Jakarta-IMBCNews – Pendekatan berbasis cerita, aksi komunitas, dan komunikasi publik bisa berkontribusi terhadap transformasi sosial. Demikian Country Director Purpose, Longgena Ginting dalam acara ‘Dari Narasi Menjadi Aksi-Cerita untuk Cipta’ di Jakarta.
“Kami ingin menunjukkan bagaimana pendekatan berbasis cerita, aksi komunitas, dan komunikasi publik bisa berkontribusi terhadap transformasi sosial,” kata Longgena Ginting, Selasa (3/6/2025).
Karena itu, Longgena menekankan ruang bersama di tengah masyarakat sangat dibutuhkan. Gerakan atau cerita inspiratif harus dibangun dengan semangat menumbuhkan masyarkat.
Purpose menjadi organisasi yang membangun gerakan menggunakan komunikasi strategis. Tujuannya, mengubah narasi dan menginspirasi aksi dari masyarakat, pemerintah, dan industri.
“Kami percaya perubahan dalam aksi akan datang dari masyarakat dengan cara mereka sendiri bila hati dan pikiran mereka selaras dengan perubahan yang diinginkan,” tutur Longgena.
Sejak 2020, Purpose menggandeng 100 mitra membangun gerakan sosial dan lingkungan. Berbagai isu pernah diangkat.
“Ada kesehatan publik, keadilan iklim, demokrasi, sampai toleransi beragama. Di tengah dinamika yang ada, kami belajar untuk konsisten bahwa narasi dan cerita berakar pada pengalaman masyarakat itu memiliki kekuatan besar untuk mendorong perubahan struktural,” ungkapnya.
Longgena mengatakan transformasi datang dari semangat kolaborasi dan memulainya bisa beragam. Mulai dari berbagai pengalaman, strategi, hingga kegagalan.
Hal itu dipercaya memperkuat gerakan kolektif sosial masyarakat. “Karena kami percaya dampak yang paling bermakna adalah dampak yang dibangun bersama,” tutur mantan Kepala Greenpeace Indonesia dan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) ini.
Ia berharap acara Dari Narasi Menjadi Aksi-Cerita untuk Cipta ini menjadi pintu membangun transformasi sosial. Ia berharap masyarakat bisa membangun koneksi, menyerap inspirasi, dan bergerak bersama demi tujuan kehidupan sosial lebih baik.
Acara diisi dengan sejumlah panel diskusi. Mulai dari Komunikasi Publik sebagai Pilar Demokrasi dan Perubahan Sosial di Indonesia, Komunikasi Strategis di Era Digital, Menggerakkan Perubahan, Narasi Berdampak, Cerita yang Menggerakkan, dan Membingkai Nilai dalam Narasi Efektif untuk Advokasi Sosial dan Lingkungan Mini Workshop.
Pada sesi Komunikasi Publik sebagai Pilar Demokrasi dan Perubahan Sosial di Indonesia, Aktor Nicholas Saputra memberikan pandangan terkait era disrupsi informasi. Nicholas mengatakan masyarakat hari ini harus lebih jeli mengelola banyaknya informasi yang bertebaran di publik.
“Mengelola informasi adalah bagian penting saat ini di tengah banyak disrupsi, kita dituntut lebih jeli di era teknologi. Kita Indonesia ini unik, maka kita harus mampu mengatasi banjirnya informasi,” ujar Nicholas Saputra. (*)