IMBCNEW Pasaman | – Tugu Pahlawan Ahmad Karim yang terletak di Kampung Landu, Jorong Parik Lubang, Nagari Ladang Panjang Barat, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat kini mulai terlupakan. Keprihatinan muncul dari kalangan pemuda setempat terkait kondisinya.
Tugu yang didirikan pada tahun 1978 ini sebelumnya dibangun untuk mengenang perjuangan Ahmad Karim pada tahun 1966. Namun, kini kondisi tugu dan monumen tersebut sangat memprihatinkan, tidak terawat, dan tidak banyak masyarakat yang tahu akan sejarahnya.
Salah seorang pemuda setempat, Revan, pada Kamis mengungkapkan rasa prihatin terhadap kondisi tugu yang terlantar tersebut. “Kami sangat prihatin dengan kondisinya yang tidak terawat. Lebih prihatin lagi banyak warga yang tidak tahu sejarahnya. Apalagi di hari pahlawan ini,” ujarnya.
Revan juga mengharapkan pemerintah untuk lebih memperhatikan dan merekonstruksi tugu serta monumen tersebut agar bisa lebih terawat dan menjadi monumen yang dapat dikenang oleh generasi mendatang.
“Tugu dan monumen ini seharusnya bisa menjadi simbol yang dapat dikenang generasi sekarang. Mudah-mudahan pemerintah dapat tergerak dan memperhatikan,” tambahnya.
Seorang warga yang setiap hari melewati lokasi tugu juga mengakui bahwa kondisi tugu tersebut sudah sangat memprihatinkan. Sebelumnya, Wakil Bupati Pasaman, Sabar AS, sempat mengarahkan untuk mengusulkan perbaikan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) di Kecamatan Tigo Nagari pada tahun 2021.
“Insya Allah, akan diperbaiki. Coba diusulkan pembangunan-nya melalui musrenbang kecamatan,” kata Sabar AS.
Beni Utama, Bupati Pasaman, juga menyatakan pentingnya perawatan terhadap tugu tersebut. “Harus ada perawatan, itu penting,” ungkapnya. Namun, hingga kini belum ada tindakan nyata untuk renovasi tugu tersebut.
Revan, yang juga merupakan bagian dari pemuda Nagari Ladang Panjang Barat, menekankan pentingnya revitalisasi kawasan tugu tersebut.
“Tugu pahlawan ini mau tidak mau harus direvitalisasi kawasannya. Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Itu kan pertanda simbolik, banyak cerita di baliknya, namanya citra kepahlawan,” ujarnya.
Sebagai pemuda setempat, Revan berharap agar tugu tersebut direnovasi dan akses menuju lokasi tugu juga diperbaiki. Ia mengingatkan kembali pesan Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, yang mengucapkan semboyan “Jangan lupakan jas merah” pada pidatonya yang terakhir pada 17 Agustus 1966, yang berarti “Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”.
Dengan renovasi dan perhatian yang lebih, diharapkan Tugu Pahlawan Ahmad Karim dapat menjadi simbol perjuangan yang lebih dikenang oleh masyarakat dan generasi mendatang.
imbcnews/aa/diolah/