Jakarta-IMBCNews – Program pemerintahan baru antara lain pemberian makan bergizi gratis seyogianya patut didukung, namun harus tepat sasaran dan memberi dampak ekonomi bagi petani dan pengusaha lokal, sehingga program ini bisa menghasilkan sumber daya berkualitas dan memajukan bangsa.
Demikian salah satu masukan yang terungkap pada acara Strategic Policy Forum bertajuk “Membedah Program Strategis Pemerintah Baru dan Solusi Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045” yang digelar oleh Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Unit Kerja Khusus Center for Strategic and Global Studies (CSGS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, di kampus UI Salemba Jakarta, Selasa (17/9/2024).
Menurut Kepala Badan Gizi Nasional Prof. Dadan Hindayana, program makan bergizi gratis untuk anak usia sekolah, ibu hamil dan ibu menyusui akan menghidupkan sektor pertanian. Karena semua kebutuhannya memanfaatkan produksi petani lokal. Mulai dari susu, beras, telor dan lauk-pauk. Pengadaan ini akan menggerakkan sektor pertanian.
“Mulai dari hulu (petani) sampai makanan siap disajikan semua memanfaatkan produk petani lokal. Dikerjakan oleh petani dan pengusaha UMKM lokal. Khusus untuk susu, mungkin yang akan kita impor sapinya. Sapi itu dibudidayakan oleh petani lokal,” tutur Dadan yang tampil di forum melalui rekaman podcast, yang telah direkam sebelumnya.
Dadan memaparkan, berdasarkan uji coba yang telah dilakukan sejak Februari 2024 kepada 3000 anak usia sekolah, program ini berjalan lancar dan sangat bermanfaat. “Ini adalah program besar pemerintah, harus bertahap, tidak bisa sekali jadi,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Prof Dr KH Noor Achmad. Menurutnya, program tersebut bisa menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dalam rangka pembangunan.
“Sejalan dengan program tersebut kami merancang program makan gizi gratis dan penguatan mustahik,” ujar Noor Ahmad.
Dia mengungkapkan, selama ini telah mengamati masalah yang berkaitan dengan kebutuhan pangan di masyarakat. “Kami sering keliling Indonesia, ada bagian yang masih kelaparan,” ujarnya.
Untuk mensukseskan program makan bergizi gratis, dia berharap tidak ada pihak atau kelompok yang bertujuan hanya untuk mengambil keuntungan belaka. Sehingga berdampak pada kenaikan harga sembako.
“Jangan ada yang mengambil untung, jangan pula
sampai harga-harga naik,” ujar Noor Ahmad.
Seminar yang diikuti ratusan peserta secara luring dan daring juga menghadirkan nara sumber lain membahas topik yang berbeda. Diantaranya mantan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro yang menyampaikan tentang ketahanan energi dan pangan.
Selain itu Rektor Universitas Pancasila Prof Dr Marsudi Kisworo, Guru Besar UGM Prof Dr Gunawan Sumodiningrat, Direktur SKSG Athor Subroto, SE, MM, N.Sc, Ph.D, dan Ketua CSPS Guntur Subagja Mahardika.
Sementara Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI Athor Subroto mengatakan pihaknya membuat forum diskusi Strategic Policy Forum demi melahirkan ide atau gagasan untuk mendukung program-program dalam memajukan bangsa.
“Karena ini adalah salah satu upaya dari kami untuk terus membuat awareness kita terhadap masyarakat yang kita tuju,” kata Athor.
Menurut Athor, seluruh lapisan masyarakat termasuk dari kalangan akademik memiliki peran aktif dalam mewujudkan cita-cita proklamasi yakni menciptakan masyarakat adil dan makmur.
Upaya tersebut bisa dilakukan dengan cara mendukung program pemerintah yakni mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Athor melanjutkan beberapa hal yang bisa dilakukan oleh kaum akademisi yakni menyumbangkan ide dan gagasan untuk kemajuan program-program pemerintah.
“Kami ikut mendorong secara aktif, paling tidak berdasar ide, gagasan yang kita sampaikan pada forum seperti ini, karena ini adalah salah satu upaya dari kami,” jelas Athor. (KS)