IMBCNews – JAKARTA – UKRAINA kembali sukses mencuri-curi kemenangan dalam perang melawan mesin perang raksasa Rusia sejak invasi pasukan Beruang Merah itu pada 24 Februari 2022 menyasar sejumlah infrastruktur musuhnya.
AFP dan Reuters melaporkan, salah satu bagian jembatan Kerch (Crimea) dengan bentang 18,1 Km atau terpanjang di Eropa yang mulai dibangun pada 2015 itu rusak akibat ledakan bom yang ditanam agen-agen Ukraina SBU dari bawah laut, Senin (3/6).
Jembatan yang melintasi Selat Kerch ini penghubung vital antara Rusia dan Crimea yang dianeksasinya sejak 2014 sebagai urat nadi bagi pengiriman pasukan dan perlengkapan militer Rusia selama invasi ke Ukraina.
Media pemerintah Rusia melaporkan, jembatan sempat ditutup sementara selama sekitar tiga jam, mulai pukul 04.00 hingga 07.00 waktu setempat namun tidak ada keerangan resmi dari Kremlin terkait hal itu.
“Untuk ketiga kalinya, kami melakukan operasi khusus menghantam Jembatan Crimea, kali ini dari bawah laut,” tulis SBU dalam pernyataan resminya, Selasa (4/6).
Menurut SBU, ledakan dilakukan dengan 1.100 kilogram bahan peledak yang ditanam secara tersembunyi pada salah satu pilar struktur bawah air jembatan.
Mereka juga merilis rekaman video detik-detik ledakan yang memperlihatkan semburan besar dari permukaan laut serta puing-puing yang beterbangan di sekitar lokasi.
Aksi penghancuran jembatan ini terjadi hanya berselang beberapa hari setelah Kyiv melancarkan Operasi Spider’s Web atau Jaring Laba-laba, sebuah serangan drone yang ditujukan ke pangkalan-pangkalan udara Rusia.
Dalam operasi tersebut, Ukraina mengeklaim berhasil menghancurkan 41 unit pesawat militer temasuk pengebom strategis TU-95 Bear milik Moskwa, menjadi salah satu pukulan terbesar kekuatan udara Rusia sejak awal perang.
Terpanjang di Rusia dan Eropa
Jembatan Kerch yang dibangun Rusia di Selat Kerch menghubungkan Semenanjung Taman di Krai dengan Semenanjung Kerch di Krimea adalah jembatan terpanjang di Rusia dan juga Eropa.
Pembangunan jembatan ini sudah diwacanakan sejak 1903 namun perencanaannya baru dimulai setelah wilayah Krimea dianeksasi oleh Rusia dan pada Januari 2015. Kontrak pembangunan senilai miliaran dolar diberikan kepada SGM Grup dan Arkady Rotenberg.
Konstruksi jembatan dimulai pada Mei 2015, dan jembatan dibuka pada 16 Mei 2018, sedangkanjJalur KA dibuka pada awal tahun 2019.
Jembatan Krimea telah diledakkan tiga kali oleh Ukraina, yang pertama pada 8 Oktober 2022, serangan kedua pada 17 Juli 2023, dan serangan ketiga pada 3 Juni 2025.
Serangan Pertama (8 Oktober 2022):
- Ledakan terjadi akibat bom yang dimuat ke truk, yang terjadi di jembatan jalan raya, di jalur kendaraan arah barat yang membentang dari Rusia ke Kerch di Krimea yang diduduki Rusia.
- Ledakan tersebut menyebabkan beberapa ruas jalan runtuh ke dalam air.
Serangan Kedua (17 Juli 2023):
- Ledakan terjadi akibat serangan AL Ukraina dengan dua pesawat dron kamikaze.
- Ledakan dilaporkan merusak bentang jembatan jalan.
- Serangan ini menyebabkan dua warga sipil tewas dan seorang luka-luka.
Serangan Ketiga (3 Juni 2025):
- Ukraina melakukan serangan dengan menggunakan bahan peledak bawah air berkekuatan 1.100 kg.
Perang sulit dihetikan jika salah satu pihak, apalagi kedua belah pihak merasa yakin bakal mempu mengungguli lawan, tapi yang jelas kerugian demi kerugian, baik materi, sarana dan sarana publik mau pun nyawa manusia bakal terus bertumbangan. (imbc/Theo/sumber diolah: AFP/Reuters)