IMBCnews, Jakarta – Perang di Gaza tak kenal berhenti di tengah upaya perdamaian dan seruan perdamaian oleh masyrakat internasional, sementara korbannya terutama warga sipil terus berjatuhan.
AFP mengutip Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan, serangkaian serangan Israel pada Kamis (19/12) menewaskan sedikitnya 30 warga Palestina.
Miiliter Israel (IDF) mengeklaim, mereka menargetkan anggota kelompok Hamas yang bersembunyi bersama pengungsi di bangunan tersebut, sebaliknya anggota Pertahahan Sipil Gaza, Mahmud Bassal menyebutkan, setidaknya 13 perempuan dan anak anak tewas ketika serangan yang menghantam dua sekolah di bagian timur Kota Gaza itu.
Sejak Perang Gaza 8 Oktober lalu, sudah sekitar 43.000 lebih warga Palestina di wilayah Gaza terbunuh, 97.000-an terluka dan jutaan warga kehilangan tempat tinggal.
“Pasukan pendudukan Yahudi terus melanjutkan kebijakannya untuk menyasar orang-orang terlantar dan tempat penampungan yang menampung mereka,” imbuh Bassal, sebaliknya militer Israel mengatakan telah melakukan serangan tepat terhadap kelompok bersenjata yang beroperasi di kompleks sekolah yang terletak di lingkungan Al-Daraj.
“Teroris Hamas menggunakan kompleks ini untuk kegiatan teroris, merencanakan dan melaksanakan serangan teror terhadap pasukan IDF (militer) dan negara Israel,” ungkap militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Dalam peristiwa terpisah, belasan orang lainnya tewas ketika sebuah pesawat tempur Israel menargetkan sekelompok warga Palestina yang sedang mengisi air di kamp pengungsi Al-Shati di bagian barat Kota Gaza.
Empat korban tewas tambahan dilaporkan dalam serangan lain terhadap sebuah rumah, juga di lingkungan Al-Daraj di bagian timur Kota Gaza. Militer tidak segera menanggapi serangan terhadap rumah tersebut dan di kamp Al-Shati.
Entah sampai kapan derita warga Palestina di Gaza akan berakhir mengingat sudah 14 bulan sejak 8 Oktober 2023 perang di Gaza berkecamuk di tengah berbagai upaya perdamaian yang selalu kandas di tengah jalan, seruan PBB dan masyarakat internasional.
Sebaliknya, perang terus bereskalasi ke Lebanon yang dilakukan Israel untuk memerangi milisi Hizbullah proksi Iran, menyerang milisi Houthi di Yaman, membombardir fasilitas militer Suriah dengan memanfaatkan tumbangnya rezim Bashar al Assad dan di ambang perang terbuka dengan Iran.
Perang terus berlanjut, alih alih menyelesakan persoalan, yang jelas, korban terbesar adalah rakyat tak berdosa yang terus berjauhan. (imbcnews/theo-diolah dari Reuters)