IMBCNews, Karawang | Ambrolnya abutment Jembatan Kedungsalam pada bagian kanan bawah arus Sungai Cilamaran antara Kelurahan Plawad dengan Kelurahan Palumbonsari, Kecamatan Karawang Timur sudah diprediksi sebagian warga di lingkungan setempat jembatan ini akan ada yang runtuh.
Bahkan, Lurah Plawad H Ropiudin SE M.Ap., di kantornya, Jumat (20/12) mengaku bahwa pihaknya sudah lama melayangkan surat laporan sekaligus permohonan perbaikan Jembatan Kedungsalam yang menghubungkan dua kelurahan tersebut, kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Kabupaten Karawang.
“Jauh sebelum kejadian runtuhnya abutment bagian kanan bawah dari arah arus Sungai Cilamaran, kami sudah mengirim surat ke PUPR, karena ada kekhawatiran jembatan bisa ambruk. Kami kirim surat ke PUPR saat itu sekitar Januari 2024, yang isi suratnya termasuk memohon jembatan agar segera diperbaiki,” kata Ropiudin.
Ternyata, sebut dia, tak kunjung ada respons positif. Hingga akhir November atau sehari setelah Pilkada kejadian abutment yang posisinya di Kampung Kedungsalam ambrol, dan batu belah tumpuan loneng jembatan yang dipasang untuk menahan sambungan antara jembatan dan jalan runtuh berserakan.
“Sekarang, kekuatan jalan pada sambungan jembatan dengan jalan tambah mengkhawatirkan saja karena ada yang bolong atau garowong. Kalau ada kendaraan lewat getarannya sudah mengkhawatirkan. Sehingga, sangat perlu penanganan berupa perbaikan jembatan dari dinas terkait,” ungkap Ropiudin.
Ia menjelaskan, Jembatan Kedungsalam ini jika dilihat dari atas kerusakannya seperti tidak terlalu parah. “Tapi jika kita melihatnya dari bawah dekat arus air, di bagian bawahnya sangat riskan sekali. Bagian bawah pada tumpuan jembatan, terlebih yang di tepian sungai, terlihat sudah rapuh dan batu-batu belah yang terpasang banyak coplok, runtuh dan berjatuhan,” sebut Lurah Plawad.
Lebih lanjut ia mengemukakan, untungnya masih ada tiang besar di tengah-tengah sungai sebagai tumpuan utama. Tiang ini dikabarkan adalah peninggalan bangunan jembatan Belanda dan tampak masih kokoh.
“Sedangkan yang terlihat rapuh dan mulai runtuh adalah bagian penyanggah bawah jembatan di dua ujung tepian sungai. Pada penyanggah di dua ujung tersebut dikhawatirkan membuat jembatan amblas, anjlok dan ambruk. Potensi ambruknya bisa disebabkan dampak hujan lebat dan Sungai Cilamaran meluap dengan debit air yang biasanya berjalan deras,” tutup Ropiudin mengingatkan. (hmd/asy-2012: lpt/lpg)