IMBCNEWS | Mantan Presiden Donald Trump berbicara pada saat kampanye di Bandara Regional Waco, 25 Maret 2023, di Waco, Texas. Namun dalam waktu yang tak terlau lama kabar ia akan diadili terus memabahana di berbagai dunia. Begini ceritanya.
Donald Trump diperkirakan akan secara resmi ditahan dan diadili pada Selasa (4/4). Trump akan mencetak sejarah sebagai mantan penghuni Gedung Putih pertama yang akan menghadapi tuntutan pidana.
Dewan juri pengadilan di New York pada Kamis pekan lalu, dilansir VOA AS Indonesia, Minggu memutuskan untuk mendakwa Trump atas tuduhan penberian uang suap kepada bintang porno, Stormy Daniels, terkait kampanye presiden 2016.
Dakwaan yang akan diajukan kepada Trump tetap dirahasiakan, dan tidak jelas kejahatan apa atau jumlah tuduhan pidana yang akan dijatuhkan kepada Trump. Stasiun televisi CNN melaporkan mantan presiden itu didakwa dengan lebih dari 30 perkara.
Dalam sebuah pernyataan, kantor Kejaksaan Distrik Manhattan Alvin Bragg mengatakan, telah menghubungi pengacara Trump “untuk mengoordinasikan penyerahan Trump ke Kantor Kejaksaan Manhattan atas dakwaan Mahkamah Agung.”
Tak Hanya Perkara Suap, Trump Juga Hadapi Serangkaian Investigasi Kriminal. Untuk menyerahkan diri, Trump, yang tinggal di Florida, harus terbang ke New York bersama dengan anggota Paspampres atau Secret Service. Setelah ditahan, Trump akan diambil sidik jarinya dan difoto sebelum dihadirkan ke hadapan hakim. Trump akan dibebaskan tanpa membayar jaminan, tapi harus memberikan komitmen secara tertulis bahwa dia akan hadir dalam persidangan kapan pun diperlukan.
Beberapa media pemberitaan, mengutip sumber tanpa nama, mengatakan Trump berencana untuk terbang ke New York pada Senin (3/4) dan bermalam di Trump Tower sebelum hadir di pengadilan pada Selasa (4/4).
Susan Necheles, seorang pengacara Trump, mengatakan kepada Reuters bahwa mantan presiden itu akan mengaku tidak bersalah.
Saya tidak takut dengan apa yang akan terjadi,” kata Trump dalam email penggalangan dana pada Jumat (31/3).
Tim kampanye Trump menggunakan dakwaan tersebut sebagai upaya untuk menggalang dana, dan mengatakan berhasil meraup lebih dari $4 juta dalam 24 jam pertama setelah dakwaan terhadap suami Melania itu diumumkan.
Trump pada pernyataan yang disebarkan pada Kamis (30/3), membantah melakukan kesalahan dalam kasus tersebut. Ia menyebut dakwaan itu sebagai bagian dari perburuan penyihir yang dipimpin Partai Demokrat untuk menghancurkan gerakan “Make America Great Again”-nya.
“Ini adalah persekusi politik dan Intervensi pemilu pada level tertinggi dalam sejarah,” tulis mantan presiden itu. “Demokrat telah berbohong, menipu, dan mencuri terkait obsesi mereka untuk mencoba ‘Mendapatkan Trump,’ tetapi sekarang mereka melakukan hal yang tidak terpikirkan, mendakwa orang yang sama sekali tidak bersalah dalam tindakan campur tangan pemilu yang terang-terangan.”
Alih-alih menyebut dakwaannya merugikan rencana pencalonannya sebagai presiden AS, Trump justru mengatakan dakwaan itu “akan menjadi bumerang besar-besaran bagi (Presiden) Joe Biden.”
Pekan lalu, Trump memperingatkan di platform media sosialnya tentang “potensi kematian dan kehancuran” jika dia didakwa. Beberapa kritikus mengganggap unggahan Trump tersebut sebagai hasutan untuk melakukan kekerasan.
Seseorang berpose di depan gedung Trump Tower dengan halaman muka sebuat surat kabar yang memuat foto mantan Presiden AS Donald Trump di sampul luar setelah Trump didakwa oleh dewan juri di Manhattan, New York, Jumat 31 Maret 2023.
Dakwaan tersebut, meskipun telah diprediksi sebelumnya, ternyata menimbulnya komentar pro dan kontra di sekitar Washington.
“Keterlaluan,” cuit anggota Kongres dari Partai Republik dan loyalis setia Trump, Jim Jordan.
Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy, menuduh Bragg mempersenjatai sistem peradilan dalam melawan Trump, bersumpah bahwa DPR akan meminta pertanggungjawaban jaksa dan “penyalahgunaan kekuasaannya yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Anggota Partai Republik lainnya yang tidak terlalu dekat dengan Trump juga memandang penuntutan itu bermotivasi politik.
Di sisi lain, reaksi dari Demokrat, sesuai perkiraan, mendukung proses hukum terhadap Trump.
Dalam sebuah pernyataan, mantan ketua DPR dari Partai Demokrat Nancy Pelosi, menulis bahwa dewan juri “telah bertindak berdasarkan fakta dan hukum.”
“Tidak ada yang kebal hukum, dan setiap orang berhak diadili untuk membuktikan tidak bersalah,” tulisnya. “Mudah-mudahan, mantan presiden akan menghormati sistem secara damai, yang memberinya hak itu.”
imbcnews/voa/diolah