mihandrik, SSTP, M.Si menyampaikan haru dan kekagumannya. Meski dalam kondisi beribadah, ia menyempatkan diri memberi kesaksian:
“Sungguh mengharukan menyaksikan antusiasme jamaah haji yang begitu besar. Mereka datang dari berbagai penjuru dunia disertai niat tulus, bersatu dalam satu tujuan; menunaikan rukun Islam kelima. Semoga setiap langkah dan ibadah kami diterima Allah SWT,” ujar Mihandrik.
Ia menambahkan, saat ini suhu di Arafah mencapai 39 derajat Celsius, namun hal itu tak menyurutkan semangat jamaah. Justru cuaca panas menjadi saksi betapa kuatnya tekad para tamu Allah.
Lebih dari sekadar ritual, wukuf adalah perjumpaan spiritual antara manusia dan Tuhannya. Arafah adalah tempat yang diyakini mustajab untuk berdoa, tak sedikit jamaah yang menyampaikan hajat hidup mereka di sini, memohon ampun, keselamatan keluarga, hingga harapan akan dunia yang lebih damai.
Malam harinya masih 9 Dzulhijah, kami bergerak ke Muzdalifah untuk mabit di Mina, bermalam dan melanjutkan dzikir. Di sinilah kami mengumpulkan kerikil sebagai persiapan untuk ritual lempar jumrah ula dan husta di Mina esok hari.
Dalam suasana yang penuh khidmat, wukuf di Arafah mengingatkan kita semua bahwa hakikat kehidupan bukanlah tentang dunia yang gemerlap, melainkan tentang kepulangan. Kepulangan kepada Tuhan, kepada niat yang murni, kepada jiwa yang bersih.
Dan di Padang Arafah, jutaan jiwa telah memulai langkah itu bersama-sama, dalam damai.
Penulis: Alex.jr
(Bukittinggi, Jumat, 30 mai 2025)