IMBCNEWS – JAKARTA – Dinas Rahasia Ukraina (SBU) dilaporkan sedang menginterogasi dua serdadu Korea Utara yang tertawan dan mengalami luka-luka untuk memastikan keberadaan mereka yang sejauh ini disangkal, baik oleh penguasa Rusia mau pun oleh Korea Utara.
Militer Ukraina dan intelijen Barat sendiri memperkirakan ada sekitar belasan ribu pasukan Korut yang bertempur di pihak Rusia di wilayah Ukraina, dan dilaporkan 3.000-an di antaranya terbunuh di berbagai medan pertempuran.
Berdasarkan laporan AFP (11/1), kedua tentara Korut yang terluka tersebut ikut bertempur di pihak Rusia di wilayah Kursk, Rusia yang berhasil diduduki pasukan Ukraina Agustus tahun lalu dan saat ini keduanya dirawat di sebuah rumah sakit di ibu kota Ukraina, Kyiv.
Ini bukan pertama kalinya Kyiv mengeklaim telah menangkap tentara Korut selama penyerbuan Kursk, namun belum melaporkan mereka sudah menginterogasi siapa pun sebelumnya.
Pada Desember lalu, Ukraina juga mnngeklaim telah menangkap beberapa orang tetapi mereka menghembuskan nafas terakhir disebabkan mengalami luka serius.
“Kini tentara kami menangkap tentara Korut yang terluka di wilayah Kursk, lalu dibawa ke Kyiv untuk diinterogasi oleh penyelidik SBU,” tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di medsos.
Salah satu dari mereka, kata Zelenskyy, mengaku dikirim ke Rusia untuk pelatihan, bukan untuk ikut berperang. Terkait hal itu, Ukraina belum memberikan bukti apa pun bahwa pria-pria itu adalah warga Korut.
Dalam video yang dirilis oleh SBU, dua pria berwajah Asia terlihat di ranjang rumah sakit, satu dengan tangan diperban dan yang lainnya dengan rahang diperban. Seorang dokter di pusat penahanan mengatakan pria kedua juga mengalami patah kaki.
Cukup sulit untuk menangkap tentara Korut yang sedang bertempur karena Rusia dan tentara Korea Utara lainnya langsung menghabisi mereka yang terluka. Rusia dan Korut melakukan segala cara untuk mencegah bukti keterlibatan negara lain dalam perang melawan Ukraina.
Sebaliknya Ukraina berjanji akan memberikan akses media kepada para tawanan perang karena dunia perlu tahu apa yang sedang terjadi.
Menlu Ukraina Andriy Sybiga menulis di X, “tawanan perang Korut pertama sekarang berada di Kyiv”, menyebut mereka sebagai pasukan DPRK biasa, bukan tentara bayaran.
“Kami perlu tekanan maksimal terhadap rezim di Moskwa dan Pyongyang,” tulisnya. Diketahui, kedua tentara yang tertangkap itu tidak berbicara dalam bahasa Rusia atau Ukraina, tetapi komunikasi dilakukan melalui penerjemah Korea.
Buku Harian
Pasukan Ukraina juga melaporkan telah merilis beberapa kutipan dari buku harian para prajurit Korut yang tertangkap atau tewas.
Dikutip dari ABC News, Minggu (29/12/2024), Pasukan Khusus Ukraina juga dilaporkan telah menyebarkan informasi di akun medsos tentang tentara Korut yang diklaim telah tewas di garis depan dalam beberapa pekan terakhir.
Informasi itu banyak menyitir buku harian Prajurit Gyeong Hong-jong, anggota unit pasukan khusus Korea Utara yang dilaporkan tewas.
Pada lembar pertama yang diterjemahkan, penulis buku catatan tersebut mengucapkan selamat ulang untuk rekannya pada 9 Desember. Pasukan khusus Ukraina juga merilis foto yang diduga milik sang penulis pada 24 Desember, dan kutipan terjemahan tambahan pada hari-hari setelahnya.
Lembaran-lembaran itu diyakini menjelaskan motivasi ideologis pasukan Korut dan pelajaran dari medan perang yang telah mereka alami dalam beberapa pekan terakhir dalam pertempuran di Kursk.
Buku harian milik Gyeong Hong-jong memuat instruksi, beserta sketsa, untuk menghindari dan menghentikan drone dan artileri Ukraina di garis depan termasuk menggunakan rekannya sebagai umpan hidup.
Lembaran selanjutnya pun menjadi elemen personal yang signifikan bagi sang prajurit.
“Membela Tanah Air adalah tugas suci dan tugas terbesar seorang warga negara yang merupakan sumber seluruh kebahagiaan saya. Saya mengenakan seragam militer revolusi demi melindungi sang pemimpin tertinggi,” lanjutnya.
“Saya akan melaksanakan perintah Panglima Tertinggi Kim Jong-un tanpa pamrih meski harus membayarnya dengan hidup saya dan akan menunjukkan pada dunia keberanian luar biasa dan perjuangan Pasukan Khusus Merah Kim Jong-un,” tulisnya.
Menurut laporan pihak Ukraina, tentara Korut yang berperang di Ukraina atas pesanan Rusia dibayar 2.000 dollar AS per bulan (sekitar Rp33 juta), namun semuanya diserahkan untuk pemasukan negara.
Tentara Korut yang didoktrin dengan keras di negaranya yang serba tertutup itu menganggap membela negara dan pemimpin besar mereka, Presiden Kim Yong-un adalah tugas suci. (imbc/Theo/sumber diolah: AFP)