IMBCNEWS Telaviv/AFP | Seorang pedemo mengenakan kaus dengan gambar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di tengah unjuk rasa di Tel Aviv, Israel, yang mendesak pembebasan warga Israel yang disandera oleh kelompok Hamas Palestina.
Seorang koresponden kantor berita Prancis, AFP, melaporkan para pengunjuk rasa mengheningkan cipta selama satu menit di Lapangan Sandera Tel Aviv untuk menghormati para tawanan yang jenazahnya ditemukan oleh pasukan Israel bulan ini.
Tentara mengatakan pada Jumat (24/5) bahwa pasukan telah mengambil jenazah tiga sandera dalam operasi semalam di Jabalia di Jalur Gaza utara.
Militer Israel dalam pernyataannya, jenazah Chanan Yablonka, Michel Nisenbaum warga Brazil-Israel, dan Orion Hernandez Radoux asal Prancis-Meksiko ditemukan dan keluarga mereka diberitahu setelah identifikasi forensik.
“Dalam beberapa jam lagi, saya akan menguburkan saudara laki-laki saya yang berusia 42 tahun… Saya sudah takut momen ini terjadi,” kata Avivit, saudara perempuan Yablonka, pada unjuk rasa pada Sabtu.
“Saudaraku, aku berjanji akan terus berteriak, mendukung, berjuang dan melakukan segalanya agar semua sandera pulang dengan selamat.
“Mereka harus dikeluarkan dari neraka ini sekarang,” kata Avivit.
Jenazah empat sandera lainnya – Ron Benjamin, Yitzhak Gelerenter, Shani Louk dan Amit Buskila – ditemukan minggu lalu.
Netanyahu Didesak Mundur
Protes lain, yang menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pemilihan umum dini, gelar tak jauh dari demonstrasi pembebasan sandera itu.
Perang terbaru yang meletus di Timur Tengah dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas menyerang Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 orang. Sekitar 100 sandera masih berada di Gaza, termasuk sekitar 30 orang yang menurut tentara tewas.
Israel sejak itu membalas dengan serangan udara dan darat di Gaza yang dikuasai Hamas, yang disetujui kedua belah pihak telah menewaskan sedikitnya 30.000 orang. Israel memanipulasi mayoritas korban tewas adalah bukan warga sipil.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan 35.903 orang tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Namun, kementerian tidak memberi perkiraan berapa banyak korban tewas yang merupakan kombatan. Hampir tiga perempat dari 2,3 juta penduduk Gaza menjadi pengungsi. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hampir seluruh penduduk berisiko mengalami kelaparan.
imbcnews/va/diolah/