IMBCNEWS Jakata | Rentetan tembakan roket terlihat terjadi di perbatasan Israel-Lebanon pada Rabu pekan ini, ketika front Israel dengan Hizbullah terus memanas. Hizbullah mengeluarkn taktik terbarunya untuk menyerang Israel. Hal itu dilakukan di tengah keterbatasan keterlibatannya dalam mendukung Palestina di Gaza, khususnya pada operasi militer di Lebanon Selatan dan Israel Utara.
Mengutip media Arab, Asharq Al-Awsat, yang dilansir cnbc ind pada Minggu menyebutkan, taktik terbaru Hizbullah ini mewakili sebagian kecil dari persenjataan dan strategi perang. Setidaknya taktik Hizbullah ini menjadi salah satu elemen penting jika cakupan konflik meluas, sehingga menyisakan ruang untuk memberikan efek kejut kepada Israel.
Dalam sebuah pidato baru-baru ini, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah mengumumkan, adanya eskalasi kuantitatif dalam jumlah operasi dan jenis senjata yang digunakan. “Untuk pertama kalinya, pesawat tanpa awak (drone) kamikaze dan rudal ‘Burkan’ dengan berat antara 300 kilogram dan setengah ton telah dikerahkan,” ungkapnya mengutip Asharq Al-Awsat, Minggu.
Menurut sumber yang dekat dengan Hizbullah, rencana dan strategi telah disusun untuk menavigasi pertempuran saat ini, dengan persiapan yang juga sedang dilakukan untuk perang yang komprehensif. Mereka mengaitkan kemungkinan meluasnya perang dengan memburuknya situasi di Gaza.
Dalam konflik yang sedang berlangsung di Lebanon selatan, Hizbullah dan Israel terutama mengandalkan pesawat tak berawak, sebuah faktor yang memainkan peran minimal dalam perang terakhir mereka pada tahun 2006. Selain itu, rudal Burkan yang canggih telah diperkenalkan ke dalam persamaan untuk pertama kalinya.
Riad Kahwaji, yang mengepalai Institute for Near East and Gulf Military Analysis (INEGMA) di Dubai, menunjukkan, Hizbullah telah meluncurkan empat rudal Burkan, yang masing-masing memiliki hulu ledak lebih dari 100 kilogram.
Kahwaji, berbicara kepada Asharq Al-Awsat, menjelaskan, Hizbullah menggunakan pesawat tak berawak bunuh diri untuk melakukan serangan dan spionase, menyoroti bahwa taktik serangan terkoordinasi, yang diluncurkan dari berbagai lini, merupakan pedang bermata dua, yang menciptakan target tambahan bagi Israel.
Menurut Kahwaji, Hizbullah saat ini berusaha untuk bertempur dengan gaya militer konvensional, menempatkannya pada posisi yang tidak menguntungkan karena Israel memiliki keunggulan udara, memungkinkannya untuk memantau pergerakan para operator partai dan meninggalkan korban yang lebih besar di antara para anggotanya.
imbcnews/cnbc/diolah/