IMBCNEWS – Muaragembong – Secara administratif, Kecamatan Muaragembong terdapat beberapa desa yaitu Desa Pantai Bahagia, Desa Harapan Jaya, Desa Pantai Mekar, Desa Pantai Sederhana, dan Desa Jakasakti. Kecamatan Muara Gembong yang berlokasi di Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah yang terkena dampak abrasi.
Terdapat tiga desa yang terancam hilang oleh abrasi yaitu Desa Pantai Bahagia, Pantai Mekar dan Pantai Bakti. Abrasi yang terjadi di Muara Gembong juga diakibatkan oleh konversi hutan mangrove menjadi tambak oleh nelayan sekitar. Potensi bahaya yang terdapat di Kecamatan Muara Gembong tidak hanya dari abrasi, tetapi juga limpasan air dari hulu, karena daerah tersebut merupakan muara Sungai Citarum.
Kecamatan Muara Gembong mempunyai nilai tingkat kesesuaian yang tinggi pada budidaya rumput laut karena termasuk dalam kategori daerah yang bersalinitas tinggi, adanya arus, dan substart yang cukup. Masyarakat Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi memanfaatkannya sebagai tempat budidaya rumput laut spesies Gracilaria sp, yang biasanya dilakukan bersamaan dengan ikan bandeng secara polikultur. Rumput laut jenis ini adalah bahan baku pembuatan agar.
Dari semua kegiatan budidaya yang ada di Kecamatan Muaragembong, Desa Pantai Mekar dan Desa Pantai Sederhana memiliki produksi terbesar dibanding desa yang lain karena adanya pasokan air tawar tanpa batas. Selain budidaya rumput laut, potensi ekosistem mangrove cukup luas dan dapat dijadikan wilayah penyangga untuk mengurangi potensi dampak pemanasan global, abrasi, banjir rob, dan penurunan tanah. Kawasan hutan mangrove di Muaragembong relatif cukup baik dan saat ini ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung.
![](https://imbcnews.com/wp-content/uploads/2024/12/WhatsApp-Image-2024-12-13-at-21.19.50.jpeg)
![](https://imbcnews.com/wp-content/uploads/2024/12/WhatsApp-Image-2024-12-13-at-21.20.22.jpeg)
Hasil studi keanekaragaman hayati mangrove oleh PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field di Kabupaten Bekasi menunjukkan terdapat 33 jenis vegetasi mangrove di Desa Pantai Mekar. Jenis yang mendominasi adalah jenis api-api hitam. Meskipun demikian, upaya pelestarian hutan mangrove di Kabupaten Bekasi tetap dilakukan mengingat tingginya potensi kerusakan.
Pengikisan atau abrasi pesisir pantai Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terus terjadi. Kelompok Relawan Lingkungan Hidup setempat menyebut, luas hutan mangrove di sana terus menyusut. Terkait abrasi Pantai Muaragembong tersebut, pemerintah Kabupaten Bekasi meminimalkan pengikisan garis pantai dari gerusan air laut. Salah satu upaya mengatasinya yaitu dengan menanam pohon mangrove.
Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kerang Dara, sekaligus ketua kelompok Relawan Lingkungan Hidup Abdul Azis mengatakan sudah lebih dari 20 ribuan pohon mangrove ditanam. “Banyak perusahaan, mahasiswa, pelajar, kelompok relawan, kelompok masyarakat, organisasi dan swadaya nelayan lakukan penanaman beberapa jenis mangrove”, ungkap Azis. “Di Muaragembong, terdapat beberapa habitat hewan langka, diantaranya habitat lutung Jawa, kera ekor panjang, serta burung migran,” tambahnya.
Pentingnya Green Belt, Organisasi Masyarakat (Ormas) Gibran Fans Garuda Indonesia (GGI) bersama Non Govermental Organization (NGO) Akar Bhumi berencana akan menanam ribuan pohon mangrove di pesisir Muaragembong. Kegiatan tersebut perlu dilakukan karena pentingnya fungsi mangrove terhadap keberadaan dan kelestarian wilayah, serta merupakan tanggung jawab sosial.
Ketua DPD GGI Kota Bekasi Rochmani menyampaikan bahwa sangat mendukung rencana DPP GGI bersama NGO Akar Bhumi untuk melakukan penanaman pohon mangrove di Desa Poncol, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi.
Rochmani beserta jajaran DPD Kota Bekasi bersama dengan Wakil Ketua Umum DPP GGI Ali Maksum dan jajaran pengurus DPP, NGO Akar Bhumi Rosa Yuliana, mengunjungi beberapa titik lokasi untuk penanaman pohon mangrove di Kampung Poncol Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jum’at (13/12/24). Lokasi tersebut dipilih karena sering terjadi abrasi air laut.
![](https://imbcnews.com/wp-content/uploads/2024/12/Untitled-21.jpg)
“Kami akan lakukan penanaman pohon mangrove di kawasan pantai Muaragembong, selanjutnya akan terus mengawasi, merawat agar tumbuh subur dan tujuan kegiatan ini tercapai,” jelas Bang haji (sapaan akrab) ketua DPD Kota Bekasi.
Lebih lanjut Advokat senior ini mengatakan faktor lain yang patut menjadi perhatian semua adalah merawat dan melindungi area tanaman mangrove serta melakukan pengerukan sampah untuk menghindari banjir rob kerumah-rumah warga.
Tak asal tanam, bibit pohon mangrove ditanam secara tepat dengan jarak yang tidak terlalu jauh sekitar 1,5 hingga 2 meter. Jarak tersebut sangat penting untuk pertumbuhan pohon mangrove lebih besar. Dengan menanam pohon mangrove berarti telah bersedekah Oksigen ½ kg/hari. Manusia dewasa membutuhkan 1 ½ Kg/hari dan mangrove mampu memproduksi 2 kg oksigen/hari. Mangrove juga mampu menyerap karbon 4-5 kali lebih baik dibanding pohon lainnya, oleh karenanya mangrove sekarang masih menjadi pohon primadona dalam menangani perubahan iklim. Blue carbon adalah hal yang ideal untuk saat ini guna memperlambat kerusakan lapisan ozon.
![](https://imbcnews.com/wp-content/uploads/2024/12/Untitled-23.jpg)
Mangrove mempunyai economic value (EV) yang terdiri dari manfaat langsung dari kayu, arang, dan perikanan laut serta manfaat tidak langsung seperti menahan abrasi, pemasok oksigen, dan pencegah pemanasan global. Selain itu, ekosistem mangrove juga berfungsi secara ekologis sebagai sumber plasma nutfah serta sebagai tempat pamijahan, tempat pengasuhan, dan mencari makan bagi beberapa ikan, burung, dan organisme laut.
Diketahui enam tahun lalu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) meluncurkan Ekowisata Mangrove Muara Gembong, Rabu (28/11/2018), di Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Kawasan wisata seluas 3 hektare tersebut memiliki beberapa jenis tanaman mangrove. Di antaranya bakau, api-api, pidada, atep, dan jeruju.
“Saya sangat menyambut baik hutan mangrove dijadikan objek wisata. (Ekowisata Mangrove) pasti mendorong perekonomian di desa dan masyarakat sekitar, supaya hutan juga terpelihara dengan baik,” ujar Emil dalam keterangannya saat itu. (*)
imbcnews