Jakarta-IMBCNews – Institut Kesenian Jakarta yang lebih popular dengan nama IKJ, bekerjasama dengan Komunitas Cinta Film Indonesia, Inklusi Film Indonesia mengadakan kegiatan “Seni untuk membangun Motivasi secara Inklusi jilid II (Film, Musik dan Media).
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini di fasilitasi oleh Kemendikbudristek – Direktorat perfilman, Musik, dan Media sudah yang kedua kalinya, dimana di tahun 2023 juga di adakan dengan tema yang sama, namun dengan materi yang berbeda.
Rektor IKJ Dr Indah Tjahyawulan, M.Sn menyampaikan bahwa pihaknya sangat memperhatikan konsep inklusi. “Seni, baik sebagai disiplin ilmu maupun praktiknya, dapat membantu masyarakat,untuk meningkatkan rasa berarti dan kebahagiaan secara sosial, ekonomi, dan individu,” terang Indah Tjahyawulan saat membuka kegiatan tersebut.
Menurutnya, setiap orang berhak atas akses dan penggunaan seni. “Sesuai dengan misi IKJ 2024, dengan tema Dies Natalis IKJ 2024 yaitu ‘Sudut Pandang yang bertumbuh: Kreativitas Tak Berbatas secara inklusif,” ungkap Indah.
Dikatakan, masyarakat secara inklusif juga membutuhkan perasaan memiliki dan dimiliki, rasa aman, dan rasa berarti bagi orang lain, membangun hubungan dan membangun keterlibatan dengan orang lain ketika mereka merasa bagian (sense of belonging) berpartisipasi, berkontribusi, bertanggung jawab, dan bekerja sama tanpa diskriminasi.
Sementara Ketua Komnas Nasional Disabilitas ( KND) Dr. Dante Rigmalia, M.Pd menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat baik yang terus berkelanjutkan oleh Inklusi Film Indonesia bekerjasama dengan IKJ.
Kegiatan yang bertujuan untuk menunjukkan penghargaan kepada masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus, termasuk mereka yang memiliki disabilitas dengan memperhatikan bakat artistik terpendam yang sebenarnya ada dalam diri setiap orang.
“Agar dapat memiliki pengetahuan yang memadai tentang apakah itu seni, drama, film, musik, dan media seni lainnya,” ujar Dante.
“Penyandang disabilitas juga punya bakat, talenta, motivasi yang berdampak untuk menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan bebas dari diskriminasi,” ujarnya lagi.
Kegiatan PKM yang berlangsung 18-19 September 2024 rencananya akan di buka oleh Ahmad Mahendra, sebagai Direktur perfilman, music dan media, namun yang bersangkutan berhalangan, dan wakilkan oleh Pamong Budaya, Ibu Marlina Yulianty.
Narasumber oleh para Dosen tetap IKJ. Materi yang disampaikan adalah semua bidang seni, yang mencakup bidang Seni Rupa, Film, dan Televisi; Seni Pertunjukan, yang mencakup penciptaan seni melalui praktik artistik; dan Kajian Seni.
Kegiatan akademik “Pengabdian kepada Masyarakat” melibatkan pemanfaatan, pendayagunaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, pengembangan industri, jasa, dan wilayah sebuah upaya meningkatkan kesejahteraan Masyarakat dan meningkatkan kehidupan bangsa, dengan tujuan Membangun masyarakat inklusif melalui film, musik, dan media seni lainnya.
Kegiatan dilangsungkan secara hybrid (luring dan daring) di ruang rapat IKJ dimulai pada pukul 09.00 sd 15.00 WIB, dengan narasumber adalah dosen tetap Institut Kesenian Jakarta – IKJ yang telah berpengalaman selama bertahun-tahun dalam bidang Seni spt ;
1. Riri Reza MA,
2. Nan T Achnas, P.hD,
3. Dr. Rina Harahap,M.Sn,
4. Dr. Armantono,M.Sn,
5. Subagio,M.Sn,
6. Dr. Suzen H R Lumban Tobing,S.Sn, M.Hum,
7. Bintang Doeana, M.Sn.
8. Dr. Iwan Gunawan, S.Sn, M.Si,
9. 9.Dr. Sri Fariyanti Pane, M.Sn,
10. Anusirwan, M.Sn,
11. Zamilia, S.Sn, M.Si,
12. Dr. Tri Aru Wiratno, S.Sn, M.Si,
13. Subadi, M.Sn,
14. Dr.Dra. Ika Yuni Purnama, M.Hum,
15. Edi Susanto, M.Sn,
16. Cerman Simamora, M.Sn,
17. 17.Arryadianta, M.Sn,
18. Lili Wijayanti, M.Sn,
19. Boedhatmaka Darsono, M.Sn,
20. Walid S. Basmalah, M.Sn,
21. Hanny Herlina, M. Sn,
22. Rasuardie, S.E, M.Sn,
23. Anda Muhlisiun, M. Sn,
24. Teuku Syahnureza, M. Sn ,
25. Tri Wahyuni Hidayati,M.Sn.
Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari ini di pandu oleh Budi Sumarno yang juga sebagai founder Inklusi Film Indonesia, mengatakan materi yang sudah mulai merujuk kepada bagaimana membangun ruang dan kegiatan berkesenian yang inklusif ini di mana setiap paparan dari
Para dosen tetap yang menjadi narasumber tersebut di kupas, setiap materinya menjadi menarik berkaitan dengan Inklusifitas dan keterhugungan materi tersebut, zoom ini di ikuti dari berbagai masyarakat Umum akademisi, siswa, mahasiswa, guru, serta Disabilitas dan komunitas dari berbagai daerah, seperti Banda Aceh, Manado, Bali, Lumajang, Cimahi, Gorontalo , Bandung, Solo dan banyak lagi, bahkan dari Komunitas Cinta Film Indonesia di New York.
Sebagai pengabdian kepada masyarakat, kegiatan ini di peruntukkan bagi Masyarakat umum secara inklusif yang tertarik terhadap bidang seni agar bias berkontribusi dalam bidang keilmuan seni( Film, Musik, dan media), PKM ini diharapkan dapat berlanjut dengan pelatihan kapasitas yang lebih terfokus dan berkesinambungan di daerah lainnya.
Membangun ruang Seni yang inklusif tidak akan terjadi tanpa ada turut campur pemerintah sebagai stakeholder yang mensupport kebijakan, ruang serta melakukan sebuah FGD ( Forum Group Diskcusion ) untuk membuat sebuah panduan atau Tool kits Seni yang inkusif, dengan melibatkan, akademisi, Pegiat disabilitas, disabilitas, serta pemerintah.
“Berikan ruang, akses, kesetaraan tanpa diskriminatif, bukan belas kasihan”, sebuah ungkapan penutup dari Budi Sumarno sebagai moderator.(*)