Ketua KPU Provinsi Papua Tengah Jennifer Darling Tabuni (depan, empat kiri) usai menerima berkas pengusulan calon independen untuk Pilkada Gubernur Papua Tengah Isaias Douw (depan, lima kiri, bertopi) di Nabire, 14 September 2024 (Foto: Dok. Melkianus Keiya)
IMBCNEWS Nabire | – Sebuah momentum penting tercipta di Papua Tengah ketika Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua Tengah Jennifer Darling Tabuni dengan resmi menerima berkas pengusulan calon independen perorangan atas nama Isaias Douw.
“Berkas pengusulan calon independen untuk Pemilihan Gubernur Papua Tengah atas nama Isaias Douw diterima pada 14 September 2024, dan sesuai prosedur yang berlaku akan segera diproses lebih lanjut oleh KPU RI untuk tahap verifikas,” kata Kepala Suku Besar Meepago, Melkianus Keiya ketika dihubungi per telpon dari Jakarta, Minggu (15/9/2024).
Sebelumnya, KPUD Provinsi Papua Tengah menerima pendaftaran empat pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur Papua Tengah melaui jalur parpol, yakni pada 28-29 Agustus 2024.
Pasangan bakal cagub-cawagub yang mendaftar Pilkada Papua Tengah 2024 itu adalah Meki Fritz Nawipa dan Denias Geley, Natalis Tabuni dan Titus Natkime, John Wempi Wetipo dan Ausilius You, dan Willem Wandik dan Aloysius Giyai.
Kepala Suku Besar Meepago lebih lanjut menjelaskan, di sela penerimaan berkas dari Isias Douw, Ketua KPU Papua Tengah dengan haru menyampaikan pesan singkat.
“Doa adalah kunci. Mari kita semua berdoa sebelum dan sesudah proses ini, karena perjalanan ini belum selesai. Kami akan memastikan berkas ini sampai ke KPU Pusat dalam waktu dekat,” kata Keiya mengutip Ketua KPU Papua Tengah
Ia juga menjelaskan, proses pengusulan Isaias Douw dan pasangannya, Yustus Wonda dari jalur independen perorangan tidak berjalan sendiri. Mereka didukung oleh kepala-kepala suku dari delapan kota dan kabupaten di Provinsi Papua Tengah.
Berkat dukungan para kepala suku, berkas pengajuan calon independen itu akhirnya berhasil diterima. Semua kepala suku telah sepakat untuk mendukung sepenuhnya, sesuai dengan kesepakatan adat yang telah lama mereka pegang teguh.
Sebelumnya, Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Tengah pada 12 September 2024 menerima penyampaian aspirasi dari para kepala suku di Papua Tengah agar Isaias Douw dan Yustus Wonda dapat diakomodir sebagai pasangan bakal calon Gubetnur dan Bakal Calon Wakil Gubernur Papua Tengah melalui jalur independen.
MRP kemudian menyampaikan aspirasi tersebut secara tertulis kepada KPU RI sebagai Lembaga Penyelenggara Pemilihan Serentak Kepala Daerah tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Sistem Noken: Bukan Sekadar Pilihan
Keiya menjelaskan, langkah para kepala suku itu sendiri bukanlah sebuah tantangan bagi para kandidat gubernur yang sudah terdaftar, melainkan sebuah usaha untuk memperjuangkan nilai-nilai solidaritas adat.
Mereka ingin memastikan bahwa nilai-nilai adat dan tradisi tetap terjaga, termasuk pengaturan sistem noken yang diakui dalam Undang-Undang Otonomi Khusus Nomor 21 Tahun 2001. Sistem ini adalah elemen penting dalam tradisi pemilihan di Papua yang mencerminkan cara masyarakat menghormati suara rakyat melalui pendekatan adat.
Sebagai Kepala Suku Besar wilayah Meepago, Keiya memberikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga kelancaran dan keamanan dalam proses pemilihan Gubernur Papua Tengah.
Setiap kandidat, lanjutnya, harus memprioritaskan integritas tinggi, menjaga kejujuran, kebebasan, dan keadilan, sebagaimana diamanatkan dalam UU Pasal 11 Tahun 2015. Ia juga menegaskan bahwa tidak boleh ada provokasi atau kompromi yang dapat mencederai proses demokrasi yang sedang berlangsung.
Sebagai penjaga adat, Keiya mengingatkan bahwa kepala-kepala suku di seluruh Papua Tengah tetap akan berperan sebagai “Bapa” bagi semua kandidat gubernur. Mereka memastikan bahwa setiap kandidat dihargai dengan adil, tanpa memihak pada satu pihak dan menghindari segala bentuk perpecahan.
Di akhir pesannya, Kepala Suku Besar Meepago mengajak seluruh masyarakat Papua Tengah untuk selalu berpegang pada hukum kasih Tuhan Yesus Kristus.
Ia mengutip Injil Matius 22:37-40: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. “Nilai kasih inilah yang seharusnya menjadi fondasi utama dalam menjalani kehidupan di Papua, baik dalam proses politik, adat, maupun interaksi sehari-hari,” tuturnya.
Mantan Bupati Nabire dua periode
Kepala Suku Besar Meepago sebelumnya menjelaskan, Isaias Douw adalah mantan Bupati Nabire dua periode (2010 – 2015 dan 2016 – 2021), sedangkan pasangannya, Yustus Wonda adalah mantan Wakil Bupati Puncak Jaya (periode 2012-2017) mendampingi Bupati Henok Ibo. Sebelumnya ia merupakan PNS di Kabupaten Puncak Jaya.
Isaias saat menjadi Bupati Nabire dipercaya sebagai Ketua Asosiasi Bupati se-Papua Tengah yang dalam tugasnya gencar memperjuangkan terbentuknya pemekaran Provinsi Papua Tengah. Saat ini di provinsi itu terdapat delapan kabupaten, yakni Nabire, Puncak Jaya, Paniai, Mimika, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya, dan Deiyai.
Alumnus S1 FISIP Universitas Cendrawasih (Uncen) Jayapura serta Magister Manajemen Universitas Jaya Baya Jakarta dan Magister Administrasi Publik (MAP) Universitas Negeri Manado itu juga dikenal sebagai tokoh pemersatu masyarakat Nusantara dengan warga pribumi, gunung, dan pesisir Papua.
Selama menjabat sebagai Bupati Nabire selama dua periode, Isaias mendapatkan banyak penghargaan, baik pada level provinsi maupun nasional, antara lain Penghargaan Adat “Aturure” dari masyarakat pesisir dan Kepulauan Nabire pada 2014.
Ia juga mendapatkan penghargaan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Papua atas keberhasilannya memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada 2016.
Selain itu ia menerima penghargaan dari Menteri Keuangan atas keberhasilannya memperoleh predikat WTP dari BPK Provinsi Papua secara berturut-turut pada 2017, 2018, dan 2019, selain juga mendapatkan “Innovative Government Award” dari Kemendagri pada 2019.
imbcnews/diolah/