IMBCNEWS, Jakarta – Tidak tanggung-tangggung, Ukraina menerima serangan lebih dari seratus rudal jelajah dan 70 pesawat nirawak tepat di hari Natal (25/12), tentu saja dari sang “sinterklaas” Rusia.
Tak pelak lagi, perayaan Raya Natal umat Kristiani berubah menjadi suasana duka di Ukraina, karena elain sejumlah korban, alat pemanas di musim dingin dan peralatan listrik lainnya tak berungsi karena yang disasar Rusia adalah pusat-pusat pembangkit energi.
The Guardian melaporkan, serangan rudal dan drone besar-besaran oleh Rusia oleh pihak Rusia, mengakibatkan pemadaman listrik di berbagai wilayah di Ukraina sejak Rabu malam (25/12).
Selain mengunakan drone-drone serang, diduga Shahed-136 buatan Iran yang dimodifikasi menjadi Geran-2, Rusia juga menggunakan rudal-rudal jelajah Kalibr yang diluncurkan dari kapal-kapal armada Laut Hitam.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan ini sebagai tindakan “tidak manusiawi” yang diperinahkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Hari ini, Putin sengaja memilih Natal untuk menyerang. Apa ada (perbuatan lain-red) yang lebih tidak manusiawi? Menggunakan lebih dari 70 rudal balistik dan seratus drone serang,” kata Zelensky melalui Telegram dikutip dari The Guardian.
Menurut catatan, rudal jelajah 3M14 Kalibri (disebut Barat SS-N-30A) berbobot tiga ton dan membawa hulu ledak 1.100 lbs dan berjangkauan sampai 2.000 km bisa diluncukan melalui platform di darat, permukaan dan bawah air.
“Sasaran mereka adalah energi kami. Mereka terus berusaha menciptakan pemadaman total di Ukraina,” ujarnya.
Hidup tanpa listrik
Serangan terbaru Rusia itu membuat ratusan ribu warga Ukraina tanpa akses pemanas dan listrik di tengah suhu dingin yang hanya beberapa derajat di atas nol.
Di Kharkiv, sekitar 500.000 orang kehilangan pemanas, sementara ibu kota Kiev juga mengalami pemadaman.
Wali Kota Kharkiv, Ihor Terekhov, melaporkan bahwa serangan tersebut melukai sedikitnya tiga orang di kotanya.
“Kharkiv berada di bawah serangan rudal besar-besaran. Suara ledakan terdengar, dan masih ada rudal balistik menuju kota,” tulisnya di Telegram.
Di Kherson, satu orang tewas dalam 24 jam terakhir akibat serangan Rusia. Sementara itu, di Dnipropetrovsk, operasi pencarian menemukan seorang pria berusia 43 tahun tewas, dan 17 orang lainnya luka-luka setelah serangan pada Malam Natal, menurut Gubernur Sergiy Lysak.
Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko, menyatakan bahwa operator sistem transmisi listrik memberlakukan pembatasan untuk meminimalkan dampak serangan.
Sementara Dubes AS untuk Ukraina, Bridget Brink, mengecam serangan ini sebagai “hadiah Natal Rusia untuk Ukraina.”
Dalam unggahannya di platform X, ia menulis, “Lebih dari 70 rudal dan 100 drone diarahkan ke keluarga Ukraina yang merayakan Natal di rumah mereka.”
Ukraina merayakan Natal pada 25 Desember untuk kedua kalinya, setelah berpindah dari kalender Julian yang digunakan Rusia, di mana Natal jatuh pada 7 Januari.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya menghapus pengaruh Rusia, yang semakin kuat sejak perang dimulai pada Februari 2022.
“Kejahatan Rusia tidak akan menghancurkan Ukraina atau memutarbalikkan makna Natal, “ ujar Presiden Zelenskyy.Top of Form
Perang di Ukraina sudah memasuki hari ke 1.036, Rabu (25/12) sejak invasi negara Beruang Merah itu ke negara tetangganya sesama bekas sempalan Uni Soviet pada 24 Feb. 2022.
Perang terus bereskalasi bahkan melibatkan langsung blasan ribu pasukan Korea Utara yang berada di belakang Rusia, sebaliknya Ukraina masih mampu bertahan dari kekuatan mesin perang raksasa Rusia berkat aliran pesenjataan dari Barat terutama NATO.
Aksi Rusia menuai kecaman, antara lain dari Presiden AS Joe Biden yang menilai aksi Rusia tersebut “keterlaluan” karena membuat sengsara rakyat Ukraina yang kedinginan di musim dingin saat ini tanpa alat pemanas dan kegelapan akibat pemadaman listrik.
Sementara PM Inggeris Leir Starmer seperti dilansir AFP, Kamis (26/12) mengutuk seragan Rusia terhadap infrastruktur energi di sejumlah wilayah Ukraina tersebut.
Sebaliknya Presiden Rusia Vladimir Putin agaknya bergeming, mungkin menganggap, hari Natal kesempatan bagi tentaranya untuk beraksi saat lawan lengah. (imbc-Theo- diolah)