IMBCNews, Jakarta | Saling tolong untuk tap kartu yang bertarif Rp0, berlangsung damai di atas putaran roda transportasi terintegrasi di wilayah Provinsi Jakarta bernama JakLingko. Siapa pun ia yang memperoleh atau memilih tempat duduk paling dekat jangkauannya dengan mesin elektro untuk tap kartu tarif, harus senang hati membantu mentapkan kartu milik penumpang lainnya.
Pada umumnya, dia yang duduk paling dekat dengan mesin tap, tidak menolak ketika membantu penumpang lain dalam satu angkutan kota ini. Ia membantu dengan mentap kartu tarif saat penumpang lain tersebut naik mau pun turun.
Sudah sama paham, baik di atas JakLingko mau pun Bus TransJakarta bahkan kereta commuterline, tap kartu dua kali, yaitu ketika penumpang naik dan ketika turun. Aturan yang telah diterapkan demikian, boleh dikata tengah berjalan baik dan cenderung tanpa hambatan. Masyarakat pengguna transportasi umum di wilayah Jakarta, sepertinya sudah sangat memahaminya.
Mencermati terjadinya saling bantu ketika mentap kartu tarif di angkutan mikro JakLingko, dengan sendirinya begitu membudaya. Bahkan tumbuh menjadi budaya kebaikan. Terbangunnya budaya ini, walau pun mungkin dipandang oleh orang nilainya sangat kecil, namun bermagnet pada aspek kedamaian antara penumpang, dan pula tanpa berbiaya tinggi.
Suatu budaya yang baik untuk selalu diamalkan, walau hanya bernilai kecil seperti membantu tap kartu di JakLingko misalnya, jika sering atau rutin dilakukan tentu saja akan membawa pengaruh yang besar juga.
Hal tersebut, agaknya, perlu pula didekati melalui sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, terjemahannya kurang-lebih: ”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walau pun itu sedikit (nilainya kecil).”
Ada realitas yang tampak di permukaan, tat kala kita berada di dalam angkutan JakLingko. Selain sisi kenyamanan kendaraan, namun juga terjadi kecenderungan tumbuhnya nilai keikhlasan yang tersemaikan dari sikap tolong-menolong; Terkait dengan tap kartu tarif. Realitas tersebut dapat saja dirasakan oleh siapa pun. Sehingga, sistem yang berlangsung pada JakLingko saat ini, lebih jelas akan adanya pertumbuhan budaya kebaikan di keramaian masyarakat Kota Jakarta.
Perlu diketahui juga agaknya, bahwa cikal bakal angkutan kota JakLingko lahir dari PT JakLingko Indonesia; Antara lain diawali dengan Rapat Terbatas (Ratas) antara Presiden RI Joko Widodo dengan Menteri Perhubungan dan Gubernur DKI Jakarta pada 19 Maret 2019. Rapat Terbatas ini menghasilkan sebuah kesepakatan, pada akhirnya tertuang ke dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 63 Tahun 2020 tentang Penugasan Sistem Integrasi Pembayaran Antarmoda se-Jabodetabek.
Armada JakLingko, pada akhirnya menjadi angkutan lingkungan yang terintergrasi dengan Busway TransJakarta mau pun kereta api commuter line juga LRT. Keberadaan JakLingko dinilai oleh masyarakat pecintanya: memberi layanan transport yang memudahkan, nyaman serta hemat.
Penulis: Asyaro G Kahean