IMBCNEWS – Jakarta – Sejumlah kota di Arab Saudi seperti dilaporkan Anadolu, dilanda hujan lebat, sejak Senin (6/1) yang belum pernah terjadi sebelumnya, menggenangi jalan-jalan dan lingkungan di sejumlah kota di Tanah Suci umat Islam itu termasuk Kota Suci Mekkah dan Madinah.
Berbeda dengan wilayah Jakarta dan sekitarnya yang nyaris dilanda banjir dalam musim hujan tiap tahun, di Arab Saudi hujan lebat yang menggenangi sejumlah kota itu bisa dihitung dengan jari yakni pada 1039, lalu baru terjadi lagi sembilan abad kemudian pada 1941, 2005, 1009, 20015 dan kejadian teranyar 6 Januari lalu.
Fenomena cuaca ekstrem ini diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari mendatang. Menurut Pusat Meteorologi Nasional Saudi, depresi cuaca yang kuat memicu curah hujan tinggi, memecahkan rekor di beberapa wilayah.
Peringatan cuaca termasuk Zona Merah di Kota Suci Mekkah dan Madinah di bagian barat serta di wilayah timur Arab Saudi, sedangkan ibu kota Riyadh dan provinsi Aseer serta Jazan di barat daya, berada di zona oranye.
Meski begitu, warga diimbau untuk tetap waspada karena hujan lebat terus mengguyur wilayah tersebut.
Bulan Sabit Merah Saudi dan otoritas kerajaan telah menyatakan kesiapan operasional penuh untuk memastikan layanan ambulans dan penyelamatan korban serta meningkatkan kesiagaan untuk menghadapi situasi darurat.
Dinas Pertahanan Sipil juga mengimbau masyarakat untuk menjauh dari lembah, daerah rendah, dan lokasi yang rawan genangan air. Otoritas juga meminta untuk mematuhi panduan keselamatan yang telah dikeluarkan oleh pihak berwenang.
Di tayangan video amatir yang beredar, nampak aliran banjir bandang berupa air berwarna cokelat menggenangi kota dan banyak mobil tersapu air, sementara Dirjen Pertahanan Sipil Kerajaan Arab Saudi mengeluarkan peringatan agar masyarakat lokal dan pengunjung tidak menghindari daerah yang sedang digenangi banjir.
Banjir kali ini bukan pertama kalinya melanda Mekkah. Sebelumnya, hujan lebat di Mekkah juga pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya dan menyebabkan banjir. Berikut beberapa banjir besar yang pernah melanda Mekkah dan Madinah sepanjang sejarah dilansir dari berbagai sumber.
Zaman Nabi Muhammad SAW
Saat Nabi Muhammad SAW berusia 35 tahun, banjir besar pernah melanda Mekkah, menyebabkan dinding Ka’bah retak sehingga memerlukan renovasi total.
Peristiwa serupa terjadi kembali pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, di mana banjir merusak bangunan Kabah yang saat itu terbuat dari batu yang direkatkan dengan tanah dan lumpur.
Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut akibat banjir,Uma r membangun bendungan di beberapa lembah, termasuk Lembah Fathimah, kemudian dilanjutkan dan disempurnakan pada masa Dinasti Umayyah, Abbasiyah, hingga Ottoman.
Banjir 1039
Disebabkan curah hujan sangat tinggi, Ka’bah kembali dilanda banjir pada tahun 1039 dan setelah kejadian tersebut, banjir tidak terjadi lagi selama sembilan abad. Hingga akhirnya terjadi lagi pada 1941. Banjir pada tahun tersebut menjadi salah satu yang terparah, dengan air mencapai hampir setengah Kabah.
Banjir 1941
Salah satu banjir paling parah dalam sejarah yang pernah melanda Kota Mekkah terjadi pada 1941. Hujan deras yang berlangsung selama beberapa hari menyebabkan air setinggi enam kaki meluap deras hingga menenggelamkan area bawah Masjidil Haram, termasuk tempat tawaf di sekitar Ka’bah.
Banjir ini menyebabkan seluruh aktivitas di Mekkah dan sekitar Kabah terhenti. Penduduk terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, sementara banyak rumah di sekitar Masjidil Haram mengalami kerusakan.
Akibat peristiwa ini, pemerintah Arab Saudi untuk mulai membangun sistem drainase modern guna mencegah kejadian serupa di masa depan.
Banjir 2005
Pada 23 Januari 2005, Madinah dilanda banjir besar yang berlangsung selama beberapa hari, menewaskan 29 orang, menurut laporan NASA Earth Observatory. Aliran air yang deras mengalir melalui lembah-lembah di sekitar Madinah.
