IMBCNews – JAKARTA – PERANG di Ukraina sudah berlangsung sekitar 39 bulan sejak invasi Rusia ke negara tetangganya itu pada 24 Februari 2022, namun salah satu pihak yang bersengketa agaknya masih belum legawa untuk melangkah menuju meja perundingan.
AFP melaporkan, Presiden Rusia Vladimir Putin urung hadir pada pembicaraan damai dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy yang semula dijadwalkan digelar di Istanbul Turkiye, Kamis ini (15/5).
Tentu saja keputusan Putin mengecewakan banyak pihak, terutama Zelenskyy, yang sebelumnya tampak sangat antusias menyatakan kesediaannya berunding langsung. .
Melalui akun media sosialnya, Zelenskyy mengatakan, ia tak ingin memperpanjang pertumpahan darah, dan berharap segera melakukan perundingan damai, dengan syarat, harus bertemu langsung dengan Putin, tidak diwakilkan oleh delegasinya.
Kepala staf kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, turut menegaskan, jika Putin tidak datang untuk perundingan damai, maka itu akan menjadi “sinyal terakhir” bahwa Rusia tidak ingin mengakhiri perang. “Presiden Zelenskyy tidak akan menemui perwakilan Rusia mana pun di Istanbul, kecuali Putin sendiri,” kata Penasihat utama Zelenskyy, Mykhailo Podolyak.
Sebaliknya Kremlin menunjuk delegasi terdiri dari sejumlah negosiator berpengalaman dipimpin Vladimir Medinsky, penasihat presiden yang juga pernah terlibat perundingan di awal invasi Rusia ke Ukraina pada 2022. Selain Medinsky, akil Menhan Alexander Fomin, Kepala Direktorat Intelijen Militer GRU Igor Kostyukov, dan Wakil Menlu Mikhail Galuzin juga akan hadir dalam perundingan damai.
Ratusan ribu personil kedua belah pihak tewas dan luka-luka, walau jumlah pasti tidak diketahui, karena masing-masing pihak membesar-besarkan jumlah korban lawan, sebaliknya mengecilkan angka korban di pihaknya.
Ujug-ujug ingin damai
“Tanpa hujan dan angin”, tiba-tiba Presiden Putin, di sebuah stasiun TV, Minggu (11/5) melontarkan usulan pembicaran damai dengan pihak Ukraina di Istanbul, Kamis ini (15/5).
Bak gayung bersambut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pun langsung menyambar dan mengaku siap bertemu Putin secara personal.
“Saya akan menunggu Putin di Turkiye, Kamis. Secara pribadi. Saya berharap kali ini Rusia tidak akan mencari-cari alasan,” tulis Zelensky di X (dulu Twitter).
Putin dan Zelenskyy tidak pernah bertemu langsung sejak Desember 2019, sebelum perang antara kedua negara pecah pada 24 Feb. 2022.
Niat Presiden Putin bertemu Presiden Zelenskyy pun disambut baik oleh Presiden AS Donald Trump dengan menyatakan, ia ingin bergabung dalam pertemuan itu.
Calon tuan rumah, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan bahkan sempat mengatakan, terjadi titik balik bersejarah telah dalam upaya untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Erdogan menyatakan siap menjadi tuan rumah dialog antara kedua pihak yang bertikai, dan negaranya telah berupaya untuk menjaga hubungan baik dengan kedua tetangganya di Laut Hitam itu sejak invasi Rusia dimulai.
Turki telah dua kali menjadi tuan rumah pembicaraan untuk mengakhiri perang. Pada pembicaraan damai di Istanbul, Maret 2022, pejabat Moskwa dan Kyiv bertemu dan membahas garis besar upaya mengakhiri perang.
Namun, perundingan itu gagal setelah Rusia mundur dari pinggiran kota Bucha di Kyiv, tempat ratusan warga sipil ditemukan tewas setelah pendudukan selama sebulan oleh pasukan Rusia.
Kontak antara pihak yang bertikai menjadi sangat terbatas sejak saat itu dan sebagian besar pembicaraan hanya untuk masalah kemanusiaan seperti pertukaran tawanan perang dan pemulangan jenazah tentara.
Perbedaan mendasar antara Kyiv dan Moskwa terkait upaya perdamaian “masih jauh panggang dari api”.
Bagi Rusia, perundingan perlu digelar untuk membahas apa yang disebutnya sebagai akar penyebab konflik, termasuk “denazifikasi” dan demiliterisasi Ukraina – dua istilah yang digunakan Moskwa untuk membenarkan invasi tersebut.
Rusia juga menegaskan bahwa Ukraina harus menyerahkan wilayahnya yang diduduki oleh pasukan Rusia, sebaliknya Kyiv bertekad tidak akan menyerahkan wilayahnya ke Rusia.
Meski demikian, Zelensky telah mengakui, Ukraina mungkin harus menempuh jalur diplomatik untuk mendapatkannya kembali dan kedua pihak yang bertikai berjuang untuk mencapai kesepakatan bahkan untuk gencatan senjata.
April lalu , Ukraina menyetujui usulan AS tentang gencatan senjata tanpa syarat, yang menurut Zelenskyy merupakan prasyarat untuk negosiasi. Namun, Putin yang pasukannya memiliki keuntungan di sejumlah front pertempuran menolaknya.
Berbagai prrakarsa damai dilakukan a.l. oleh PM Jepang Fumio Kishida, Presiden China Xi Jinping, Presiden Prancis Emmanuel Macron, bahkan Presiden Jokowi juga menyambangi Moskow dan Kyiv pada akhir Juni 2022.
Perang selain memporakporandakan infrrastruktur publik di Ukraina, berjatuhannya korban jiwa, dan tak saja mengganggu perekonomian kedua belah pihak, tetapi juga berdampak pada perekonomian global. (imbcnews/Theo/sumber diolah: AFP/ns)