AGAM – Soul Puncak Lawang, objek wisata yang terletak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menjadi salah satu destinasi yang paling banyak dikunjungi berkat keindahan alam dan udara yang sangat sejuk. Dengan latar belakang Danau Maninjau yang memukau, kawasan ini menawarkan pemandangan luar biasa yang tak bisa ditemukan di tempat lain.
Seorang pengunjung, Yesi Saputri (35), warga Bukittinggi, mengungkapkan kegembiraannya saat mengunjungi Puncak Lawang setelah lebih dari 17 tahun lamanya.
“Terakhir kali saya kesini waktu gadis, pada 2008 lalu bersama teman-teman,” ujar Yesi, yang terlihat sangat bahagia menghirup udara segar di lokasi wisata, Selasa (7/1/2025).
Owner sanjai Esi 212 itu juga mengatakan bahwa selain menikmati keindahan alam, ia merasa membutuhkan waktu untuk refleksi setelah kesibukannya berjualan keripik sanjai di Pasar Atas Bukittinggi.
Apa Itu Soul Puncak Lawang?
Puncak Lawang adalah objek wisata yang terletak di Desa Lawang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, dengan ketinggian sekitar 1.210 mdpl.
Menurut pengelola, Ir. H. Zola Pandoe, Soul Puncak Lawang bukan hanya sekadar destinasi wisata alam, tetapi juga berkontribusi besar terhadap ekonomi lokal, membuka lapangan pekerjaan, serta mendukung perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah tersebut.
“Puncak Lawang telah dikembangkan menjadi destinasi wisata utama di Sumatera Barat,” kata H. Zola Pandoe.
Keindahan pemandangan Danau Maninjau dengan perbukitan hijau yang mengitarinya menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan. Tak hanya itu, Puncak Lawang juga menyediakan spot paralayang bagi para pengunjung yang menyukai tantangan dan ingin menguji adrenalin.
Spot Wisata dan Fasilitas di Puncak Lawang
Selain panorama yang menakjubkan, Puncak Lawang juga menawarkan berbagai spot foto menarik, seperti Rumah Hobbit dan Ethnic Village. Banyak pengunjung yang tak melewatkan kesempatan untuk berfoto dengan latar belakang Danau Maninjau dan hutan pinus yang asri.
Puncak Lawang juga dikenal sebagai tempat istirahat favorit para noni dan meneer Belanda pada masa kolonial. Daya tarik utamanya adalah pemandangan Danau Maninjau yang biru dan perbukitan hijau yang menyelimutinya, menciptakan suasana yang menenangkan jiwa.
Sejarah dan Pengelolaan Puncak Lawang
Pada awalnya, Puncak Lawang dikelola secara gotong royong oleh masyarakat Nagari Lawang. Namun, sejak tahun 2017, pengelolaan objek wisata ini secara resmi diambil alih oleh Ir. H. Zola Pandoe yang bekerja sama dengan masyarakat setempat.
Zola Pandoe bersama Mukhlis sebagai pengawas objek wisata terus berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan dan pemasaran, agar Puncak Lawang semakin dikenal di kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Biaya Masuk dan Rute Perjalanan
Untuk menikmati keindahan Puncak Lawang, pengunjung dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp 20.000 per orang pada hari kerja dan Rp 25.000 pada hari libur. Tarif parkir kendaraan pun terjangkau, yakni Rp 2.000 untuk motor dan Rp 5.000 untuk mobil.
Terdapat dua rute utama yang dapat ditempuh untuk menuju Puncak Lawang. Rute pertama adalah melalui Matur, dimulai dari Bukittinggi dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Pilihan rute kedua adalah lewat Ambun Pagi, yang terletak 3 km setelah Matur atau sebelum Kelok 44. Rute ini sangat disukai wisatawan karena menyuguhkan pemandangan indah Danau Maninjau.
Puncak Lawang terus berkembang dan menjadi salah satu pilihan utama bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam serta suasana sejuk khas pegunungan Sumatera Barat.
(Pewarta: Alex)