IMBCNews, Ciampel-Karawang | Sebanyak 1.300 murid mengikuti proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 (SMPN 1) Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Ruang kelas yang tersedia di sekolah ini sebanyak 31. Hanya saja, sekitar 20 ruang kelas sangat memerlukan renovasi.
Ketua Komite SMPN 1 Ciampel H. Sarmo menyatakan bahwa kebutuhan renovasi dimaksudkan untuk lebih menyemangati peserta didik mau pun pengajar dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, juga untuk meningkatkan kepercayaan publik. “Yah, untuk menyemangati anak-anak saat belajar. Lainnya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Karena ada juga bangunan yang sudah diganjal kayu untuk menyangga. Takutnya bagian atas pada bangunan kelas tersebut runtuh,” kata Sarmo kepada IMBCNews, di kantor sekolahannya, Senin (3/2/2025).
Ia mengemukakan, keperluan renovasi ada sekitaran 20 kelas. Harapan dia, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Oleh karena itu ia juga meminta kepada dinas terkait untuk memberikan respons terbaiknya.
“Kalau pihak sekolah ‘kan biasanya punya kewenangan hanya usul. Sedang kebijakannya ada di dinas. Karena itu harapan kami sebagai Komite SMPN 1 Ciampel pihak dinas terkait memberikan respons terbaik dalam masalah perbaikan fasilitas fisik untuk kelas-kelas tersebut,” ungkap dan harapnya.
Faktor lainnya yang juga penting dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang, khususnya untuk SMPN 1 Ciampel, sebut Sarmo, yaitu dilakukannya penyesuaian. “Saya maksud, penyesuaian antara jumlah murid dengan ketersediaan ruangan kelas,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa di SMPN 1 Ciampel ini ada 11 kelas yang jumlah per kelasnya mencapai antara 38 hingga 40 murid. “Sedangkan standarisasi per kelas diisi dengan 32 murid. Ini perlu dipikirkan dan diambil kebijakan, untuk upaya menekan gejolak. Soalnya, tidak mungkin juga jika sekolah mengeluarkan murid hanya disebabkan kurangnya ruang kelas,” terang Sarmo.
Lebih lanjut ia katakan bahwa penambahan ruang kelas baru (RKB) sepertinya diperlukan sekali. Alasannya, sebut dia: pertama, kalau jumlah murid 32 anak per kelas di SMPN 1 Ciampel merasa kekurangan ruang kelasnya. Kedua, kalau mengeluarkan atau memindahkan murid ke sekolah lain misalnya, tentu sama saja mengundang gejolak di masyarakat.
“Dengan dua alasan saya ini, tentu yang saya pandang lebih penting adalah penambahan RKB. Kalau dari 11 kelas itu kelebihannya rata-rata sekitar 7 anak murid, tentu RKB yang dibutuhkan dua bahkan tiga ruang kelas,” tutup dan harap Sarmo. (Eds/Asy0302: lpt/lpg)