Banjir terbesar pada 2009
Banjir pada tahun 2009 di Jeddah tercatat sebagai salah satu bencana alam terbesar dalam sejarah modern Arab Saudi. Hujan deras yang turun dalam waktu singkat menyebabkan sungai-sungai meluap dan merendam sebagian besar kawasan kota, menimbulkan kerusakan hebat pada rumah-rumah, infrastruktur, dan fasilitas umum.
122 tewas, 350 hilang
Melansir Arab News, peristiwa banjir 2009 menyebabkan 122 orang meninggal dunia, 350 dilaporkan hilang dengan ribuan orang lainnya kehilangan tempat tinggal.
Penulis yang ikut menyaksikan saat itu , hujan deras mengguyur kota Jeddah sejak malam hari hinggga menjelang lohor keesokan harinya. Peristiwa langka itu disambut suka ria oleh anak-anak yang bermain air di jalan-jalan utama di Jeddah.
Jalan utama dari Mekkah menuju Jeddah bak sungai diairi air deras di mana benda-benda seperti mobil, kulkas, meubelair dan tempat tidur dan berbagai perabot rumah tangga terapung apung.
Banjir hanya menggenangi sisi jalan dari Mekkah menuju Jeddah karena waduk jebol di wilayah atas (arah dari Mekkah), sementara sisi jalan dari Mekkah ke arah Jeddah aman, karena ada pembatas median jalan berupa tembok setinggi lebih satu meter. Namun sisi jalan tersebut juga mulai ikut tergenang setelah tembok median rubuh tergerus air.
Ibadah haji tahun hijrah saat itu (1430H) nyaris batal, namun beruntung, hujan reda sehingga hanya kawasan luar Masjidil Haram saja yang sempat tergenang air setinggi beberapa cm, lalu air surut.
Banjir 2015
Hujan deras yang lebat juga pernah melanda wilayah barat, utara, dan tengah Arab Saudi pada 17 November 2015. Pertahanan Sipil Arab Saudi melaporkan setidaknya dua orang di Jeddah tewas akibat tersengat listrik dari kabel yang jatuh ke dalam air banjir.
Banjir juga terjadi di Kota Makkah, di mana tim Pertahanan Sipil berhasil menyelamatkan sedikitnya 16 orang yang terjebak dalam genangan air. Selain itu, wilayah Madinah, Hail, dan Arar juga terdampak oleh hujan lebat tersebut.
Banjir Tahun 2019
Banjir besar kembali melanda wilayah Madinah pada 8 Februari 2019. Banjir ini menyebabkan sekitar 100 orang mengungsi dan menewaskan dua orang, berdasarkan laporan Pertahanan Sipil Saudi.
Di Wilayah Al-‘Ula, satu orang dilaporkan meninggal dunia dan satu lainnya hilang akibat banjir. Operasi pencarian terus dilakukan hingga pada 10 Februari, tim penyelamat menemukan mayat di dekat wadi yang terdampak banjir.
Banjir 2021
Pada 2021, badai mendadak yang terjadi pada sore hari menyebabkan banjir di Kota Mekkah. Foto dan video yang tersebar di media sosial menunjukkan jalan-jalan terendam air dan kendaraan tersapu oleh arus banjir yang deras.
Pertahanan Sipil Saudi melaporkan telah memberikan bantuan di wilayah-wilayah terdampak di Kota Mekkah dan sekitarnya, termasuk upaya penyelamatan pengendara yang terjebak dalam genangan air.
Sebagai langkah antisipasi, peringatan cuaca telah dikeluarkan untuk beberapa wilayah di Arab Saudi, berlaku dari 28 April hingga 2 Mei 2021, menurut laporan Pertahanan Sipil.
Banjir 2025
Pada Senin, 6 Januari 2025, Kota Mekah, kota suci bagi umat Islam, dilanda banjir bandang akibat hujan lebat dipicu badai. Insiden ini menyebabkan mobil-mobil terseret arus air, menciptakan kekacauan di berbagai area kota, sebagaimana dilaporkan oleh Saudi Gazette. Selain Mekah, wilayah Madinah juga mengalami hujan lebat yang mengakibatkan banyak jalan dan alun-alun tergenang air.
Situasi ini menyebabkan kemacetan parah di jalan raya serta ruas jalan di Mekah, Jeddah, dan Madinah. Beberapa wilayah lain di Arab audi juga diguyur hujan sedang hingga lebat. (imbc/Theo/sumber diolah)