IMBCNEWS, Jakarta – Otoritas Kesehatan negara jiran Malaysia melaporkan 327 kasus penyakit human metapneumovirus (hMPV) sepanjang tahun 2024 yang saat ini mewabah di China daratan.
Tidak seperti halnya Covid-19 yang menjadi pandemi global sejak Desember 2019 sampai Juni 2023, menewaskan 6,9 juta dan memapar 701,7 juta penduduk bumi, hMPV sudah sejak lama ada di dalam tubuh manusia walau baru ditemukan pada 2019.
“Bedanya Covid-19 adalah virus baru, sedangkan hMPV virus lama, sama seperti halnya virus flu, ” kata Menkes Budi ketika ditemui awak media di Jakarta Selatan, Senin (6/1). Tubuh manusia, ujar menkes, belum mengenal virus Covid-19 sehingga tidak tau cara meresponsnya, sehigga saat menyerang tubuh, risiko vatalitasnya lebih tinggi.
Sementara laman Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC )menyebutkan, hMPV pertama kali ditemukan pada tahun 2001, namun, beberapa bukti serologis menunjukkan, virus tersebut telah menyebar luas setidaknya sejak 1958.
Sedangkan Covid-19 adalah virus yang pertama kali ditemukan pada tahun 2019 yang memicu pandemi di seluruh dunia yang menyebar di 204 negara .
Tentag isu lonjakan kasus hMPV di China, Menkes menuturkan, otoritas kesehatan di sana sudah membantahnya dan menyebutkan, setiap musim dingin, di negara-negara empat musim seperti China, kenaikan kasus-kasus hMPV hal biasa.
“Yang naik di China itu bukan kasus hMPV, tapi virus H1N1 atau virus influenza biasa, dan dari sisi prevalensi, hMPV di ranking nomor 3 . Jadi tidak benar hMPV tertinggi, “ tandasnya.
Menkes Budi menuturkan bahwa hMPV sudah ada di seluruh dunia, bahkan virus tersebut sebenarnya juga sudah ada di Indonesia jika dilakukan penelusura secara lebih mendalam, namun, karena virus itu sudah ada sejak lama, tubuh sudah beradaptasi dengan baik sehingga tidak menimbulkan gejala atau fatalitas dan jika terinfeksi hMPV tidak mematikan.
“Tidak benar, infeksi hMPV mematikan. hMPV di Indonesia sudah lama, kalau dicek sekarang ada ya ada. Mungkin rekan-rekan wartawan, kalau dicek ada yang kena,” kata Budi berseloroh.
Mirip flu
Gejala hMPV mirip flu seperti batuk, demam, hidung tersumbat, sementara dalam kasus-kasus yang lebih serius bisa menyebabkann bronchitis atau pneumonia, terutama pada bayia, lansia dan bagi indvidu dengan sistem kekebalan yang lemah.
Wabah HMPV memang sedang sedang merebak di China utara dan menjadi perhatian internasional dalam beberapa waktu terakhir karena virus tersebut menyebar sangat cepat, memicu lonjakan kasus yang signifikan.
Untuk itu, Kemenkes RI mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dan menjaga kesehatan guna mencegah risiko penularan virus ini.
Jubir Kemenkes RI, drg Widyawati, MKM, menjelaskan, langkah-langkah preventif seperti menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan menggunakan masker di tempat umum dapat membantu mengurangi risiko terpapar mMPV.
“Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski begitu, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan,” jelas Widyawati dalam keterangan tertulisnya.
Pemerintah juga terus memantau perkembangan hMPV di China dan negara-negara lain, sedangkan langkah antisipasi dilakukan melalui pengawasan di pintu-pintu masuk termasuk karantina kesehatan bagi pelaku perjalanan int’l yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).
Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. Meski demikian, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demamdan istirahat cukup, efektif dalam membantu meringankan gejala. (imbcnews/Theo/ sumber diolah; detik.com)