IMBCNews – JAKARTA – RUSIA dan Ukraina memulai perundingan damai untuk pertama kalinya sejak invasi negara Beruang Merah itu ke Ukraina, 24 Feb. 2022 namun tanpa kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin dan Prsiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
AFP melaporkan, Zelensky sudah tiba di Istanbul, Turkiye, namun menegaskan bahwa ia tidak akan hadir dalam perundingan Rusia Ukraina tersebut setelah Presiden Putin menolak undangannya untuk berdialog langsung.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina lebih dari tiga tahun lalu, puluhan personil kedue belah pihak dan ribuan warga Ukraian tewas dan luka-luka dan sekitar seperlima wilayah Ukraina berada di bawah cengkeraman pasukan Rusia.
Konflik antara kedua negara bekas sempalan Uni Soviet yang saling bertetangga itu sudah berlangsung sejak Rusia menganeksasi wilayah Krimea pada 2014 dan setelah menginvasi pada 2022 Rusia juga menganeksasi empat wilayah lainnya yang dihuni mayoritas etnis Rusia yakni Kherson, Zaporizsia, Donetsk dan Luhanks pada 2022.
Pertemuan kedua delegasi semua dijadwalkan akan digelar di Istanbul, Kamis kemarin (15/5), namun Presiden Zelenskyy mengemukakan: “Bisa hari ini atau besok, “ mengindikasikan terjadinya ketidakpastian rencana dialog damai itu.
Sebelumnya, Zelenskyy sempat bertemu dengan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan di ibu kota Turkiye, Kamis sore, sedangkan delegasinya dipimpin Menhan Rustem Umerov dan didampingi Wamenlu Sergiy Kyslytsya, Wakil Kepala Dinas Keamanan Oleksandr Poklad, Wakil Kepala Staf Umum Oleksiy Shevchenko dan sejumlah pejabat lainnya juga sudah tiba di Istanbul.
Sementara delegasi Rusia dipimpin oleh Vladimir Medinsky yang dikenal berhaluan keras, Wamenlu Mikhail Galuzin, Wakil Menhan Alexander Fomin, dan Kepala Badan Intelijen Militer (GRU) Igor Kostyukov juga sudah tiba di Istanbul, Kamis sore.
Zelensky mengkritik tingkat perwakilan Rusia yang hadir dalam perundingan ini yang menurut dia mencerminkan bahwa Moskwa tidak serius menyelesaikan konflik.
“Sayangnya, mereka tidak menganggap serius negosiasi yang sebenarnya,” ujar Zelensky usai bertemu Erdogan.
Menlu AS hadir
Menlu AS Marco Rubio dikabarkan akan berada di Istanbul, Jumat guna melakukan pembicaraan terpisah dengan mitra-mitranya di Eropa terkait konflik Ukraina, namun belum dipastikan, para negosiator Turkiye akan ikut secara aktif dalam proses negosiasi.
Delegasi Ukraina datang dengan mandat untuk membahas gencatan senjata tanpa syarat, sebagaimana didorong oleh Kyiv dan negara-negara sekutunya t serta AS, sebaliknya Rusia tetap menolak gagasan tersebut.
Moskwa bersikeras, sejumlah isu mendasar harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum gencatan senjata diwujudkan.
Rusia tetap memegang teguh tuntutannya terkait “akar penyebab” konflik, seperti “denazifikasi” dan demiliterisasi Ukraina – dua istilah sumir yang selama ini digunakan Moskwa sebagai pembenaran invasi.
Selain itu, Rusia tetap bersikeras agar Ukraina menyerahkan wilayah-wilayah yang telah didudukinya.
Sebaliknya, Ukraina menegaskan tidak akan pernah mengakui wilayahnya sebagai bagian dari Rusia. Namun, Zelenskyy mengakui bahwa Ukraina mungkin hanya akan mendapatkannya
kembali melalui jalur diplomatik.
Presiden AS Donald Trump bersikap skeptis terhadap hasil pertemuan ini. Ia menilai, upaya menghentikan perang tidak akan terjadi hingga dirinya melakukan pembicaraan langsung dengan Putin.
Kendati demikian, Turkiye sebagai tuan rumah tetap menunjukkan optimisme, sementara delegasi Rusia menyebut mereka siap untuk membahas “kemungkinan kompromi”.
Sebagai anggota NATO, Turkiye memiliki posisi unik karena menjalin hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina sejak awal invasi, bahkan Istanbul bukan kali pertama menjadi lokasi negosiasi.
Pada Maret 2022, kedua pihak sempat merumuskan kerangka penyelesaian damai di kota ini. Namun, perundingan itu gagal setelah Rusia mundur dari kota Bucha di dekat Kyiv, tempat ratusan warga sipil ditemukan tewas usai pendudukan pasukan Moskwa selama satu bulan.
Menurut Medinsky, pembicaraan kali ini dianggap sebagai kelanjutan dari negosiasi yang gagal pada 2022.
Walau di atas kertas, pesimisme menggelayut tentang prospek hasil pertemuan damai Istanbul kali ini, di panggung belakang, tidak ada yang tau apa yang ada di benak keua delegasi.
Siapa tau, ternyata mereka juga ingin berdamai, karena sudah lelah dan perang hanya menciptakan kehancuran, kematian dan tidak membuahkan apa apa. (imbc/Theo/sumber diolah: AFP)