IMBCNEWS, Jakarta – Ketua Umum PSSI Erick Thohir memecat pelatih kepala Timnas Indonesia asal Korea, Shin Tae-yong (STY) yang sudah berkiprah menukangi persepakbolaan Indonesia selama lima tahun dan menjelang moment untuk melakoni sisa empat laga putaran ke-3 Piala Dunia 2026 mulai Maret nanti.
Pemecatan STY dilakukan oleh Ketum PSSI Erick Thohir dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Senin (6/1/2025). Erick menyebutkan, pemecatan Shin dilakukan setelah melalui pertimbangan matang dengan mendengarkan saran dari berbagai pihak dan di tengah “dinamika” termasuk antara para pemain dan pelatih.
“Apa yang kita lakukan hari ini untuk kebaikan Tim Nasional. Semua transparan tidak ada agenda yang diutup-tutupi,” tutur Erick Thohir seraya mengucapkan terima kasih atas kinerja STY walau keputusan ini menuai pro-kontra, baik di kalangan PSSI sendiri, pengamat persepakbolaan dan juga netizen, mengingat kinerja STY selama lima tahun penugasannya juga ikut mendongkrak prestasi PSSI..
STY diberhentikan hanya enam bulan setelah memperpanjang ikatan kerja hingga 2027, sementara dalam kesempatan sama, Erick juga membocorkan bahwa pengganti pelatih yang telah lima tahun menukangi Garuda sudah ada. PSSI tentunya juga harus membayar kompensasi atas keputusannya memperpendek kontrak kerja dengan STY.
“Kami sudah mendapatkan calonnya, kami akan undang semua media untuk konferensi pers berikutnya tanggal 12 (Januari) kurang lebih jam 4 sore,” ujarnya.
Erick Thohir tidak membocorkan siapa pelatih baru Timnas Indonesia yang dimaksud, namun rumornya adalah sosok juru taktik asal Belanda.
Spekulasi yang beredar menjurus ke beberapa nama pelatih berkebangsaaan Belanda seperti mantan penyerang Ajax Amsterdam, Barcelona dan Newcatle United, Patrick Kluivert.
Kluivert kini berusia 48 tahun dan pernah beberapa kali menjadi asisten manajer di Brisbane Roar, Timnas Kamerun, dan Timnas Belanda.
Sementara nama lain yang juga santer disebut adalah eks manajer PSV Eindhoven, Fred Rutten. Pria berusia 62 tahun ini adalah mantan pemain FC Twente yang telah malang melintang menukangi klub-klub Belanda seperti PSV, Vitesse, Twente, dan Feyenoord.
Dinamika
Erick Thohir menuturkan alasan pemecatan Shin sebagai pelatih timnas Indonesia adalahdinamika yang cukup kompleks yang sudah dirasakan sebelum skuad Garuda melawan Cina pada 15 Oktober 2024 yang berakhir dengan kekalahan 1-2.
“Dinamika ini cukup kompleks. Kalau saja waktu itu kami mengambil keputusan tergesa-gesa, mungkin kurang baik juga. Tapi ini sudah dirasakan sejak pertandingan, bahkan mungkin sebelum Timnas lawan Cina, tapi waktunya terlalu mepet,” kata Eric.
Indonesia akan melakoni dua laga lanjutan putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada Maret mendatang. Pertandingan pertama melawan Australia dalam laga tandang pada 20 Maret. Berikutnya, selang lima hari kemudian, skuad Garuda akan menjamu Bahrain.
“Kami melihat perlunya ada pimpinan yang bisa lebih menerapkan strategi yang disepakati oleh para pemain, komunikasi yang lebih baik, dan implementasi program yang lebih baik juga secara menyeluruh untuk tim nasional,” tutur Erick.
Selain sukses membawa timnas pertama kali masuk putaran ke-3 Piala Dunia dan menaikkan ranking FIFA PSSI dari 137 ke 125, Shin selama lima tahun berkiprah membangun timnas juga banyak pengagum yang menyayangkan kepergiannya.
Bahkan, pria asal Korea Selatan tersebut mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia walaupun belum memperoleh piala. Beragam pujian dilayangkan ke pelatih berusia 53 tahun tersebut.
STY telah membuat para pendukung setia timnas Indonesia tidak lagi bermimpi untuk menjuarai piala regional Asia Tenggara, tapi sekarang dibawa untuk bermimpi bermain di Piala Dunia.
Di bawah asuhannya, Tim Garuda pun naik kelas. Saat ini pesaing timnas Indonesia bukan lagi Laos, Kamboja, atau Timor Leste. Akan tetapi Korea Selatan, Australia, Irak, dan Jepang.
Prestasi yang diukir Timnas Garuda di bawah kepemimpinan STY
1. Kenaikan Ranking FIFA
Peringkat FIFA RI yang pada awal 2024 di angka 146 melesat ke 127 dengan perolehan 1.133 poin atau naik 19 dalam setahun atau pada akhir 2024.
Tren peningkatan peringkat timnas Indonesia terlihat nyata saat dilatih STY. Sejak 2020, pada saat terjadi pandemi, peringkat timnas berada di 173 FIFA.
Pada waktu itu kekuatan timnas bisa dikatakan pincang karena kondisi pemain yang tidak maksimal akibat Liga Indonesia yang dihentikan pada musim 2020/2021. Padahal mayoritas pemain timnas bermain di klub Liga 1 Indonesia.
Artinya, dalam kurun waktu empat tahun, rangking FIFA Tim Garuda melesat 48 peringkat sejak era pandemi Covid-19.
2. Mengakhiri “kutukan” lawan Australia
Saat dilatih STY, Indonesia mampu menghapus rekor buruk melawan Australia yang dalam laga-laga sebelumnya selalu takluk dari tim ngeri Kanguru itu.
