IMBCNews, Jakarta | Tak terasa, Yayasan Buya Profesor Sidi Haji Ibrahim Boechari mulai memasuki masa lima tahun berkiprah. Yayasan ini didirikan dengan maksud untuk melakukan pembinaan kepada generasi muda melalui pendidikan formal mau pun non formal, mengembangkan ajaran Islam dan juga aktivitas sosial-kemasyarakatan. Tujuan didirikannya sebagai wahana peningkatan ibadah kepada Allah serta terbangunnya keshalihan sosial di lingkungan masyarakat.
Demikian disebut oleh Ketua Pembina Yayasan Buya Prof Sidi Haji Ibrahim Boecari, DR Nurzengky Ibrahim MM, secara tertulis yang diterima IMBCNews di Jakarta, Selasa (28/1/2025). “Syukur Alhamdulillah, selama ini Yayasan Buya Prof Sidi telah melaksanakan beberapa even kegiatan sosial, selain pengajaran rutin bagi santri binaan di bawah asuhan dan tanggung jawab Al Ustadz Fabriandi, S.Pd.I, S.Pd.,” tambahnya.
Ia mengemukakan, untuk pembinaan santri yang dikhususnya belajar Alqur-an, keibadahan dan mu’amalah serta pembinaan akhlaq karimah; Jumlah peserta didiknya ada 20-an anak, usia antara 7 hingga 14 tahun. “Kegiatan rutin ini bagian dari pembelajaran, dengan menganut pola mengaji lesehan,” ungkap Nur Zengky.
Hal yang membanggakan, kata dia, anak didik Ustadz Andi (sebutan akrab Febriandi) baru-baru ini diikutkan perlombaan untuk tingkat desa, terkait pelajaran mengajinya. “Alhamdulillah, anak didik yang diikutkan pada menjadi juara,” jelas dia.
Untuk kegiatan lain yang berupa aktivias sosial yang telah dilakukan Yayasan Buya Prof Sidi, antara lain pembinaan berdagang kepada masyarakat di lingkungan Jalan Pasar Padang Alai, Desa Gunung Padang Alai, Kecamatan V Koto Timur, Kabupaten Pariaman, Sumatera Barat.
“Basis kegiatan kita, masih kita fokuskan di wilayah kampung halaman Almaghfurllah Prof Sidi Ibrahim Boechari. Pengurus yayasan menyepakati hal tersebut, dalam rangka untuk memberikan inspirasi dan motivasi kepada masyarakat di lingkungan Padang Alai dan sekitanya akan pentingnya ilmu pengetahuan dan ketrampilan,” kata Nurzengky.
Ada pun pembinaan bidang perdagangan yang dorong Yayasan Prof Sidi, diungkap dia, antaranya semacam mengolah komoditas dan penjualan produk mentah mau pun yang siap saji “teh hijau buya kito”. Selain itu membuka warung kuliner “buya kito” beserta pembelajaran teknis pemasarannya.
“Kemudian, pada setiap tahun baru hijriyah Yayasan Buya Sidi berusaha terus menggelar sunatan massal untuk anak laki-laki yang ada di sekitar Desa Gunung Padang Alai. Alhamdulillah, program yayasan buya selama ini berjalan sesuai harapan,” papar dia.
Lain itu ia menjelaskan, khusus untuk sunatan massal Ustadz Andi tugas utamanya sebagai pengumpul anak-anak yang sudah berani disunat. Sedangkan proses penyunatan dan aspek kesehatannya berada pada pengawasan dan tanggung jawab Ketua Yayasan Buya Prof Sidi, yaitu dr Nur Avenzoar.
Nurzengky juga menyampaikan, bahwa pendiri yasayasan ini adalah Dra Hajjah Bahniar Ibrahim bersama dirinya. Ada pun personel Utama yayasan Ketua Pembina Nurzengki Ibrahim, Ketua Pengurus dr Nur Avenzoar, Sekretaris Dra Nur Afira, Bendahara Yenni Nurfitriyani dan Ketua Pengawas adalah Febriandi. *(asy2801: lpt/lpg)