BUKITTINGGI – Di balik megahnya Jam Gadang, berdiri sebuah warisan sejarah yang tak lekang dimakan zaman: Pasar Bawah Bukittinggi.
Sejak 1858, pasar ini menjadi denyut nadi kehidupan kota, tempat warga menggantungkan hidup dan wisatawan menemukan denyut budaya Minangkabau yang otentik.
Kini, pasar legendaris ini bersiap menyongsong masa depan yang lebih modern tanpa kehilangan jati dirinya. Sabtu petang (3/5/2025), Kota Bukittinggi kembali mendapat sorotan nasional.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dody Hanggodo, bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat serta Anggota DPR RI Andre Rosiade, meninjau langsung lokasi Pasar Bawah.
Mereka disambut hangat oleh Wali Kota Ramlan Nurmatias, yang menyebut kunjungan ini sebagai “bukti nyata perhatian pusat terhadap kemajuan Bukittinggi.”
“Ini menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus membangun kota yang berdaya saing, tapi tetap berpijak pada sejarah dan budaya,” ujar Ramlan.
Pasar Bawah bukan sekadar tempat transaksi jual beli, ia adalah cerita panjang tentang perjuangan dan pertumbuhan. Dulu, tanah pasar ini diserahkan oleh penghulu Kurai kepada pemerintah kolonial untuk menjadi pusat perdagangan.
Seiring waktu, ia berkembang menjadi simpul ekonomi rakyat dan magnet wisata, menawarkan segalanya dari hasil bumi hingga oleh-oleh khas Minang.
Kini, dengan proyek revitalisasi senilai Rp431,75 miliar, Pasar Bawah akan dirombak menjadi dua blok modern. Blok A dan Blok B masing-masing akan memiliki tiga lantai dan satu basement, menyediakan ruang usaha bagi lebih dari 2.100 pedagang. Namun, desain baru pasar ini tetap akan menjaga nuansa tradisional yang menjadi ciri khas Bukittinggi.
Bagi Andre Rosiade, revitalisasi ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi tanggung jawab moril. “Kami di pusat akan terus mengawal percepatan pembangunan di Sumbar. Ini investasi untuk masa depan rakyat kita,” ujarnya.
Revitalisasi ini bukan hanya menjanjikan wajah baru bagi pasar, tetapi juga solusi konkret atas kemacetan dan kesemrawutan yang selama ini membayangi pusat kota.
Lebih dari itu, proyek ini akan memperkuat posisi Bukittinggi sebagai kota perdagangan tradisional dan destinasi wisata unggulan di Sumatera Barat.
Ketika bangunan baru nanti berdiri megah, denyut sejarah tetap akan mengalir di setiap lorongnya. Pasar Bawah akan tetap menjadi tempat pertemuan budaya, ekonomi, dan harapan, menjadi saksi bahwa tradisi dan kemajuan bisa berjalan berdampingan. **