3. Menang Melawan Korea Selatan
Timnas Indonesia U-23 selalu menelan kekalahan melawan Korea Selatan dalam tujuh pertemuan terakhir sebelumnya. Kekalahan terbesar terjadi pada Kualifikasi Olimpiade 2000 di Seoul, ditekuk dengan skor telak 0-7.
Dalam pertemuan terakhir, tepatnya pada laga persahabatan 2018 silam, Timnas Indonesia mampu memperkecil kekalahan dan bertanding sengit dengan skor 2-1 hingga peluit akhir ditiupkan.
Secara keseluruhan, timnas Indonesia U-23 selalu kalah dari timnas U-23 Korea Selatan. Indonesia juga harus kalah dengan kemasukan 24 gol.
Namun, cerita pahit berakhir di Piala Asia U-23 2024. Indonesia secara mengejutkan mengalahkan Korsel melalui adu penalti. Kemenangan ini menjadi yang pertama dalam delapan pertemuan kedua tim.
Sebagai catatan, anak asuh STY menjadi satu-satunya tim di Piala Asia yang mampu menjebol gawang Tim Ginseng.
Tim sekelas Jepang, Uni Emirat Arab, hingga China bahkan gagal memasukkan gawang ke jala Jong Boem Baek.
Nyaris Masuk Ke Olimpiade Paris 2026
Penampilan memukau Timnas Indonesia U-23 membuka peluang menuju Olimpiade Paris 2026. Sayangnya takluk dari Guiniea di babak kualifikasi antar benua.
Kejutan di putaran PD 2026
Timnas Garuda sejarah baru usai menaklukkan Arab Saudi dengan skor meyakinkan 2-0 pada lanjutan Grup C Ronde Tiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion GBK), Jakarta, 19 Nov. 2024.
Kemenangan tersebut membuat timnas Indonesia menutup tahun 2024 dengan bertengger di posisi tiga sementara Grup C dengan 6 poin, selisih satu poin dari Australia yang berada di peringkat dua.
Sebelumnya Timnas Indonesia tidak pernah sekalipun mendapatkan kemenangan kala jumpa Arab Saudi.
Terakhir kali timnas mendapatkan poin dari Arab Saudi di kompetisi resmi adalah 6 Oktober 1983. Saat itu pertandingan berakhir imbang 1-1 pada ajang kualifikasi Olimpiade 1984.
Sebenarnya timnas pernah dua kali menahan imbang Arab Saudi pada 1997 dengan skor 1-1 dan pada 2011 dengan skor 0-0 namun keduanya hanya laga uji coba.
Hasil yang diraih pada pertandingan terakhir menjadi pemecah rekor 21 tahun tidak mampu mencuri poin dari Arab Saudi di kompetisi resmi.
Poin Tertinggi di ASEAN
Timnas Indonesia saat ini bertengger di posisi ketiga dengan koleksi enam poin dari enam pertandingan di Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Perolehan poin Garuda menjadi yang paling tinggi diantara tim Asia Tenggara lain yang berlaga di kualifikasi Piala Dunia putaran ketiga.
Di bawah Indonesia ada Vietnam yang meraih empat poin di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Sementara Thailand hanya meraih dua poin di Kualifikasi Piala Dunia 2018.
Back to Back Piala Asia
Timnas Indonesia memiliki pencapaian luar biasa di level Asia dengan back to back lolos Piala Asia.
Setelah menjadi runner up grup F di kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, timnas Indonesia berhak mendapatkan tiket langsung ke Piala Asia 2027.
Sebelumnya Indonesia lolos ke Piala Asia yang digelar Januari 2024 setelah terakhir kali pada 2007. Tim Garuda pun langsung menembus babak 16 besar.
Debut Semifinalis Piala Asia U-23
Piala Asia U-23 di Qatar tahun ini adalah ajang debut Timnas. Walaupun baru pertama kali, Tim Garuda mampu terbang hingga ke babak semifinal.
Kemenangan Tim Nasional U-23 melawan Tim Korsel di babak perempat final Piala Asia U-23 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat (26/4/2024) meninggalkan catatan menarik
Tim asuhan Shin Tae yong (STY) perlu perjalanan panjang dengan penuh drama untuk akhirnya mampu menekuk Korsel melalui adu penalti 11 vs 10.
Kemenangan ini adalah rekor pertama Tim Garuda Muda unggul atas Korsel dalam kelompok umur U-23.
Pertemuan antara kedua tim menunjukkan dominasi Korsel U-23. Timnas Indonesia U-23 selalu menelan kekalahan dalam tujuh pertemuan terakhir.
Kekalahan terbesar dialami pada Kualifikasi Olimpiade
2000 di Seoul, di mana Indonesia ditekuk dengan skor telak 0-7.
Prestasi di turnamen Resmi
Singkatnya prestasi yang diraih timnas di bawah STY dalam turnamen resmi: runner-up Piala AFF 2020, medali perunggu Sea Games 2021, runner-up Piala AFF U-23, Fase Grup Pialaasia U 20 2023, Babak 16 besar Piala Asia 2023, Peringkat ke-4 Piala Asia U 23 2024, lolos Piala Asia 2027.
Kepergian STY selain memicu spekulasi baru persepakbolaan nasional yang mulai bangkit dan diperhitungkan lawan, paling tidak di kawasan Asia Tenggara, juga pertaruhan baru.
Sebagian Netizen menganggap kepergian STY mengembalikan Timnas ke titik nol lagi, karena harus memulai dari awal lagi, membangun kekompakan dan kerjasama antara pelatih baru dan para pemain serta pengurus PSSI.
Apakah langkah Erick Thohir mengambil langkah benar atau keliru, waktu akan membuktikannya! imbc/Theo sumber diolah: