IMBCNEWS – Jakarta – Presiden terpilih Amerika Serikat ke-46 Donald Trump yang baru akan menempati singgasananya di Gedung Putih setelah dilantik pada 10 Januari nanti kembali berulah dengan melontarkan pernyataan yang membuat gaduh.
Trump dalam jumpa pers di kediamannya di Mar-a-Lago, Florida, AS, Selasa lalu (7/1) seperti dilaporkan AFP, melontarkan idenya untuk memperluas wilayah AS dengan membeli Greenland, mencaplok Kanada, merebut Terusan Panama dan mengganti nama Teluk Meksiko menjai Teluk Amerika.
Bahkan politisi Partai Republik yang akan menjabat presiden AS ke-2 kalinya (2025 -2029, yang pertama 2017 – 2021) tanpa tedeng aling-aling menyatakan ia tak akan segan menggunakan kekuatan militer atau ekonomi untuk mewujudkan niatnya itu.
Namun pernyataan Trump tidak ditanggapi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). “Piagam PBB sangat jelas menyebutkan, setiap negara anggota wajib menghormati integritas teritorial negara lain,” kata Jubir Sekjean PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric.
Apakah mimpi Trump untuk memperluas wilayah AS itu benar-benar serius, atau sekedar ‘bluffing” atau taktik tawar-menawar untuk memperoleh konsesi ekonomi-politik hanya dia sendiri yang tahu.
Terkait Terusan Panama dengan panjang 82 km, penghubung Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik yang dibangun AS pada 1904, lalu diserahkan ke Panama pada 1979, Trump mencurigai, terusan tersebut dioperasikan oleh China.
“Lihat, Terusan Panama sangat penting bagi Amerika, tetapi dimanfaatkan oleh China… China!… . Padahal kita memberikan Terusan itu kepada Panama, bukan China” kata Trump seraya menambahkan: “Mereka menyalahgunakannya pemberian itu.”
Sebaliknya, Panama berulang kali membantah tuduhan Trump bahwa China diberi peran mengelola terusan itu, atau mendapat tarif istimewa untuk menggunakannya.
Mengincar Greenland
Trump juga mengusik ketenangan Eropa dengan rencana membeli Greenland, pulau yang merupakan wilayah otonomi Denmark. Putra sulungnya, Donald Trump Jr, tiba di Greenland—yang diklaim sebagai kunjungan pribadi—sesaat sebelum komentar ayahnya muncul, namun tidak ada pertemuan resmi yang dijadwalkan untuk Donald Trump Jr di pulau tersebut.
Denmark sendiri adalah sekutu AS, bahkan sesama anggota Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). “Kita membutuhkan Greenland untuk tujuan keamanan nasional,” ucap Trump.
Saat masa jabatan pertama sebagai presiden AS, Trump pun pernah menyatakan minatnya untuk membeli Greenland, sebaliknya, PM Denmark Mette Frederiksen mengatakan kepada stasiun TV2, ia tidak bisa membayangkan rencana Trump membeli Greenland akan terwujud.
Ide kontroversial Trump juga dilontarkan untuk mencaplok Kanada, negara tetangga AS di utara.
“Singkirkan tapal batas yang (cuma-red) dibuat-buat, Anda lihat sendiri seperti apa bentuknya, dan itu juga akan jauh lebih baik untuk keamanan nasional (jika tanpa tapal batas-red),” kata Trump.
Namun, Trump menepis kemungkinan menggunakan kekuatan militer untuk mencaplok Kanada, yang sedang dilanda kekacauan politik setelah PM Justin Trudeau mengumumkan pengunduran diri.
“Tidak (dengan kekuatan militer-red), (tapi-red-) dengan kekuatan ekonomi,” jawab Trump saat ditanya apakah akan menggunakan pasukan militer untuk menjadikan Kanada negara bagian ke-51 AS.
Tidak, sekecil bola salju pun
Sebaliknya PM Trudeau di media sosial X membalas, “Tak ada peluang sekecil bola salju pun bahwa Kanada akan menjadi bagian dari AS,” seraya menyoroti hubungan keamanan dan perdagangan bilateral yang erat.
Trump berencana menerapkan tarif impor 25 persen untuk barang-barang dari Kanada saat menjabat presiden mulai 20 Januari 2025.
Tarif impor itu dapat merugikan Kanada karena 75 persen ekspornya ditujukan ke AS, sementara pada kesempatan yang sama ia menyatakan niatnya mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika.
“Kami akan mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika. Nama yang indah,” katanya di hadapan wartawan. “Itu yang benar. Dan Meksiko harus berhenti membiarkan jutaan orang masuk ke negara kita,” lanjutnya.
Marjorie Taylor Greene, sekutu Trump di Partai Republik, akan mengajukan UU perubahan nama Teluk Meksiko, Kamis (9/1/2025) namun belum diketahui apakah Trump berwenang melakukannya.
Soalnya, jika pemerintahan Trump resmi menetapkan pengubahan nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika dalam sebutan AS, negara lain tidak wajib dan belum tentu mengikutinya.
Apa yang dilontarkan Trump yang dikenal urakan tentu akan ditunggu dan dibuktikan setelah ia benar-benar memimpin negara adidaya AS dari Gedung Putih mulai 20 Januari nanti. (imbc/Theo/sumber diolah: AFP)