Sora dari openai
OpenAI Meluncurkan Sora di Inggris: Revolusi Video AI atau Ancaman Hak Cipta?
UK – IMBCNews.com – OpenAI kembali mengguncang dunia teknologi dengan meluncurkan Sora, alat canggih berbasis kecerdasan buatan yang mampu membuat video dari teks sederhana. Peluncuran ini disambut dengan antusiasme sekaligus kontroversi, terutama terkait dengan hak cipta. Apakah Sora menjadi inovasi yang mendukung kreator atau justru ancaman bagi industri kreatif?
Apa Itu Sora dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Sora adalah alat AI terbaru dari OpenAI yang memungkinkan pengguna membuat video hanya dengan mengetikkan perintah teks. Misalnya, dengan mengetik: “Seorang gadis berjalan di jalanan Tokyo bersalju, dengan kelopak sakura yang beterbangan di udara”, Sora akan secara otomatis menghasilkan video yang sesuai dengan deskripsi tersebut.
Beberapa fitur unggulan Sora meliputi:
- Durasi Video Fleksibel: Pengguna dapat membuat klip dari 5 hingga 20 detik, dengan opsi untuk memperpanjangnya.
- Beragam Gaya Visual: Termasuk gaya “film noir”, “dunia balon”, hingga tampilan realistis.
- Editing Lebih Mudah: Fitur storyboard memungkinkan pengguna menyesuaikan detail dengan lebih presisi.
Sora dan Dampaknya bagi Industri Kreatif
Walaupun inovasi ini membuka peluang baru bagi kreator konten dan industri hiburan, peluncuran Sora juga memicu perdebatan sengit di kalangan seniman, pembuat film, dan platform digital. Salah satu kritik keras datang dari Beeban Kidron, seorang sutradara sekaligus anggota parlemen Inggris, yang menyatakan bahwa Sora tidak akan ada tanpa data latihannya, yang mungkin berasal dari karya berhak cipta.
Tyler Perry, mogul film dan TV ternama, bahkan menghentikan ekspansi studio senilai $800 juta di Atlanta karena merasa teknologi seperti Sora bisa menggantikan kebutuhan pembangunan set dan perjalanan ke lokasi syuting. Ini menunjukkan betapa besar dampak teknologi ini bagi industri film dan TV.
Kontroversi Hak Cipta: Apakah Sora Menggunakan Data Ilegal?
Salah satu isu utama dalam perdebatan ini adalah bagaimana OpenAI melatih model AI-nya. Pemerintah Inggris saat ini sedang membahas regulasi yang memungkinkan perusahaan AI menggunakan karya berhak cipta dalam pelatihan model mereka, kecuali jika pemilik karya secara eksplisit memilih untuk keluar dari proses tersebut.
YouTube telah menegaskan bahwa menggunakan konten mereka untuk melatih AI tanpa izin adalah pelanggaran kebijakan. CEO YouTube, Neal Mohan, ketika ditanya apakah Sora menggunakan video dari platformnya, menjawab: “Saya tidak tahu.” Jawaban ini justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang transparansi OpenAI dalam menggunakan data latihannya.
Kecepatan dan Kualitas: Apakah Sora Bisa Menggantikan Kreator Manusia?
Salah satu keunggulan utama Sora adalah kemampuannya untuk menghasilkan video dalam waktu singkat. Berikut adalah estimasi waktu yang dibutuhkan untuk membuat video menggunakan Sora:
- Resolusi Rendah: Sekitar 1 menit
- Resolusi Tinggi: 4 menit atau lebih
Meskipun cepat, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti:
- Kualitas visual yang belum sempurna dalam beberapa skenario
- Kurangnya sentuhan kreatif khas manusia
- Potensi penyalahgunaan dalam pembuatan konten deepfake
Apakah Sora Akan Mengubah Masa Depan Industri Video?
Dengan segala potensinya, Sora bisa menjadi alat yang sangat membantu kreator konten, marketer, dan industri film. Namun, tanpa regulasi yang jelas, teknologi ini bisa menjadi ancaman bagi banyak pekerja kreatif.
Pemerintah Inggris saat ini mempertimbangkan beberapa kompromi untuk melindungi hak cipta sambil tetap mendorong inovasi di bidang AI. Sementara itu, OpenAI menegaskan bahwa penggunaan materi berhak cipta dalam pelatihan Sora telah sesuai dengan hukum yang berlaku. (sumber: The Guardians)