Pressing agresif dari pemain Indonesia betujuan untuk mencegah build-up Jepang yang membutuhkan ruang untuk bergerak dan passing.
IMCNews, Jakarta | Adu taktik dua pelatih yaitu Shin Tae-yong (Indonesia) dan Hajime Moriyasu (Jepang) segera tersaji di lapangan hijau, Jumat (15/11/2014) malam. Pelatih Jepang tersebut, pada akhir-akhir ini mengandalkan pakem formasi tiga bek, sebagai mana yang telah lama digunakan oleh Shin.
Jika Shin sudah mengandalkan formasi tiga bek sejak lama, maka Moriyasu baru mencobanya dalam enam pertandingan terakhir mereka. Kabar buruknya bagi Indonesia, enam pertandingan terakhir itu disapu bersih oleh Jepang dengan kemenangan.
Formasi itu membuat Samurai Biru tampil lebih stabil baik dalam transisi positif saat menyerang atau transisi negatif saat bertahan. Hasilnya, 25 gol berhasil mereka ciptakan dan hanya kebobolan satu gol, itu pun melalui gol bunuh diri dari Shogo Taniguchi.
Moriyasu menggunakan pakem baru untuk Jepang ini setelah ia menemukan celah yang mudah ditembus lawan selama di Piala Asia 2023. Di pentas sepak bola terbesar Asia itu, Jepang yang masih menggunakan formasi empat bek menelan dua kekalahan dari lima pertandingan.
Sebanyak 12 gol mereka ciptakan dan kebobolan sebanyak tujuh kali. Bahkan, melawan Vietnam, tim yang dikalahkan Indonesia tiga kali dengan catatan clean sheets pada tahun ini, berhasil membobol gawang Zion Suzuki sebanyak dua kali.
Kita semua tahu Jepang merupakan tim elite Asia dan langganan bermain Piala Dunia. Namun, bukan berarti itu membuat mereka tanpa celah, termasuk saat mereka hampir tampil sempurna dengan tiga bek dari enam pertandingan terakhir.
Indonesia harus bisa menemukan celah kecil dari Jepang dan karena mereka kemungkinan besar akan menguasai pertandingan, satu cara yang bisa dimanfaatkan adalah “menyakiti” mereka dengan serangan balik.
Skuad Garuda dapat mengincar area kelebaran dalam serangan balik untuk mengincar kelemahan formasi tiga bek yang biasanya, dua wing back telat turun karena asik menyerang.
Dan dalam situasi ini, pemanggilan Sayuri bersaudara, Yakob dan Yance, mungkin adalah tujuannya. Dua pemain itu handal menyisir sisi kanan dan kiri karena bertipe pelari atau mempunyai kecepatan yang bagus.
Bola-bola yang dimenangkan Thom Haye di tengan atau Jay Idzes di belakang dapat diarahkan ke ruang kosong di belakang bek terakhir Jepang untuk memanfaatkan keunggulan “pelari-pelari” di timnas.
Mengutip kata-kata Jose Mourinho dimana sebuah tim yang menguasai bola lebih rentan membuat kesalahan, hal itu bisa diterapkan oleh Indonesia.
Jepang yang jago dalam build-up atau membangun serangan dari belakang harus tanpa dikasih ruang.
Indonesia harus berani melakukan pressing agresif untuk mencegah build-up Jepang yang membutuhkan ruang untuk bergerak dan passing.
Jika berhasil, situasi ini akan memaksa Jepang memainkan bola-bola panjang. Di sini, peluang Indonesia untuk memenangkan bola besar karena mereka memiliki bek-bek tinggi seperti Jay Idzes, Rizky Ridho, dan Kevin Diks.
Pressing yang dilakukan juga dapat membuat mereka tak mampu mengalirkan bola ke depan dan memaksa mereka berputar-putar di area yang tidak berbahaya. Pressing Indonesia harus bergerak kompak untuk mematikan lini tengah Jepang yang kemungkinan akan dipimpin sang kapten Jepang yang bermain di Liverpool, Wataru Endo.
Lemparan Pratama Arhan juga dapat menjadi kartu as Indonesia untuk membobol Jepang, seperti yang dilakukan di Piala Asia 2023 lalu.
Saat itu, Indonesia yang kalah dengan skor 1-3, berhasil mencuri gol lewat Sandy Walsh yang memanfaatkan koordinasi pertahanan Jepang yang kacau setelah tak mampu menghalau lemparan ke dalam Arhan dari sisi kiri.
Salah satu jurnalis Jepang yang ditemui ANTARA di Jakarta juga mengatakan bahwa Arhan adalah satu-satu pemain Indonesia yang ia kenal.
Bukan karena pernah bermain di kompetisi Jepang, melainkan karena lemparan ke dalamnya di Piala Asia 2023 yang membuat jurnalis Jepang itu masih mengingat mantan pemain PSIS Semarang tersebut sampai sekarang.
Manfaatkan hasil Australia vs Arab Saudi
Pertandingan melawan Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada malam ini adalah kans emas Indonesia untuk terus menghidupkan peluang mereka mendapatkan satu lolos dari Piala Dunia 2026.
Apabila meraih kemenangan, Indonesia bisa menyejajarkan diri dengan enam tim di bawah Jepang yang mengoleksi enam poin, Australia, Arab Saudi, dan China.
Dari tiga tim itu, hanya China yang meraih kemenangan setelah tim berjuluk Naga itu mempermalukan Bahrain di Riffa dengan skor 1-0 berkat gol Zhang Yuning pada menit ke-90+1, sedangkan duel sengit antara Australia dan Arab Saudi di Melbourne, Kamis (14/11), berakhir dengan imbang 0-0.
Hasil di Melbourne menguntungkan Indonesia karena sekali lagi, persaingan merebutkan posisi kedua untuk mendapatkan tiket otomatis ke Piala Dunia 2026 masih sangat terbuka lebar.
Di sisi lain, ini juga menjadi keuntungan bagi Jepang karena semakin nyaman di puncak klasemen dengan 10 poin tanpa gangguan.
Bahkan, apabila meraih hasil imbang Jepang, kans menuju Piala Dunia 2026 juga masih terbuka karena kans finis di posisi 3-4 babak grup sangat terbuka lebar.
Posisi 3-4 adalah target realistis Shin Tae-yong untuk kemudian mengejar dua tiket Piala Dunia 2026 dari putaran keempat yang dihuni tim yang di atas kertas lebih mudah.
Yang pasti, melawan Jepang, skuad Garuda tidak boleh gentar dan takut. Mereka harus masuk ke lapangan dengan penuh percaya diri dan apabila mereka melakukan start gim yang bagus seperti melawan Arab Saudi di Jeddah, itu tentu akan membuat Samurai Biru akan takut khawatir. (Sumber: Antara)