IMBCNEWS Washington DC | Presiden AS Joe Biden dijadwalkan mengunjungi Vietnam pada 10 September mendatang, setelah menghadiri KTT G20 di New Delhi, India. Ia dikabarkan ogah kunjungi Jakarta lantaran banyak keinginannya tidak sejalan dengan Indonesia.
“Amerika Serikat ingin memperdalam hubungan kami dengan kawasan ini dan Vietnam merupakan mitra utama untuk melakukan hal itu,” kata Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre di release VOA dalam jumpa pers hari Selasa pekan ini.
Biden melewatkan dua pertemuan penting di tingkat kawasan yang dituanrumahi Indonesia hanya beberapa hari sebelumnya, yaitu KTT AS-ASEAN dan KTT Asia Timur, yang mempertemukan negara-negara di Asia Tenggara dengan mitra-mitranya, termasuk AS, China dan Rusia. Wakil Presiden AS Kamala Harris-lah yang akan menghadiri pertemuan-pertemuan tersebut untuk mewakili Biden.
Indonesia adalah ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini dan saat ini menjadi koordinator blok tersebut dalam hubungan AS-ASEAN. Sumber-sumber diplomatik yang berbicara kepada VOA dengan syarat anonim untuk membahas proses pertimbangan internal mengatakan bahwa Jakarta sengaja menyelaraskan jadwal pertemuan ASEAN dengan rencana Biden ke India dengan harapan agar sang presiden dapat menghadiri acara tersebut. Namun ia enggan untuk singgah. Ditengarahi Indonesia lebih dekat melakukan hubungan ke China dimana AS kurang begitu suka.
Para pejabat AS berkukuh bahwa keputusan untuk melewatkan agenda tersebut bukan pertanda Amerika tidak menghormati Indonesia.
“Presiden (Biden) sebenarnya ke Indonesia kurang dari setahun yang lalu untuk menghadiri (KTT) G20 dan program bilateral penting dengan (Presiden) Joko Widodo,” ungkap penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, kepada VOA dalam jumpa pers belum lama ini.
Meski demikian, kunjungan presiden AS memiliki makna adanya nilai strategis yang diberikan Washington kepada suatu negara dan seberapa inginnya negara tersebut meningkatkan hubungan bilateralnya.
Baik Vietnam maupun Indonesia merupakan pemain penting dalam upaya yang dipimpin AS untuk mengatasi pengaruh China di kawasan. Lantas mengapa Biden lebih memilih Hanoi ketimbang Jakarta?
Vietnam Setuju Tingkatkan Hubungan dengan AS. Meskipun Indonesia telah menjadi mitra strategis AS sejak 2015, baru sekarang Hanoi tampak siap meningkatkan hubungannya ke tingkat yang sama dengan Indonesia, setelah menjalani kemitraan komprehensif selama 10 tahun.
Harris menawarkan Vietnam kesempatan untuk meningkatkan hubungan kedua negara ketika ia mengunjungi Hanoi pada Agustus 2021. Namun, kala itu Vietnam ragu menerima tawaran tersebut, karena khawatir akan tindakan balasan China.
Hanoi dan Beijing, yang selaras secara ideologis dan memiliki sistem pemerintahan yang serupa, sebenarnya memiliki hubungan yang lebih dekat. Keduanya menyepakati Kemitraan Strategis Komprehensif (CSP) pada 2008. Selain itu, Vietnam juga memiliki perjanjian CSP dengan tiga negara lainnya – India, Rusia dan Korea Selatan.
Kemitraan strategis dengan AS akan meningkatkan upaya Vietnam untuk mengembangkan sektor teknologi tingginya di berbagai sektor, termasuk produksi semikonduktor dan kecerdasan buatan, yang sama-sama menjadi industri penting dalam persaingan strategis AS dan China.
imbcnews/voa/diolah/