Oleh Kadar Santoso
IMBCNews, Jakarta | Sejarah peperangan dan pertempuran masa lampau di dunia mau pun di Nusantara, membuktikan bahwa kekuatan militer (militer strength) tidak selalu identik dengan besarnya daya tempur.
Peristiwa membuktikan; Pertempuran antara Inggris dan Perancis di kita Crecy, di mana pasukan Perancis yang memiliki 4.000 orang pemanah dari Genoa, namun dengan mudah dikalahkan pemanah Inggris yang jauh lebih sedikit karena mampu meluncurkan panah lima kali lebih cepat.
Pertempuran antara Majapahit dengan pasukan Mongol yang memiliki pasukan terkuat di dunia pada zamannya, namun dimenangkan oleh pasukan Raden Wijaya; Sehingga, menyebabkan kebangkrutan dan melemahnya Kekaisaran Mongol.
Dalam buku Firepower Indonesia Studi penilaian tentang kekuatan tempur dan kekuatan nasional bangsa maritim karya Agus Setiadji tertuang, bahwa kekuatan personel dan material ditentukan oleh tingkat kuantitas dan kualitas yang dimiliki. Walau pun memiliki jumlah personel tentara yang banyak, namun bila tidak didukung oleh profesiolisme dan kualitas yang memadai, tidak ada artinya. Kekuatan tempur adalah bagian dari firepower.
Pengertian Firepower menurut Agus Setiadji adalah, kemampuan yang dimiliki personel dan material sebuah organisasi militer, dengan didukung oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan tempur, sebagai kekuatan penyeimbang (balancing power), dalam rangka memenangkan pertempuran.
Banyak teori cara menghitung kekuatan tempur mau pun kekuatan nasional, antaranya adalah Global Firepower (GFP).
GFP adalah sebuah situs yang melaksanakan penilaian kuantitatif kekuatan tempur negara-negara di dunia setiap tahun, menggunakan 50 faktor penilaian antara lain, kondisi geografi, tenaga kerja, anggaran militer, jumlah alutsista strategis, logistik nasional, konsumsi BBM, utang luar negeri serta berbagai faktor lainnya.
Pada buku setebal 251 halaman, terbitan Indotech Dharma Digdaya (2016) ini, Agus Setiadji menyoba menguraikan tentang hasil penilaian dari GFP tersebut, serta merinci hal-hal positif yang menyebabkan kenaikan posisi Indonesia serta upaya yang perlu dilaksanakan untuk lebih meningkatkan firepower.
Pada tahun 2016, GFP menempatkan Indonesia dalam posisi negara dengan firepower terbesar ke 14 dari 126 negara di dunia yang dinilai. Beberapa kriteria yang membuat posisi Indonesia menjadi tinggi dan masuk dalam kelompok 14 besar dunia, antara lain adalah; populasi penduduk urutan keempat, military man power urutan keempat, manpower fit for military service urutan keempat, active military manpower urutan kesepuluh.
Kemudian, jumlah kapal perang utama urutan kesepuluh, jumlah kapal korvet urutan kedelapan, jumlah bandara urutan kesepuluh, total angkatan kerja nasional urutan keempat, jumlah kapal niaga termasuk kapal kargo dan penumpang yang dapat diberdayakan pada masa perang urutan keempat.
Lain itu pada penialaian purchasing power parity urutan kedelapan, panjang garis pantai urutan kedua dan ketersediaan jalur perairan sungai urutan kedelapan.
Menurut Agus Setiadji, penilaian GFP pada satu sisi memberikan gambaran nyata kepada kita, bahwa pada dasarnya firepower suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh besarnya kekuatan militer semata. Akan tetapi juga ada parameter-parameter lain dalam rangka meningkatkan kemampuan pertahanan negara pada masa damai dan perang.
Kendati pun demikian, masing-masing negara perlu melaksanakan kajian secara komprehensif terhadap hasil penilaian GFP; Sehingga dapat menentukan faktor-faktor apa yang harus diperkuat dalam upaya meningkatkan firepower. “Firepower bukanlah harga mati karena setiap tahun, bisa jadi, terjadi perubahan posisi urutan peringkat,” sebut Agus Setiadji di halaman 186.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia harus menempatkan identitas dan jati diri sebagai bangsa maritim, dalam mengembangkan kekuatan tempur, firepower mau pun kekuatan nasionalnya.
“Kekuatan nasional juga harus berlandaskan kondisi geografis negara yang bersangkutan,” demikian Agus Setiadji menulis ketika sebagai Sestama Bakamla RI.***
Data buku:
Judul : Firepower Indonesia, Studi penilaian tentang kekuatan tempur dan kekuatan nasional bangsa maritim
Penulis : Agus Setiadji
Editor : Agus Setiadji
Penerbit : Indotech Dharma Digdaya
Cetakan Pertama, Desember 2016
Tebal (xxvi + 225 hlm)
| Peresensi Kadar Santoso/Redaktur IMBCNews