BUKITTINGGI – Sampah masih menjadi masalah serius bagi pemerintah dan masyarakat Kota Bukittinggi. Pengelolaan sampah yang belum optimal dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya terbatasnya infrastruktur yang mendukung pengolahan sampah dengan efektif.
Hal tersebut terungkap dalam kunjungan kerja Komisi III DPRD Bukittinggi yang dipimpin oleh Ketua Komisi, Dedi Chandra, SH, bersama Wakil Ketua Komisi III, Yundri Refno Putra, ST, Sekretaris Komisi III, Neni Anita, SH, serta anggota komisi lainnya ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bukittinggi pada Jumat (24/1/2025).
Bukittinggi dengan luas kota hanya 25 kilometer persegi dengan populasi terpadat kedua setelah kota Padang. Menurut data yang disampaikan, Kota Bukittinggi menghasilkan sampah sebanyak 95 hingga 105 ton per hari.
Pemerintah Kota Bukittinggi melihat kondisi ini sebagai tantangan sekaligus peluang untuk melakukan pengolahan sampah dengan lebih baik.
Untuk itu, Pemkot yang mendapatkan bantuan dari BKK sebesar Rp.11 miliar untuk bangunan dan menghadirkan mesin pengolah sampah otomatis TPST Thermal Pirolisis dari PT. Indopower Internasional, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi pengolahan sampah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Bukittinggi, Rahmat AE, mengatakan bahwa saat ini mesin pengolah sampah tersebut tengah menjalani uji coba dan diharapkan dapat beroperasi penuh pada awal bulan depan.
“Mesin ini menggunakan teknologi mekanisasi pengolahan sampah dengan metode ‘one day process’. Semua mesin pengolah dan alat pemilah sampah otomatis ini juga telah memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),” ujar Rahmat AE yang didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bukittinggi, Aldi Asnur.
Mesin ini dapat mengolah sampah rumah tangga yang masih bercampur. Sampah akan dipisahkan antara organik dan anorganik secara otomatis. Sampah yang dapat didaur ulang, seperti botol plastik, akan disisihkan, sedangkan sisa sampah lainnya akan dipilah kembali oleh mesin.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bukittinggi, Aldi Asnur, menambahkan bahwa dengan adanya mesin pengolah sampah ini, diharapkan kapasitas pengolahan sampah dapat meningkat secara signifikan dan mampu mereduksi berkisar 60 hingga 90 persen sampah yang tidak lagi dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Aldi Asnur juga berharap, dengan adanya teknologi ini, Kota Bukittinggi dapat mengatasi masalah sampah secara lebih terencana dan berkelanjutan, serta bisa dijadikan contoh bagi kota-kota lain yang menghadapi permasalahan serupa.
Dengan inovasi ini, diharapkan Kota Bukittinggi dapat mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan dan efisien, sekaligus mengurangi ketergantungan pada TPA yang semakin penuh. (**)