IMBCNews, Jakarta | Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Dr. Abdul Mu’ti sangat optimistis Indonesia Emas dapat terwujud lebih cepat atau sebelum Tahun 2045. Optimisme itu menguat setelah melihat langsung dan meresmikan rangkaian peluncuran digitalisasi Pesantren Cendekia Amanah asuhan Kiai Dr. Cholil Nafis, di Kalimulya, Kota Depok, Sabtu (8/3).
Peluncuran digitalisasi itu dihadiri, antara lain: Wali Kota Depok Dr Supian Suri, Pendiri ESQ 165 Dr. Ary Ginanjar Agustian, Ketua Umum Yayasan Muslim Sinar Mas (YMSM) Dr. Saleh Husin, dan Pimpinan Bank Indonesia.
Abdul Mu’ti menyampaikan terimakasih atas undangan bersilaturahim di Pesantren Cendekia Amanah. Menurutnya kegiatan berbasis digital yang diluncurkan tampak modern dan berkemajuan. “Bangunannya megah bukan megahi, mewah bukan mepet sawah,” tuturnya dalam memberikan kata sambutan pada acara tersebut sembari berseloroh khas.
Sementara Pengasuh Pesantren Cendekia Amanah, Kiai Cholil Nafis menjelaskan Smart Class menjadi kelas cerdas yang memadukan suasana modern dengan salaf juga ilmu umum dan agama. Semua proses pesantren mulai pendaftaran pembelajaran umum dan agama bahkan tahfidz dan baca kitab kuning.
“Semua ini dapat dilakukan secara digital. Begitu pula dalam komunikasi dengan wali santri, juga dilakukan secara digital,” sebut Kiai Cholil.
.
Pesantren yang berlokasi di Jalan Kalimulya Kota Depok, menawarkan sistem pendidikan tak hanya berkarakter dan cerdas. Akan tetapi juga, pesantren ini menawarkan sistem pendidikan sesuai dengan kecerdasan anak.
Menurut Kiai Cholil, semua anak itu cerdas pada bidang dan minatnya. “Yang sering terlihat bodoh karena anak belum menemukan talentanya dan ada pula yang salah jurusan,” jelas dia.
Abdul Mu’ti pun mengakui. Model Pendidikan Pesantren Cendekia Amanah sebagai sebuah kemajuan luar biasa, yang membuatnya optimistis; Bahwa Indonesia Emas tidak perlu menunggu 2045, asalkan model pembelajaran semua kelas di Indonesia seperti di SMP dan SMA Cendekia Amanah.
“Tadi saya melihat bagaimana Smart Class itu. Semuanya berbasis teknologi digital. Ini menjadi sebuah model pembelajaran modern. Kalau ke depan semua kelas-kelas di Indonesia seperti yang ada di SMP SMA Cendekia Amanah, tidak perlu menunggu 2045 Indonesia emas itu sudah dapat terwujud,” tegas Abdul Mu’ti.
Ia kemudian mengucapkan terimakasih kepada Bank Indonesia yang telah membantu pemerintah dalam rangka mendirikan pendidikan layanan yang bermutu untuk semua.
“Mudah-mudahan tidak hanya pesantren di Cendekia Amanah ini saja. Akan tetapi juga di pesantren-pesantren lain dapat dibantu oleh Bank Indonesia” harapnya. (ek/sp-ppmu)