IMBCNEWS | Jakarta, Pemerintah Indonesia perlu hat-hati dalam menanggapi kebijakan Pemerintah Malaysia dalam melonggarkan aturan rekruitmen Tenaga Kerja, utamanya Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Perlindungan terhadap TKI atau yang juga sering disebut Pekerja Migrand Indonesia (PMI) baik sebagai Asisten Pembantu Rumah Tangga atau pekerja kasar, sektor bangunan, pabrik dan di sektor perkebunan, menjadi hal penting dan utama untuk terus dilakukan kajian, kata Jend. Pur. Ronny F Sompie, Analis Keimigrasian Ahli Utama, di Jakarta, Jumat.
Ronny yang juga mantan Dirjen Imigrasi itu sangat menaruh perhatian terhadap upaya Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Oleh karenaya, saat ada debirokratisasi kebijakan dari Pemerintah Malaysia, utamanya dalam perekrutan tenaga kerja Indonesia, hendaknya semua pihak untuk lebih hati-hati meresponya karena punya potensi besar untuk terjadinya penyalahgunaan, penyimpangan para agen, dan mafia tenaga kerja.
Menurut Ronny, Pemerintah Negara Malaysia mengeluarkan aturan baru yang cukup longgar tetapi punya kerentanan terhadap PMI. Namun ia juga bertanya, apakah kebijakan yang longgar itu ada kaitannya dengan sikap Pemerintah Indonesia yg diwakili oleh Menaker, Menlu dan Kepala BP2MI utk mengirim calon PMI ke Malaysia dengan pola G to G atau ada maksud dan tujuan baik yang ingin memberikan solusi terbaik bagi calon PMI yg datang secara ilegal di Malaysia ? Ronny belum punya info kuat, namun sebagai seorang yang banyak mengerti tentang “lika-liku pelanggaran PMI, mengingatkan Pemerintah dan semua pihakyang terkait, agar lebih hati-hati.
“jangan sampai merespon kebijakan itu berlebihan sehingga mengorbankan keselamatan anak bangsa,” kata Ronny menegaskan.
Pada kesempatab itu Ronny mengutip kebijakan Pemerintah Malaysia dalam rekruitmen tenaga kerja antara lain sebagai brikut:
Pengambilan pekerja asing tanpa izin (PATI) yang sedia berada dalam negara sebagai pembantu rumah, menjadi sektor baharu dibenarkan dalam Program Rekalibrasi Tenaga Kerja (RTK) 2.0, yang akan dibuka semula 27 Januari ini.
Ia menjadikan keseluruhan lapan sektor dibenarkan dalam lanjutan program itu yang akan berakhir pada 31 Disember 2023. Tujuh sektor lain ialah perkilangan, pembinaan, perlombongan, kuari, pengawal keselamatan, perkhidmatan, pertanian dan perladangan.
Atas petkan itu, sekali lagi agar ditanggapi secara arif. Jangan sampai aturan tersebut merupakan jebakan yang bakal merugikan bagi calon PMI yg datang secara ilegal (tanpa Visa utk bekerja) ke Malaysia.
“Saya mengajak kawan-kawan di jajaran Imigrasi berkolaborasi dengan K / L terkait khususnya dari Kemnaker, Kemlu dan BP2MI yang berkompeten dalam memberikan Pelindungan PMI untuk berkenan memberikan perhatian kita bersama serta menelaah dan mencermati aturan baru yg dikeluarkan oleh Pemerintah Malaysia yang mulai berlaku pada 27 Januari 2023.”
Tentunya, kata Ronny F Sompie, bagi kawan-kawan di jajaran Imigrasi perlu melihatnya dalam kacamata pelaksanaan TUSI KEIMIGRASIAN berdasarkan UU No. 6 tahun 2011 dalam rangka melaksanakan NAWACITA untuk memberikan Pelindungan terhadap PMI sesuai UU No 18 Tahun 2017 tentng Pelindungan Migran Indonesia.
Sebelumnya web Malaysia memberitakan, Pengambilan pekerja asing tanpa izin (PATI) yang sedia berada dalam negara sebagai pembantu rumah, menjadi sektor baharu dibenarkan dalam Program Rekalibrasi Tenaga Kerja (RTK) 2.0, yang akan dibuka semula 27 Januari ini.
Ia menjadikan keseluruhan lapan sektor dibenarkan dalam lanjutan program itu yang akan berakhir pada 31 Disember 2023. Tujuh sektor lain ialah perkilangan, pembinaan, perlombongan, kuari, pengawal keselamatan, perkhidmatan, pertanian dan perladangan.
Tawaran rekalibrasi membabitkan lapan sektor itu terbuka kepada semua pekerja asing yang tiada dokumen lengkap termasuk PATI yang langsung tiada dokumen. RTK 2.0 mengenakan syarat lebih fleksibel, namun tidak mengetepikan elemen keselamatan dalam negara.
Pada 10 Januari lalu, Menteri Dalam Negeri, Datuk Seri Saifuddin Nasution Ismail dilaporkan berkata, kerajaan bersetuju sektor perkhidmatan khususnya pembantu rumah yang tinggal di Malaysia melebihi tempoh ditetapkan, boleh disambung pas kerja mereka untuk terus berkhidmat melalui RTK 2.0.
Disyorkan Untuk Anda
imbcnews/***