IMBCNEWS Jakarta | SD Islam Al Azhar 8 Kembangan Jakarta Barat akhir pekan lalu menyelenggarakan Workshop “Public Speaking” dan “Creative Writing” bagi kalangan guru dan tenaga kependidikan di lingkungan sekolah itu dengan menampilkan narasumber wartawan senior Aat Surya Safaat dan Deni Muliya Barus.
“Workshop ini akan menjadikan guru lebih profesional. Guru tidak hanya mengajar tetapi juga harus menjadi komunikator yang efektif, sebab mereka juga banyak berinteraksi dengan orangtua murid dan pihak terkait lainnya,” kata Kepala Sekolah SD Islam Al Azhar 8 Kembangan, Ina Yurina Rahmawati, S.Ag saat membuka workshop tersebut pada 7 Desember 2024.
Pimpinan salah satu sekolah dasar swasta terkemuka di Jakarta dengan tagline “Beradab dan Berkemajuan” itu lebih lanjut mengharapkan agar para peserta workshop dapat menerapkan kemampuan “public speaking” dan “creative writing” dengan baik dalam kegiatan belajar-mengajar keseharian.
Pada kesempatan yang sama, pemateri pertama Aat Surya Safaat menekankan arti pentingnya “public speaking” untuk tujuan menyampaikan informasi kepada audiens atau publik, “menghibur” audiens, dan mempengaruhi audiens.
“Tidak ada orang yang lahir kemudian menjadi pembicara yang handal. Untuk berbicara secara efektif, orang tidak hanya membutuhkan sekedar bakat, tapi lebih dari itu adalah pengetahuan dan latihan,” kata Kepala Biro Kantor Berita Antara New York periode 1993-1998 yang juga pernah menjadi Direktur Pemberitaan Antara tahun 2016 itu.
Peraih Anugerah “Press Card Number One” (PCNO) yang sudah lebih dari 10 tahun menjadi Asesor Uji Kompetensi Wartawan Persatuan Wartawan Indonesia (UKW-PWI) itu juga mengemukakan tips untuk merebut atensi (perhatian) audiens.
Tips dimaksud, menurut Penasehat Forum Akademisi Indonesia (FAI) itu adalah berbusana yang sesuai, datang tepat waktu, menggunakan alat audio visual serta mengemukakan sasaran dan tujuan serta manfaat yang akan diperoleh audiens.
“Intinya, orang yang maju ke podium dengan penuh persiapan, maka dia akan turun dari podium dengan penuh penghormatan,” kata wartawan senior pada workshop yang dihadiri 70 peserta itu.
Sementara itu pemateri kedua, wartawan senior Deni Muliya menekankan arti pentingnya budaya dan tradisi menulis, bukan hanya di jurnal-jurnal ilmiah, tetapi juga di media massa dalam bentuk tulisan ilmiah populer berupa artikel opini.
“Kali ini kita bahas cara menulis karya ilmiah populer berupa artikel opini. Lalu kita bandingkan dengan cara menulis berita di media baru online yang turunannya ke media sosial. Tapi kita juga perlu membahas pentingnya Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan sebagai salah satu referensi untuk memperoleh informasi yang cepat dan variatif,” katanya.
Redaktur (Editor) Media Online Kompas TV itu juga mengingatkan perlunya banyak membaca agar ada banyak bahan untuk ditulis, sebab membaca sama pentingnya dengan menulis. Bahkan, lanjutnya, Allah SWT memberikan wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW berupa adanya kewajiban membaca (Iqro).
“Kita bisa memaknai iqro ini dengan meriset informasi atau berita, termasuk membaca ilmu dan pengetahuan,” katanya dalam workshop dengan moderator Enden Daenuri, M.Pd yang juga Wakil Kepala Sekolah SD Islam Al Azhar 8 Kembangan Jakarta Barat itu.
imbcnews/sumber diola/