IMBCNEWS – Jakarta – Sudah sepekan amukan si jago merah di kawasan Los Angeles County, AS yang menewaskan 24 orang dan merusak belasan ribu bangunan sampai hari ini belum bisa diatasi sepenuhnya, kini muncul fenomena tornado api atau “firenado”.
Pusaran angin yang bergerak ke arah Mandeville Canyon, dekat Brentwood, tulis CNN (13/1), terdeteksi di tengah lokobaran api di atas kawasan Palisades, distrik di wilayah metropolitan Los Angeles yang berbatasan dengan Brentwood d sebelah timur dan Malibu di sebelah barat dan St Monica di sebelah utara.
Ahli meteorologi KCAL Nws Danny Ruberti mengemukakan, suhu panas sangat intens sehingga menarik udara di sekitarnya, membuat semacam pusaran.
Partikel udara, menurut dia, bergerak lbih cepat dari udara di luar wilayah itu sehingga menampakkan tampilan seperti tornado atau pusaran api.
Sementara itu, petugas pemadam masih terus berusaha mengatasi kobaran api di beberapa titik di lokasi kebakaran hutan di LA yang menjadi bencana alam paling dahsyat dalam sejarah AS.
NBC News menyebutkan, dari jumlah dana an dialokasikan untuk menanganinya, kebakaran kali ini kemungkinan juga menjadi bencana alam terburuk dalam sejarah AS.
Pemeriksa Medis Los Angeles County melaporkan 24 kematian akibat kebakaran tersebut, sementara sekitar 1.000 bangunan rumah mewah dan seluruhnya 12.000 bangunan mengalami kerusakan parah, bahkan sebagian tiggal puing-puing.
Pengawas distrik Los Angeles Lindsey Horvath yang ditulis Reuters (11/1) menyebutkan, LA County mengalami malam yang penuh teror dan menyisakan trauma yang tak terbayangkan.
Untuk memadamkan api, pesawat-pesawat pemadam kebakaran menjatuhkan bom air dicampur cairan Kimia, sedangkan petugas di darat berupaya menahan laju kebakaran Palisades saat api merambah ke pemukiman mewah Brentwood dan permukiman lain di LA
Kebakaran di sisi barat kota itu telah menghabiskan lahan seluas 23.713 hektar dan baru 11 persen yang berhasil dikendalikan.
Api yang melanda wilayah Eaton di kaki bukit sebelah timur LA menghanguskan lahan seluas 14.117 hektar dan pengendalian menjadi 27 persen, naik dari 15 persen sehari sebelumnya.
Sebagian sudah dikendalikan
Departemen Kehutanan dan Perlindungan Kebakaran California (Cal Fire) menyebutlkan, puluhan ribu HA lahan di kawasan Hurst di sebelah utara kota, sejauh ni sudah sekitar 89 persen dikendalikan, dan tiga kebakaran lain yang telah melanda bagian lain wilayah tersebut kini telah terkendali 100 persen.
Para pejabat memperingatkan seluruh populasi LA County yang berjumlah hampir 10 juta orang harus siap jika ada perintah evaluasi.
Hingga Minggu, lebih dari 100.000 orang di Los Angeles County telah diperintahkan untuk mengungsi, atau turun dari jumlah tertinggi sebelumnya lebih dari 150.000, sementara 87.000 lainnya menghadapi peringatan evakuasi.
“Angin kencang ditambah kelembaban yang relatif rendah dan bahan bakar bisa memicu ancaman kebakaran di seluruh LA ,” kata Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles County Anthony Marrone dalam konferensi pers.
Ia menambahkan, area yang dievakuasi dimungkinkan tidak akan dibuka kembali hingga kondisi bendera merah dicabut pada Kamis.
Bencana di LA kali ini yang memaksa puluhan ribu warga mengungsi merupakan salah satu tragedi yang memperlihatkan betapa dahsyatnya kekuatan alam di tengah cuaca ekstrem dan perubahan iklim global.
Melihat skala kehancuran yang ditimbulkan oleh kebakaran LA, mengingatkan orang pada sejumlah peristiwa kebakaran besar lainnya yang pernah terjadi di berbagai penjuru dunia.
Sejarah mencatat, kebakaran hebat kerap terjadi akibat berbagai faktor seperti kelalaian manusia, kondisi cuaca ekstrem, hingga bencana alam yang sulit diprediksi.
Kebakaran Siberian Taiga 2003
Kebakaran di wilayah Siberia Timur meliputi Rusia, China bagian timur laut dan Mongolia utara berdampak pada wilayah sluas 55 juta acre.
Suhu tinggi dan musim kering yang ekstrem memperparah situasi, menghasilkan emisi karbon dalam jumlah besar yang memengaruhi iklim global. Selain merusak ekosistem, asap dari kebakaran ini juga mencemari kualitas udara di di skitarnya.
2. Kebakaran Australia 2019–2020
Dikenal sebagai “Black Summer,” kebakaran ini melanda wilayah New South Wales, Victoria, dan negara bagian lainnya di Australia.
Lebih 42 juta acre terbakar, menyebabkan kerusakan masif pada ekosistem dan infrastruktur dan berdampak pada sekitar tiga miliar hewan, menghancurkan ribuan rumah, dan memicu evaluasi ulang terkait pengelolaan lahan di Australia.
3. Great Fire 1910 di Amerika Serikat
Kebakaran ini melanda wilayah Idaho utara dan Montana barat, menghancurkan sekitar 3 juta acre lahan. Selain kerusakan material, kebakaran ini menewaskan 87 petugas pemadam kebakaran yang sedang bertugas.
Tragedi ini mendorong perubahan besar dalam kebijakan pengelolaan hutan di Amerika Serikat, termasuk pengembangan sistem pencegahan kebakaran yang lebih terorganisir.
4. Kebakaran Chinchaga 1950 di Kanada
Kebakaran di wilayah British Columbia dan Alberta, dengan area terdampak 4,2 juta acre menciptakan fenomena atmosfer yang dikenal sebagai “Great Smoke Pall,” di mana asap tebal menyebar hingga Eropa.
Pemicu utama kebakaran adalah petir kering selama musim panas, sementara kondisi geografis membuat upaya pemadaman menjadi sangat sulit.
5. Black Dragon Fire 1987
Kebakaran ini menghanguskan 2,5 juta acre lahan di wilayah perbatasan antara China dan Rusia. Dengan korban jiwa sebanyak 191 orang dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Kebakaran ini salah satu yang paling mematikan dalam sejarah modern. Setelah kejadian ini, kedua negara mulai meningkatkan kerja sama int’l dalam pencegahan dan penanganan kebakaran hutan, menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas negara untuk mengatasi bencana serupa.
Tragedi kebakaran yang tercatat dalam sejarah ini tidak hanya mengajarkan pentingnya mitigasi risiko tetapi juga menekankan perlunya upaya kolektif untuk menghadapi dampak perubahan iklim.
Dengan langkah yang lebih terarah, diharapkan bencana serupa dapat diminimalkan di masa depan. (imbc/Theo; sumber dilah: CNN/NBC)