Anwar abbas
IMBC News | Amerika Serikat (AS) merupakan negara paling terdepan di dunia ini yang tidak bisa dipercaya karena sikap dan tindakannya yang tidak konsisten tentang hal-hal yang terkait dengan nilai-nilai perikemanusiaan dan perikeadilan. Semestinya kalau dia menjunjung tinggi nilai-nilai universal tersebut maka dia harus konsisten dengan sikap dan pandangannya itu.
Tetapi yang kita lihat malah sebaliknya karena dia menilai dan mengukur sesuatu itu baik atau tidak adalah dari sisi kepentingan dirinya dan sekutu-sekutunya. Jika hal itu menguntungkan dirinya dan sekutu-sekutunya maka dia dukung tapi kalau tidak maka dia injak. Sebagai contoh dia memasukkan Brunei Darussalam ke dalam daftar hitam “tingkat 3” negara-negara yang tidak berbuat cukup dalam melawan perdagangan manusia.
Jika seandainya Brunei Darussalam memang melakukan hal demikian maka kita setuju amerika serikat bersikap demikian. Tetapi pertanyaannya apakah Amerika serikat konsisten dengan sikap dan pandangannya tersebut ? Inilah yang menjadi pertanyaan besar. Kita setuju untuk mencela dan mengutuk praktek perdagangan manusia karena hal demikian sudah jelas merendahkan harkat dan martabat manusia.
Tapi bagaimana halnya jika ada satu negara di dunia ini yang tidak melakukan perdagangan manusia tapi melakukan ethnic cleansing dan genosida? Apakah amerika serikat akan mengutuknya? Tentu pasti dia akan mengutuk dan mem-blacklist negara tersebut.
Tetapi bagaimana data dan faktanya? Seluruh negara di dunia sudah tahu bahwa Israel sejak oktober 2023 sampai dengan sekarang sudah membunuh lebih dari 36.171 rakyat Palestina di Jalur Gaza dan 519 korban jiwa lainnya di Tepi Barat.
Dari peristiwa itu jumlah anak yang menjadi korban tewas akibat kebiadaban israel tersebut sudah mencapai lebih dari 15.162 orang, dari kalangan perempuan sudah mencapai 10.018 orang dan yang dinyatakan hilang sekitar 7.000 orang.
Pertanyaannya kurang biadab apa tindakan israel ini. Tetapi faktanya kita lihat jangankan amerika serikat akan mengutuk dan memblack list negara israel tersebut malah amerika membela dan membantu tindakan dari negara zionis itu mati-matian.
Jadi dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa Amerika Serikat merupakan negara maju yang tidak menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan dalam arti yang sesungguhnya. Bahkan bisa dikatakan amerika serikat adalah biang kerok dari banyak praktek yang tidak berperikemanusiaan dan berperikeadilan yang terjadi di berbagai belahan dunia ini.
Lalu apakah kita akan masih percaya kepada negara yang bersikap dan berbuat seperti itu? Hanya orang yang buta mata dan buta hatinyalah yang masih bisa mempercayainya.
Penulis adalah Wakil Ketua Umum MUI sekaligus pengamat sosial ekonomi dan keagamaan