IMBCNews, Jakarta | Pada Senin (25/3/2024), langit malam akan menjadi panggung bagi fenomena alam yang menakjubkan, Gerhana Bulan Penumbra. Ini adalah salah satu dari empat gerhana yang akan terjadi sepanjang tahun 2024. Bagi Indonesia, gerhana ini akan menjadi momen langka yang bisa disaksikan bersama dengan Gerhana Matahari Total pada 8 April mendatang.
Gerhana Bulan Penumbra akan memakan waktu sekitar 4 jam 43 menit 39 detik, melalui tahapan dari Gerhana Mulai (P1) hingga Gerhana Berakhir (P4).
Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berikut jadwal proses gerhana:
- Gerhana Mulai (P1): 11.50.58 WIB / 12.50.58 WITA / 13.50.58 WIT dan 04.50.58 UT
- Puncak Gerhana (Puncak): 14.12.48 WIB / 15.12.48 WITA / 16.12.48 WIT dan 07.12.48 UT
- Gerhana Berakhir (P4): 16.34.38 WIB / 17.34.38 WITA / 18.34.38 WIT dan 09.34.38 UT
Meskipun begitu, tidak semua wilayah di Indonesia dapat menikmati sepenuhnya gerhana ini. BMKG membagi wilayah yang bisa dan tidak bisa menikmati Gerhana Bulan Penumbra.
Wilayah yang dapat ‘Menikmati Semua Proses Gerhana Bulan’ termasuk Papua, Papua Barat, dan sebagian Maluku.
Sementara itu, wilayah lainnya tidak dapat melihat seluruh fase gerhana karena Bulan akan berada di bawah horizon. Wilayah-wilayah tersebut mencakup sekitar Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan sebagian Maluku.
Wilayah yang tidak bisa mengamati sepenuhnya fase gerhana ini meliputi Maluku Utara, sebagian Maluku, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Aceh.
Gerhana Bulan Penumbra ini akan menjadi momen spektakuler bagi para pecinta alam dan astronomi di Indonesia. Mereka yang berada di wilayah yang memungkinkan untuk menyaksikannya pasti akan menikmati keindahan langit malam yang langka ini. Bagi yang tidak berada di wilayah tersebut, mereka dapat tetap merasakan keajaiban alam ini melalui berbagai media penyiaran dan laporan tentang fenomena langka ini. (sumber: cnbcindonesia.com /diolah)